45
Bab 3, Kisah Abu Lahab, Abu Jahal dan Musailamah Al-Kazzab
Namun, Musailamah menanggapi lain ucapan Nabi Muhammad saw. itu. Dia menganggap bahwa Allah swt. telah menyamakan
kedudukan dirinya dengan Nabi Muhamad saw. dalam hal kenabian. Karena itulah Musailamah akhirnya mengaku nabi.
Surat pada Rasulullah saw.
Suatu hari, Musailamah mengirim surat pada Nabi Muhammad saw. Surat itu berbunyi:
Dari Musailamah Rasulullah kepada Muhammad Rasulullah. Kemudian daripada itu, separuh bumi ini buat kami, dan
separuh buat Quraisy, tetapi Quraisy tidak adil, wassalam.
Surat itu dibalas oleh Rasulullah saw. Dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi penyayang.
Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah al-Kazzab, Kemudian daripada itu, bumi ini kepunyaan Allah, yang
dipusakakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik
adalah bagi orang yang bertakwa. Keselamatan bagi orang yang
mengikut petunjuk.
Dalam kitabnya Al Sunan Kitab Al Jihad, Bab Ar Rusul hadits no, 2.380 Abu Daud meriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin
Mas’ud. Ketika menerima dua utusan nabi palsu, Musailamah al- Kazzab,
Rasulullah saw. bertanya kepada mereka: ‘’Apa yang kalian katakan tentang Musailamah? Mereka menjawab, ‘’Kami menerima
pengakuannya sebagai nabi’’. Rasulullah saw. berkata, ‘’Kalau bukan karena utusan tidak boleh dibunuh, sungguh aku akan memenggal
leher kalian berdua.”
Kebohongan Musailamah al-Kazzab
Selama mengaku nabi, Musailamah menyebar banyak berita bohong. Ia berusaha menarik hati kaumnya dengan berbagai ajaran
dan wahyu yang dia karang. Dia menghalalkan yang diharamkan Rasulullah saw. Salat dalam sehari ia ubah hanya menjadi 3 kali. Hal
itu dilakukan agar masyarakat tertarik dengan ajaran Musailamah karena lebih mudah dan ringan daripada ajaran Islam.
Kebohongan lain yang dilakukan Musailamah adalah dia menyebar fitnah bahwa Nabi Muhammad saw. hanya diutus untuk
golongan Quraisy. Jadi, dia menganggap bahwa kaumnya juga pantas mempunyai seorang Rasul dan rasul itu adalah Musailamah al-Kazzab.
Mengarang Wahyu seperti Al-Qur’an
Sebagai seorang penyair, Musailamah pandai merangkai kata. Dia berusaha membuat syair-syair yang mirip dengan Al-Qur’an yang
46
Pendidikan Agama Islam untuk SD kelas 6
diturunkan pada Rasulullah saw. Al-Qur’an karangan musailamah antara lain:
Meniru susunan ayat Surah Al-Q
±
ri’ah.
Artinya: Gajah, apakah gajah itu? Tahukah kamu apakah gajah itu? Gajah itu ialah
binatang yang memiliki ekor yang tebal dan belalai yang panjang, yang demikian itu termasuk ciptaan Tuhan yang langka
Artinya Wahai marmut, wahai marmut. Engkau punya telinga dan dada. Segala
jenismu suka melobangi.
Rasulullah Memerintah Memerangi Musailamah
Ibn Khaldun menjelaskan bahwa sepulangnya Nabi saw. dari Haji Wada’, beliau kemudian jatuh sakit. Mendengar berita sakitnya
Rasulullah, muncullah Al Aswad Al Anasi di Yaman, Musailamah di Yamamah dan Thulaihah bin Khuwailid dari Bani Asad, mereka semua
mengaku nabi.
Rasulullah saw. segera memerintahkan untuk memerangi mereka melalui edaran surat dan utusan-utusan kepada para gubernurnya di
daerah-daerah dengan bantuan orang-orang yang masih setia dalam keislamannya. Rasulullah saw menyuruh mereka semua bersungguh-
sungguh dalam jihad memerangi para nabi palsu itu sehingga Al Aswad dapat ditangkap sebelum beliau wafat.
Menikah dengan Sajah, sesama Nabi Palsu
Pada zaman Musailamah, ada seorang perempuan yang juga mengaku nabi.Dia bernama Sajah dari Bani Tamim. Bahkan,
kumpulannya lebih ramai dari kumpulan Musailamah. Sajah ditaati oleh kaumnya. Melihat itu, Musailamah mengajak Sajah supaya
diadakan pertemuan di antara mereka untuk mengkaji wahyu-wahyu mereka. Sajahpun menerima tawaran itu.
Musailamah lalu membuat suatu tempat untuk pertemuan tersebut dengan bau-bauan yang harum semerbak. Hal itu merupakan cara
Musailamah menarik hati Sajah. Akhirnya, mereka sepakat bahwa wahyu yang mereka terima berasal dari sumber yang sama. Sajah
mengumumkan kepercayaannya kepada Musailamah begitu juga sebaliknya. Mereka mendakwa sama-sama menjalankan tugas
kenabian.
Musailamah mengemukakan hasratnya untuk mengawini Sajah. Musailamah pun mengantar maskawin kepada keluarga Sajah.
Ya wabr, ya wabr. Wa innama anta uzunani was-sadr.wa sairuka hafrun naqar
Gambar 3.5 Musailamah si pembohong
Sumber: dok. penulis
“Alfil, Malfil, Wama adrakamal fil, Alfil lahu zanbun watsil, khurtuhum thowil, inna zalika min khalqi rabbinal qalil”.