3
Tabel 1.1 Prosentase Tingkat pengangguran di 6 Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2010
– 2013
Provinsi 2010
2011 2012
2013 Banten
13.9 13.28
10.43 10.43
DKI Jakarta 11.18
10.81 10.3
10.3
Jawa Barat 10.45
9.83 9.43
9.43 Jawa Tengah
6.53 6
5.75 5.75
DI Yogyakarta 5.85
4.72 4.03
4.03 Jawa Timur
4.58 4.17
4.12 4.12
Sumber : BPS, 2012 diolah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa meskipun tingkat pengangguran di 6
Provinsi di Pulau Jawa mengalami tren menurun, namun tingkat pengangguran pada Provinsi Banten terbilang masih cukup tinggi dibandingkan dengan Provinsi
lain yaitu sebesar 10,43 pada tahun 2012. Prosentase tingkat pengangguran di Provinsi Banten apabila dilihat menurut kabupatenkota juga mengalami tren
menurun. Pun begitu, prosentasenya masih cukup besar. PDRB Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator
tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. PDRB merupakan nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai tingkat kegiatan ekonomi
di suatu daerah dalam suatu periode Roby, 2011: 5. Pada kenyataannya, PDRB mempunyai pengaruh terhadap jumlah angkatan kerja yang bekerja dengan asumsi
apabila nilai PDRB suatu wilayah meningkat, maka jumlah output dalam seluruh
4
unit ekonomi di suatu wilayah akan meningkat. Output yang jumlahnya meningkat akan menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan tenaga kerja.
Berikut merupakan perbandingan jumlah nilai PDRB dari 6 Provinsi di Pulau Jawa.
Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut
Provinsi Tahun 2010-2013 Milyar Rupiah Provinsi
2010 2011
2012 2013
Banten 88552
94207 100000
105856
DKI Jakarta 395622
422237 449821
477285 Jawa Barat
322224 343111
364405 386838
Jawa Tengah 186993
198270 210848
223099 DI. Yogyakarta
21044 22132
23309 24567
Jawa Timur 342281
366983 393666
419428 Sumber : BPS, 2012 diolah
Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa PDRB di 6 Provinsi di Pulau Jawa terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2013. Meskipun mengalami tren
meningkat, nilai PDRB di Provinsi Banten adalah yang terendah kedua setelah Provinsi D.I Yogyakarta. Peningkatan nilai PDRB yang terjadi di Provinsi Banten
selaras dengan berkurangnya tingkat pengangguran di Provinsi tersebut, tetapi dengan jumlah PDRB sebesar 10 triliun pada tahun 2013, tingkat pengangguran di
Provinsi Banten masih terbilang cukup tinggi yakni sebesar 10,43 pada tahun 2012.
5
Selain nilai PDRB suatu wilayah, tingkat upah minimum KabupatenKota UMK juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tingkat
pengangguran. Menurut Alghofari 2010 setiap kenaikan tingkat upah akan diikuti oleh turunnya tenaga kerja yang diminta, yang berarti akan menyebabkan
meningkatnya pengangguran. Begitu pula sebaliknya apabila tingkat upah turun maka akan diikuti oleh meningkatnya penyerapan tenaga kerja, sehingga dapat
dikatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap mempunyai hubungan timbal balik dengan tingkat upah. Upah mempunyai pengaruh terhadap jumlah angkatan
kerja yang bekerja. Semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkan, maka biaya produksi juga semakin meningkat. Sehingga dilakukanlah efisiensi oleh
perusahaan dengan cara pengurangan tenaga kerja dan berakibat pada meningkatnya pengangguran. Berikut ini merupakan tingkat UMK di Provinsi
Banten:
6
Tabel 1.3 Perkembangan Upah Minimum KabupatenKota di 6 Provinsi di Pulau Jawa
Tahun 2010-2013 Dalam Ribuan Rupiah
Provinsi Tahun
2010 2011
2012 2013
Banten 955,300
1,000,000 1,042,000
1,170,000
DKI Jakarta 1,118,000
1,290,000 1,529,150
2,200,000 Jawa Barat
671,500 732,000
780,000 850,000
Jawa Tengah 660,000
675,000 765,000
830,000
DI Yogyakarta 745,690
808,000 829,660
947,110 Jawa Timur
630,000 705,000
745,000 866,250
Sumber : BPS, 2012 diolah Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan upah minimum pada
setiap Provinsi di Pulau Jawa. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan pertumbuhan ekonomi
dapat diukur melalui besarnya PDRB di setiap Provinsi. Dengan meningkatnya tingkat upah minimum KabupatenKota akan berdampak pada penyerapan tenaga
kerja dimasa yang akan datang. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan turunnya tingkat pengangguran di Provinsi Banten seperti yang digambarkan tabel 1.1.
Sementara itu pembangunan suatu daerah juga dapat dilihat melalui besaran nilai indeks pembangunan manusia IPM. Tinggi rendahnya nilai IPM
juga menentukan kualitas dari sumber daya manusia di suatu wilayah. Menurut Todaro 1999 dalam jurnal Muhammad Shun 2013, pendidikan memainkan
7
kunci dalam membentuk kemampuan sebuah Negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta
pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan. Berikut ini merupakan tabel perbandingan jumlah indeks pembangunan manusia di 6 Provinsi di Pulau Jawa:
Tabel 1.4 Indeks Pembangunan Manusia di 6 Provinsi di Pulau Jawa 2010-2013
Provinsi Tahun
2010 2011
2012 2013
Banten 70,48
70,95 71,49
71,90
DKI Jakarta 77,6
77,97 78,33
78,59 Jawa Barat
72,29 72,73
73,11 73,58
Jawa Tengah 72,49
72,94 73,36
74,05 Yogyakarta
75,77 76,32
76,75 77,37
Jawa Timur 71,62
72,18 72,83
73,54 Sumber : BPS RI, 2012
Dari tabel 1.8 diatas dapat dilihat bahwa nilai IPM secara keseluruhan mengalami peningkatan di setiap Provinsi di Pulau jawa dari tahun 2010 sampai
2013. Meskipun mengalami tren meningkat, namun nilai indeks pembangunan manusia di Provinsi Banten merupakan yang terendah di antara Provinsi lain di
Pulau Jawa. Hal ini menunjukka bahwa kualitas SDM di Provinsi Banten belum cukup baik. Angka harapan hidup merupakan salah satu komponen untuk
mengukur indeks pembangunan manusia di suatu Negara atau wilayah. Besar nilai angka harapan hidup berpengaruh pada nilai indeks pembangunan manusia dan
8
merepresentasikan keadaan sumber daya manusia yang ada di suatu Negara atau wilayah. Berikut merupakan perbandingan angka harapan hidup pada 6 Provinsi
di Pulau Jawa:
Tabel 1.5 Angka Harapan Hidup di 6 Provinsi di Pulau Jawa 2010-2013
Provinsi Tahun
2010 2011
2012 2013
Dki Jakarta 73.20
73.35 73.49
73.56 Jawa Barat
68.20 68.40
68.60 68.84
Jawa Tengah 71.40
71.55 71.71
71.97 D I Yogyakarta
73.22 73.27
73.33 73.62
Jawa Timur 69.60
69.86 70.09
70.37
Banten 64.90
65.05 65.23