3. Tentukan lebar kelas c dengan cara membagi jangkaun data r dengan
banyaknya kelas k, yaitu = k
r .
4. Tentukan limit bawah kelas untuk kelas pertama dan kemudian batas bawah
kelasnya. Tambahkan dengan lebar kelas c pada batas bawah kelas untuk memperoleh batas atas kelas pertama tersebut.
5. Daftarkan limit bawah kelas dan batas atas kelas untuk kelas berikutnya
dengan cara menambahkan lebar kelas c pada limit bawah kelas dan batas atas kelas dari kelas sebelumnya.
6. Tentukan nilai tengah kelas untuk masing-masing kelas dengan cara
mengambil nilai rata-rata limit atau batas kelasnya. 7.
Tentukan frekuensi dari masing-masing kelas
3.12. Pengujian Kecocokan Distribusi
16
Untuk mengetahui distribusi sesuai dengan data yang diamati dan juga untuk mengetahui bahwa data tersebut dapat dijamin atau mendekati kebenaran
dengan distribusi populasi yang diasumsikan maka dilakukan uji kecocokan distribusi.
Pengujian kecocokan distribusi dilakukan dengan menggunakan Metode Chi-Square Test untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa data mengikuti
distribusi tertentu.
16
Walpole, Ronald. Pengantar Statistik Edisi 3. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 1992 Hal : 483
Universitas Sumatera Utara
Pengujian hipotesis dengan Chi-Square Test dilakukan dengan perhitungan X
2
:
Dimana : Oi
= frekuensi pengamatan pada kelas ke-i Ei
= frekuensi harapan pada kelas ke-i = Pi x n
Pi = nilai fungsi distribusi kemungkinan yang diuji
N = jumlah pengamatan
17
Statististik tersebut dapat ditunjukksn dengan pendekatan mengikuti distribusi chi –kuadrat dengan v= n – 1 derajat kebebasan, dimana n banyak data
sedangkan untuk data yang terdapat pada kelas digunakan rumus v = k – 1 dimana k = banyak kelas. Hipotesis awal akan diterima jika X
2
X
2
,
k-p-1
dan akan ditolak jika terjadi sebaliknya.
18
Pengujian kecocokan distribusi kecepatan kedatangan mengikuti distribusi poisson dengan probablitas teoritis:
17
Walpole, Ronald. Pengantar Statistik Edisi 3. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 1992 Hal : 326
18
Sudjana, Metode Statistik. Hal : 289
Universitas Sumatera Utara
Sehingga untuk data yang disusun dalam frekuensi histogram probabilitas teoritisnya adalah :
Sedangkan pengujian kecocokan distribusi kecepatan pelayanan mengikuti distribusi eksponential dengan probabilitas teoritis.
3.13. Model Keputusan
19
Pengambilan keputusan menyangkut antrian dapat dilakukan berdasarkan penggunaan model keputusan yang sesuai. Optimasi dari parameter dapat dilihat
dari bermacam-macam cara tergantung dari keinginan pengambil keputusan. Pandangan yang paling umum didasarkan pada keputusan yang meminimumkan
jumlah pelayanan dan antrian per satuan ongkos waktu. Model yang ideal adalah dengan menentukan taksiran terpecaya dari parameter yang diperlukan.
Pada beberapa kasus adalah sukar bahkan tidak mungkin untuk menaksir parameter ongkos terutama menyangkut waktu tunggu. Oleh karena itu dapat
digunakan kriteria optimasi yang lain yang dinamakan dengan model tingkat aspirasi atau Aspiration level.
Pada model keputusan yang menggunakan tingkat aspirasi keputusan dilihat dari sudut pemenuhan tingkat aspirasi tertentu ditetapkan oleh pengambil
keputusan. Tingkat aspirasi ini ditentukan sebagai batas atas terhadap nilai-nilai
19
Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 1995. Hal : 1
Universitas Sumatera Utara
aturan norma yang bertentangan yang oleh pengambil keputusan ingin diseimbangkan.
Dalam model pelayanan ganda terdapat dua ukuran konflik yang menonjol dalam menentukan harga c yang optimum.
Dalam model pelayanan ganda terdapat dua ukuran konflik yang menonjol dalam menentukan harga c yang optimum yaitu :
a. Jumlah rata-rata pelanggan menunggu dalam antrian Lq
b. Persentase waktu pelayanan yang percuma X
Kedua norma atau aturan yang mewakili pandangan dari pelanggan dan pelayan. Jika aspirasi untuk Lq dinyatakan dengan a dan tingkat aspirasi untuk X
dinyatakan dengan b maka : Lq a dan Lq b
Lq dapat diketahui dengan menggunakan rumusan yang terdapat pada teori antrian sedangkan untuk X dilakukan dengan menggunakan perhitungan sebagai
berikut : X = 100 1 - pc b
Daerah yang diperkenankan sekaligus memenuhi syarat yang sudah ditentukan yaitu dengan melokalisir harga a dan b, dapat dilihat pada gambar 3.10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.10. Model Keputusan Dengan Tingkat Aspirasi
a = titik jumlah rata-rata pelanggan yang menunggu dalam antrian tidak
lebih dari 2 orang b
= persentase waktu pelayanan percuma tidak lebih 50 c
= jumlah teller optimal Lq
= jumlah rata-rata pelanggan yang menunggu dalam antrian X
= persentase waktu pelayanan percuma
Daerah c yang diterima b
c a
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. BPD Aceh Tbk, yang terletak di jalan Sisingamangaraja no.51 Penelitian ini dilakukan mulai bulan Febuari 2010.
4.2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif Deskriptif Research, yaitu penelitian yang berusaha untuk
menggambarkan atau memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data.
4.3. Model Antrian