Analisis Dual Analisis Model Optimalisasi Distribusi Buah Pepaya Bangkok 1. Analisis Primal

57 sebenarnya jarang sekali terjadi penumpukkan stok buah pepaya di gudang. Saat di lapang, dummy destination dapat diartikan sebagai penyusutan yang terjadi atau buah yang dikembalikan oleh konsumen. Selain jumlah alokasi distribusi buah pepaya yang optimal, dalam hasil olahan LINDO juga terdapat nilai reduce cost. Reduce cost merupakan biaya yang muncul ketika variabel keputusan bernilai nol. Nilai reduce cost menggambarkan perubahan nilai pada fungsi tujuan saat variabel keputusan bernilai nol berarti tidak masuk dalam solusi dipaksakan untuk bernilai positif berarti masuk dalam solusi. Reduce cost dapat bernilai positif maupun negatif. Pada kasus model transportasi dengan minimisasi fungsi tujuan, reduce cost yang bernilai positif berarti setiap panambahan jumlah alokasi akan meningkatkan total biaya distribusi. Reduce cost yang bernilai negatif memiliki arti bahwa adanya perbaikan nilai pada fungsi tujuan yang disebabkan adanya penambahan jumlah alokasi distribusi. Tabel 21 . Nilai Reduce Cost pada Komposisi Distribusi Optimal Pepaya Bangkok Daerah Sumber Derah Tujuan K1 K2 K3 K4 Dummy P1 P2 59 P3 59 P4 Nilai reduce cost pada komposisi distribusi optimal buah pepaya bangkok dapat dilihat pada Tabel 21. Hasil output menunjukkan bahwa nilai reduce cost bernilai nol untuk seluruh variabel, hanya variabel dummy saja yang memiliki nilai 59 yang berasal dari pemasok P2 dan P3. Nilai reduce cost yang terdapat pada variabel dummy tidak perlu diperhatikan karena sebenarnya dummy destination yang merupakan daerah tujuan tersebut tidak ada.

6.3.2.2. Analisis Dual

Pada model transportasi buah pepaya bangkok memiliki tiga puluh kendala. Jumlah kendala yang perlu dianalisis dari tiga puluh kendala tersebut hanyalah 9 kendala, yakni kendala yang berkaitan dengan jumlah kapasitas atau sumberdaya. Kendala yang lainnya tidak perlu dianalisi karena kendala ini merupakan kendala non negativitas dan bukan merupakan kendala sumberdaya. 58 Analisis dual terhadap komposisi distribusi optimal buah pepaya bangkok dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 . Analisis Dual terhadap Komposisi Distribusi Optimal Pepaya Bangkok No. Kendala Slack or Surplus Dual Prices 1 Penawaran P1 Pak Baban 2 Penawaran P2 Pak Acu 59 3 Penawaran P3 Pak Zaenudin 59 4 Penawaran P4 Pak Karmita 5 Permintaan K1 PT. Hero Supermarket -298 6 Permintaan K2 Toko Buah Berkat -412 7 Permintaan K3 Kios Buah Pak Ibeng -363 8 Permintaan K4 Kios Buah Pak Dulloh -363 9 Dummy Destination Terlihat pada hasil olahan software LINDO yang ditunjukkan oleh Tabel 22, bahwa seluruh kendala baik kendala penawaran maupun kendala permintaan memiliki slack or surplus yang bernilai nol. Hal tersebut berarti bahwa tidak ada sumberdaya yang tersisa atau sumberdaya tersebut telah habis terpakai. Sementara itu untuk nilai dual prices pada kendala 1 sebesar nol berarti bahwa setiap penambahan penawaran buah pepaya bangkok yang dilakukan oleh Pak Baban tidak akan merubah total biaya transportasi pada kondisi optimum. Hal tersebut juga berlaku untuk kendala 4 dan kendala 9. Pada kendala 2 dan 3, dual price-nya bernilai 59 yang berarti bahwa jika pasokan buah pepaya dari pemasok P2 Pak Acu dan pemasok P3 Pak Zaenudin ditambah sebanyak 100 kilogram maka total biaya transportasi akan berkurang sebesar Rp 5.900,00. Sementara itu untuk kendala permintaan yang memiliki nilai dual price negatif berarti setiap penambahan permintaan akan berakibat pada bertambahnya total biaya transportasi. Sebagai contoh adalah pada kendala 5, apabila terjadi peningkatan permintaan buah pepaya bangkok sebanyak 100 kilogram dari PT. Hero Supermarket maka total biaya transportasi yang dikeluarkan akan meningkat sebesar Rp 29.800,00.

6.3.2.3. Analisis Sensitivitas