positivity openness, assurance, social networking, sharing tasks, conflict management, advice.
2.2.4 Pengaruh Komunikasi Efektif Terhadap Kebahagiaan Pernikahan Pasangan Suami Istri.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Al Othman 2011 yang meneliti tentang kebahagiaan pasangan di Sharjah Emirate memperoleh hasil bahwa komunikasi
sangat kuat dalam menentukan kebahagiaan pasangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Robert dalam Amato dan Previti, 2003 yang
menunjukkan bahwa secara konsisten permasalahan komunikasi memprediksi ketidakbahagiaan pasangan. Artinya jika dalam suatu kehidupan rumah tangga,
pasangan dapat menjaga komunikasi dengan baik, kebahagiaan pasangan tersebut dapat diperoleh.
Hal ini sejalan dengan pemaparan komunikasi efektif oleh Canary Stafford 2002 yang mengutarakan lima aspek komunikasi efektif dan Canary
Zelley dalam Punyanunt-Carter, 2004 menambahkan dua aspek komunikasi efektif yang dapat memperkuat keromantisan hubungan pernikahan. Lima
diantaranya ialah positivity, openness, assurance, social networking, sharing task. dua starategi lainnya yaitu conflict management dan advice.
2.3 Kecerdasan emosional
2.3.1 Definisi kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk menerima emosi, mengaksesnya ke dalam pikiran, mengunakan emosi tersebut, memahami emosi sendiri dan
orang lain serta mengatur emosi. Mayer Salovey dalam Caruso, 2002
Salovey dan Grewal 2005 menjelaskan kecerdasan emosional menjadikan seseorang mampu memunculkan perasaannya guna mencari sumber
informasi yang dapat digunakan untuk mengendalikan kehidupan sosial.
Menurut Bar-On dalam Batool dan Khalid, 2012 kecerdasan emosi ialah berpusat pada pemahaman yang efektif mengenai diri sendiri dan orang lain,
menjalin hubungan baik dengan orang lain, beradaptasi dan meniru daerah sekitarnya untuk menjalin hubungan yang baiksukses. Fitness dalam Batool dan
Khalid, 2012 kecerdasan emosional itu merupakan hal penting dalam suatu
hubungan pernikahan, khususnya untuk pencapaian kebahagiaan. Goleman 2000 menggambarkan kecerdasan emosional sebagai
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, mengendalikan dorongan hati, dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar
beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Dari uraian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk memahami kondisi emosi, menggunakannya dan mengatur emosi yang dirasakan demi terciptanya suatu hubungan yang baik.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori menurut Mayer Salovey dalam Caruso, 2002, yang
menjelaskan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk menerima emosi, mengaksesnya ke dalam pikiran, menggunakan emosi tersebut, memahami emosi
sendiri dan orang lain serta mengatur emosi. 2.3.2 Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Terdapat empat aspek kecerdasan emosional menurut Caruso 2002:
1. Penerimaan emosi Penerimaan emosi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi kondisi emosi
secara benar yang dimulai dengan adanya kesadaran akan kondisi emosi tersebut. 2. Penggunaan emosi
Penggunaan emosi adalah kemampuan untuk menggunakan emosi yang dialami dengan menggabungkan menyatu-padukan perasaan ke dalam
pikiran. Dalam memperoleh informasi, using digunakan untuk menyelesaikan masalah.
3. Pemahaman emosi Pemahaman emosi adalah kemampuan untuk memahami penyebab-penyebab
munculnya emosi. 4. Pengaturan emosiPengaturan emosi adalah kemampuan untuk mengontrol
dengan baik kondisi emosi sendiri.
Goleman 1998 membagi aspek kecerdasan emosional menjadi lima komponen, yaitu :
1. Mengenali emosi sendiri Kemampuan untuk memahami emosi sendiri merupakan hal yang penting dalam
aspek kecerdasan emosional. Kesadaran emosi dapat memberikan seseorang pandai dalam mengambil keputusan mengenai nila-nilai, tujuan dan misi
hidupnya. 2. Mengelola emosi
Mengelola emosi berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu mengontrol kondisi emosinya dan membantu seseorang dalam menentukan hidupnya.