dengan narasumber yang sama yaitu pra penelitian dan pasca penelitian dari hasil yang didapat dari wawancara pra penelitian yang dilakukan
kepada guru terkait persiapan hasil belajar dan model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sosiologi siswa selama ini
ternyata masih ada beberapa siswa yang nilainya masih dibawa KKM dan proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini hanya biasa saja
yaitu diskusi kelompok dan presentasi. Lalu kemudian dari hasil wawancara pra penelitian kepada salah satu siswi terkait hasil belajar
dan model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa hasil belajarnya cukup dan model pembelajaran yang dilaksanakan membuat dia
senang-senang saja namun terkadang membuat dia bosan. Itu hasil wawancara sebelum melakukan penelitian.
Dan kemudian wawancara setelah dilakukannya penelitian atau pasca penelitian yang dilakukan kepada guru terkait model
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan hasil belajar dapat disimpulkan bahwa model discovery learning sangat bagus sekali
karena menuntut anak untuk belajar secara aktif dan mandiri dan hasil belajarnya pun lumayan meningkat walau tidak terlalu signifikan.
F. Pembahasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ternyata setelah diperlakukannya model pembelajaran discovery learning hasilnya tidak berpengaruh pada hasil
belajar siswa, ini dibuktikan dengan hasil nilai akhir posttest yang dimana nilai tersebut perbedaan nilai kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak terlalu jauh, peneliti pun amat merasakan tidak sempurnanya proses pembelajaran yang dilakukan pada saat penelitian,
menurut peneliti ada beberapa faktor yang membuat penelitian ini tidak berpengaruh diantaranya yang pertama, kurang tegasnya peneliti yang
pada saat itu bertindak sebagai guru pada saat penelitian, sehingga banyak siswa yang tidak mendengarkan pada saat peneliti memberikan
instruksi. Yang kedua, ketidaksiapan siswa pada saat belajar
menggunakan model pembelajaran discovery learning, ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang kebingungan dengan cara belajar
discovery learning dan banyak siswa yang tidak peduli pada kelompoknya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Yang ketiga
adalah tes pretest dan posstest hanya menggunakan 8 soal pilihan ganda, kesalahan peneliti pada saat uji validitas adalah ketika hasil uji
validitasnya terbukti yang valid 8 soal, peneliti tidak mencoba mengulang kembali uji validitas tersebut. Sehingga tes pretest dan
posttest siswa pada saat itu hanya menggunakan 8 soal, yang menurut peneliti kurang bisa mengukur kemampuan siswa pada hasil belajar
sosiologi.
Pada tahap analisis, berdasarkan hasil koreksi nilai didapat nilai rata-rata pretest untuk kelas kontrol sebesar 50,89 dan kelas eksperimen
sebesar 51,33. Ini menandakan masih lemah nya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan yaitu sosialisasi. Bisa di lihat dari
nilai rata-ratanya hasil pemahamannya pun tidak begitu jauh.
Untuk nilai postest didapat nilai rata-rata dikelas kontrol sebesar 71,8 dan untuk dikelas eksperimen 77,6 dari hasil nilai rata-rata yang
didapat, dapat disimpulkan ada peningkatan dari nilai pretest ke nilai posstest namun bisa dilihat bedanya nilai posstest eksperimen dan
kontrol tidak begitu jauh. Pada saat uji hipotesis uji âtâ pretest diperoleh t
hitung =
t
tabel
maka H
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada pengaruh penerapan discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi. Dan pada
saat pengujian hipotesis untuk postest karena berdistribusi tidak normal, digunakan uji non parametrik yaitu dengan Uji Mann-Whitney Uji
âUâ dan diperoleh hasil U Ukritis yang berarti H diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan tidak ada perbedaan dan pengaruh
penerapan discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi.
Dalam pembelajaran sosiologi menggunakan metode discovery learning melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan para peserta