57
sebenarnya jarang sekali terjadi penumpukkan stok buah pepaya di gudang. Saat di lapang, dummy destination dapat diartikan sebagai penyusutan yang
terjadi atau buah yang dikembalikan oleh konsumen. Selain jumlah alokasi distribusi buah pepaya yang optimal, dalam hasil
olahan LINDO juga terdapat nilai reduce cost. Reduce cost merupakan biaya yang muncul ketika variabel keputusan bernilai nol. Nilai reduce cost menggambarkan
perubahan nilai pada fungsi tujuan saat variabel keputusan bernilai nol berarti tidak masuk dalam solusi dipaksakan untuk bernilai positif berarti masuk dalam
solusi. Reduce cost dapat bernilai positif maupun negatif. Pada kasus model transportasi dengan minimisasi fungsi tujuan, reduce cost yang bernilai positif
berarti setiap panambahan jumlah alokasi akan meningkatkan total biaya distribusi. Reduce cost yang bernilai negatif memiliki arti bahwa adanya
perbaikan nilai pada fungsi tujuan yang disebabkan adanya penambahan jumlah alokasi distribusi.
Tabel 21 . Nilai Reduce Cost pada Komposisi Distribusi Optimal Pepaya Bangkok
Daerah Sumber Derah Tujuan
K1 K2
K3 K4
Dummy P1
P2 59
P3 59
P4
Nilai reduce cost pada komposisi distribusi optimal buah pepaya bangkok dapat dilihat pada Tabel 21. Hasil output menunjukkan bahwa nilai reduce cost
bernilai nol untuk seluruh variabel, hanya variabel dummy saja yang memiliki nilai 59 yang berasal dari pemasok P2 dan P3. Nilai reduce cost yang terdapat
pada variabel dummy tidak perlu diperhatikan karena sebenarnya dummy destination yang merupakan daerah tujuan tersebut tidak ada.
6.3.2.2. Analisis Dual
Pada model transportasi buah pepaya bangkok memiliki tiga puluh kendala. Jumlah kendala yang perlu dianalisis dari tiga puluh kendala tersebut
hanyalah 9 kendala, yakni kendala yang berkaitan dengan jumlah kapasitas atau sumberdaya. Kendala yang lainnya tidak perlu dianalisi karena kendala ini
merupakan kendala non negativitas dan bukan merupakan kendala sumberdaya.
58
Analisis dual terhadap komposisi distribusi optimal buah pepaya bangkok dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 . Analisis Dual terhadap Komposisi Distribusi Optimal Pepaya Bangkok
No. Kendala
Slack or Surplus Dual Prices
1 Penawaran P1 Pak Baban
2 Penawaran P2 Pak Acu
59 3
Penawaran P3 Pak Zaenudin 59
4 Penawaran P4 Pak Karmita
5 Permintaan K1 PT. Hero Supermarket
-298 6
Permintaan K2 Toko Buah Berkat -412
7 Permintaan K3 Kios Buah Pak Ibeng
-363 8
Permintaan K4 Kios Buah Pak Dulloh -363
9 Dummy Destination
Terlihat pada hasil olahan software LINDO yang ditunjukkan oleh Tabel 22, bahwa seluruh kendala baik kendala penawaran maupun kendala permintaan
memiliki slack or surplus yang bernilai nol. Hal tersebut berarti bahwa tidak ada sumberdaya yang tersisa atau sumberdaya tersebut telah habis terpakai. Sementara
itu untuk nilai dual prices pada kendala 1 sebesar nol berarti bahwa setiap penambahan penawaran buah pepaya bangkok yang dilakukan oleh Pak Baban
tidak akan merubah total biaya transportasi pada kondisi optimum. Hal tersebut juga berlaku untuk kendala 4 dan kendala 9.
Pada kendala 2 dan 3, dual price-nya bernilai 59 yang berarti bahwa jika pasokan buah pepaya dari pemasok P2 Pak Acu dan pemasok P3 Pak Zaenudin
ditambah sebanyak 100 kilogram maka total biaya transportasi akan berkurang sebesar Rp 5.900,00. Sementara itu untuk kendala permintaan yang memiliki nilai
dual price negatif berarti setiap penambahan permintaan akan berakibat pada bertambahnya total biaya transportasi. Sebagai contoh adalah pada kendala 5,
apabila terjadi peningkatan permintaan buah pepaya bangkok sebanyak 100 kilogram dari PT. Hero Supermarket maka total biaya transportasi yang
dikeluarkan akan meningkat sebesar Rp 29.800,00.
6.3.2.3. Analisis Sensitivitas