Kontrol lokal merupakan sebagian daripada keseluruhan prinsip desain yang harus dilaksanakan. Biasanya merupakan langkah-langkah atau usaha-usaha
yang berbentuk penyeimbang, pemblokan, dan pengelompokan unit-unit eksperimen yang digunakan dalam desain. Jika replikasi dan pengacakan pada
dasarnya memungkinkan berlakunya uji keberartian, maka kontrol menyebabkan desain lebih efisien, yaitu menghasilkan proses pengujian
dengan kuasa yang lebih tinggi.
3.7.5. Rancangan Lingkungan
Pada prinsipnya rancangan lingkungan berguna untuk membagi seluruh satuan percobaan ke dalam kelompok-kelompok sehingga keragaman di dalam
kelompok relatif kecil.Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam atau dapat diseragamkan seperti halnya dalam rumah kaca maka percobaan dapat
dilakukan tanpa pengelompokan.Dalam hal ini pengacakan perlakuan terhadap seluruh satuan percobaan dapat dilaksanakan secara sempurna.Rancangan
lingkungan ini disebut rancangan acak lengkap completely randomized design yang disingkat RAL.
Apabila satuan-satuan percobaan tidak dapat diseragamkan maka pengelompokan harus dilakukan. Berbagai bentuk klasifikasi telah dihasilkan
berdasarkan cara pengelompokannya. Secara garis besar rancangan lingkungan berupa rancangan kelompok lengkap teracak dan rancangan kelompok tak
lengkap. Rancangan kelompok lengkap teracak yang akan dibahas adalah rancangan acak kelompok completely randomized block design yang disingkat
Universitas Sumatera Utara
RAK, dan rancangan bujur sangkar latin latin square design yang disingkat RBSL.
Rancangan kelompok tak lengkap banyak jenisnya, tetapi yang dibahas disini adalah rancangan petak terbagi split plot design yang disingkat RPT.
Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam penelitian ditemui kondisi- kondisi lingkungan dan perlakuan yang menghendaki rancangan percobaan yang
lain, Rancangan yang terbaik dalam situasi tertentu adalah rancangan yang sederhana tetapi dapat memenuhi ketelitian yang dikehendaki.
3.7.6. Rancangan Perlakuan
Rancangan perlakuan terdiri dari langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memilih perlakuan yang akan dicoba dengan mempertimbangkan
karakteristik bahan percobaan dan sumber daya yang akan dikorbankan. Gugus perlakuan-perlakuan yang mempunyai ciri yang sama disebut faktor. Tiap
perlakuan dalam satu faktor disebut taraf level dari faktor tersebut. Suatu perlakuan dapat berupa suatu taraf dart suatu faktor, tetapi dapat pula berupa
kombinasi dari dua faktor atau lebih. Dalam hal yang pertama rancangan perlakuan itu disebut percobaan berfaktor tunggal sedangkan dalam hal kedua
disebut percobaan berfaktor ganda atau percobaan faktorial. Sebagai contoh, perlakuan 40 kg Nha adalah sebuah Perlakuan yang
berupa taraf dari faktor yang diberi nama pupuk N. Sedangkan perlakuan 40 kg Nha dan 20 kg Pha adalah perlakuan yang terdiri dari kombinasi antara salah
satu taraf dari faktor pupuk N dengan salah satu taraf dart faktor pupuk P.
Universitas Sumatera Utara
Taraf dari faktor dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif. Taraf dari faktor pupuk N yang terdiri dari nl= 30 kg Nha, n2 = 40 kg Nha, n3= 50 kg Nha
disebut bersifat kuantitatif sedangkan taraf dari factor varietas padi yang terdiri dart vl= IR-38, v2 = IR-40, v3 = IR-42 disebut bersifat kualitatif.
Pada percobaan faktorial, tiap satuan percobaan mendapat perlakuan kombinasi taraf dari dua faktor atau lebih sehingga pengaruh yang ditimbulkan
oleh setiap faktor terhadap bahan percobaan dapat bersifat bebas dan tidak bebas.Dalam hal yang pertama, kedua factor disebut tak berinteraksi.sedang
dalam hal kedua, kedua faktor disebut berinteraksi. Perlakuan-perlakuan yang dipilih untuk dicoba haruslah perlakuan yang layak dan masuk akal. Pemilihan
perlakuan dalam merancang suatu percobaan harus dilandasi oleh teori yang kokoh sehingga perbedaan pengaruh yang diperoleh akan memberikan hasil yang
berarti
3.7.7. Langkah-langkah Desain Eksperimen