Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

mengambil kadar yang dinginkan dari meja yang telah ditata dalam buku itu. Penulis Quraish Shihab. 2. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah yang membahas tentang Sayyid Quthub sebagai tokoh Dakwah harakah yang mampu merubah dunia dakwah islam di kancah dunia international. Penulis DR A.Ilyas Ismail,MA. 3. Dakwah Kolaboratif Tarmidzi Taher, yang membahas tentang dakwah-dakwah yang dikembang tarmidzi taher melalui metodenya yang multidimensi, sangat menghargai pluralism, dengan pendekatan dialog antar agama, toleran, bersahabat, harmonis dan berkepribadian. Sebagaimana yang ditulis oleh Nurul Badruttamam. Dengan begitu, penulis hendak merangkum gagasan-gagasan yang terserak tentang dakwah dalam sebuah skripsi secara utuh dan konfeherensif dengan judul konsep mau‟izhah hasanah dalam al-Qur‟an Analisa Tafsir dengan Metode Tematik, saya rasa skripsi yang membahas tentang dakwah sudah banyak dalam berbagai bentuk, baik metodologi, maupun macam-macam dakwah, namun sedikit sekali yang membahas tentang tafsir dakwah, konsep dakwah dalam metode tematik. Yakni dakwah dengan menghadirkan tema- tema yang aktual dalam al- Qur‟an seputar dakwah dan yang berkaitan dengannya, bagaimana da‟i, mad‟u dan konsep yang menyentuh hati mau‟izhah hasanah dalam al-Qur‟an. “Di skripsi penulis itulah yang akan dibahas khususnya tentang konsep mauidzah hasanah bahwa konsep mauizah hasanah adalah konsep berdakwah yang menyentuh hati, jauh dari sikap egois, agitasi emosional, dan apologi menurut al-Quran serta para pakar tafsir.

E. Metode Penelitian

Dalam mengupaya menghimpun data, lazimnya karya akademik, penulis menggunakan jenis penelitian library research penelitian kepustakaan, yaitu sebuah penelitian yang menggunakan buku-buku, dokumen, majalah, dan surat kabar sebagai bahan acuan. Sedangkan metode pembahasan yang penulis gunakan, adalah metode deskritptif 16 dan tafsir mawdhu‟i. Metode deskriptif dipakai untuk menghimpun data dan fakta sehingga tergambar unsur-unsur yang membentuk konsep mau‟izhah hasanah dalam al-Qur‟an. Sedangkan metode mawdu‟i digunakan untuk mencari nash-nash al-Qur‟an terkait sehingga diproleh sebuah kesimpulan yang terang bagaimana mau‟izhah hasanah terbentuk. Adapun langkah atau cara kerja tafsir mawdu‟i adalah sebagai berikut: 17 1. Membahas atau menetapkan masalah dalam al-Qur‟an yang akan dikaji secara mawdu‟i. Namun karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penulis mencari garis besarnya saja yang mengenai konsep mau‟izhah hasanah. 2. Mengumpulkan ayat-ayat al-Qur‟an yang terkait 16 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Cet-3, h. 35 17 Al-Hayy al-Farmawy, metode tafsir Mawdhu‟iy, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, cet-2, h. 48