KONSEP MAU’IZHAH HASANAH DALAM AL-QUR’AN PENUTUP
Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat antara lain; 1.
Menurut Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh hasanuddin adalah sebagai berikut:
“al-Mau‟izah hasanah adalah perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasihat dan
menghendaki manfaat kepada me reka atau dengan Qur‟an.”
3
2. Menurut Abd. Hamid al-Bilali al-Mau‟izhah al-Hasanah merupakan
salah satu manhaj metode dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah
lembut agar mereka mau berbuat baik.
4
Menurut beberapa komentar ahli bahasa dan pakar tafsir,
5
beberapa deskripsi pengertian Al-
Mau‟izhah hasanah, adalah sebagai berikut. 1.
Pelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari hal perbuatan melalui tarhib dan targhib dorongan dan motivasi; penjelasan, keterangan,
gaya bahasa. Peringatan, petutur, teladan, pengarahan, dan pencegahan dengan cara halus.
2. Bi al-mau‟izhah al-hasanah adalah melalui pelajaran, keterangan,
petutur, peringatan,
pengarahan dengan
gaya bahasa
yang mengesankan atau menyentuh dan terpatri dalam nurani.
3. Dengan bahasa dan makna simbol, alamat, tanda, janji, penuntun,
petunjuk, dan dalil-dalil yang memuaskan melalui al-qaul al-rafiq ucapan lembut dengan penuh kasih sayang;
4
Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h. 37
5
Abdul Hamid al-Bilali, Fiqh al-Dakwah Fi ingkar al-Mungkar, Kuwait: Dar al- Dakwah, 1989, h.260
6
Dalam kitab-kitab tafsir, antara lain: tafsir Al-Maraghi, At-Tafsir Al-Munir karya muhammad nawawi, tafsir Al-Munir karya wahbah Al-juhaili, dan jalalain. Lihat pula Muhammad
Husain Fadhlullah dalam Uslub Ad- Da‟wah fi Al-Qur‟an metode dakwah dalam Al-Qur‟an.
4. Dengan kelembutan hati menyentuh jiwa dan memperbaiki
peningkatan amal; 5.
Melalui suatu nasihat, bimbingan dan arahan untuk kemaslahatan. Dilakukan dengan baik dan penuh tanggung jawab, akrab dan
komunikatif, mudah dicerna, dan terkesan di hati sanubari mad‟u;
6. Suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang dapat terpatri dalam
kalbu, penuh kelembutan sehingga terkesan dalam jiwa, tidak melalui cara pelarangan dan pencegahan, mengejek, melecehkan, menyudutkan
atau menyalahkan, dapat meluluhkan hati yang keras menjinakkan kalbu yang liar;
7. Dengan tutur kata yang lembut, pelan-pelan bertahap, dan sikap kasih
sayang- dalam konteks dakwah-, dapat membuat seseorang merasa dihargai rasa kemanusiaanya sehingga akan mendapat respon positif
dari mad‟u. Mau‟izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang
mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif wasiyat yang bisa dijadikan
pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia akhirat.
6
Ma u‟izhah hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya adalah
memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat
diterima, berkenan di hati, menyentuh perasaan, lurus pikiran, menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau menyebut kesalahan
7
M.Munir, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006, h. 16
audiens sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek
dakwah. Jadi, dakwah bukan propaganda.
7
Manurut Ali Musthafa Yakub, sebagaimana yang dikutip oleh Samsul Munir Amin menyatakan, bahwa “mau‟izah hasanah adalah ucapan yang
berisi nasihat-nasihat
baik dan
bermanfaat bagi
orang yang
mendengarkannya, atau argumen-argumen yang memuaskan sehingga pihak audiensi dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh subjek
dakwah.” Seorang da‟i sebagai subjek dakwah harus mampu menyesuaikan pesan dakwahnya sesuai dengan tingkat berpikir dan
lingkup pengalaman dari objek dakwahnya, agar tujuan dakwah sebagai ikhtiar untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran islam ke dalam
kehidupan pribadi atau masyarakat dapat terwujud.
8
Dari beberapa definisi diatas, mau‟izah hasanah tersebut bisa di
klasifikasikan dalam beberapa bentuk: a.
Nasihat atau petuah
9
b. Bimbingan, pengajaran pendidikan
c. Kisah-kisah
d. Kabar gembira dan peringatan al-Basyir dan al-Nadzir
e. Wasiat pesan-pesan positif
8
Siti Muriah, Metode Dakwah Kontemporer, Yogyakarta:Mitra Pustaka, 2000, h. 43-44
9
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, h. 100
10
Nasihat biasanya dilakukan oleh orang yang levelnya lebih tinggi kepada yang lebih rendah, baik tingkatan umur, maupun pengaruh, misalnya nasihat orang tua kepada anaknya,
perhatikan QS. Lukman13:13 yang artinya” dan ingatlah ketika lukman berkata kepada anaknya, yaitu memberikan mau‟izhah atau nasihat kepadanya; hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezhaliman yang amat besa”