Pengelolaan Lanskap TINJAUAN PUSTAKA

7. Memiliki pemda yang bisa berperan untuk membimbing petani dalam kesiapan diri menjadi tuan rumah bagi wisatawan, juga meninvestasikan sarana- prasarana dan fasilitas umum sebagai kebutuhan dasar dalam pengembangan wisata. Menurut Arifin et al 2009 mengemukakan bahwa terdapat beberapa objek dan atraksi wisata yang yang mecirikan suatu kegiatan wisata berbasis pertanian, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Lahan pertanian: sawah, ladang, kebun, pekarangan, kolam produksi, kandang, dan rumah kaca. 2. Proses produksi sebagai atraksi wisata: membajak sawah, menanam dan memindah bibit, panen, dan menjemur hasil pertanian. 3. Proses penanganan pasca panen: cara penanganan produk pertanian, sortasi dan pengemasan. 4. Pengolahan hasil pertanian: memotong, memasak dan mengawetkan. 5. Pengemasan, penjualan, pemasaran. 6. Kegiatan kelembagaan petani Koperasi Unit Desa, Koperasi Petani, Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Badan Usaha Milik Petani. 7. Atraksi pendukung: atraksi budaya, berwisata alam dan petualangan. 8. Penyediaan toko dan kios produk hasil pertanian yang khas dengan kemasan yang menarik untuk dimakan atau dibawa sebagai oleh- oleh.

2.3 Pengelolaan Lanskap

Menurut Arifin 2005 pengelolaan lanskap merupakan pengelolaan lingkungan termasuk di dalamnya pengelolaan sumberdaya alam. Secara spesifik juga dijelaskan bahwa pengelolaan lanskap yang berkelanjutan yaitu usaha manusia dalam mengubah, mengatur dan menata ekosistem agar manusia memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas produksinya dan keberadaannya yang dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu dan energi. Arifin dan Arifin 2005 juga menyatakan bahwa pengelolaan lanskap sebagai suatu upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Arifin dan Arifin 2005 mengemukakan bahwa pengelolaan yang baik seharusnya dapat merencanakan program pemeliharaan dengan pengorganisasian yang baik, dengan beberapa cara sebagai berikut : 1. Menginventarisasi dan mengidentifikasi fasilitas dan peralatan taman yang dipelihara; 2. Membuat perencanaan pemeliharaan rutin; 3. Membuat perencanaan alat- alat yang digunakan untuk pemeliharaan tidak rutin atau yang bersifat insidental; 4. Merencanakan jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan untuk mengatasi keadaan yang mungkin mempercepat kerusakan taman; 5. Membuat jadwal tanggung jawab penugasan perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas kepada kontraktor; 6. Melakukan pengawasan terhadap sistem pekerjaan perencanaan dan perancangan, ketepatan jadwal pekerjaan pemeliharaan, serta kapasitas pekerjaan; 7. Membuat sistem analisis biaya pemeliharaan. Menurut Render dan Heizer 1997 proses pengelolaan atau yang lebih dikenal dengan istilah manajemen terdiri dari empat fungsi utama yaitu planning, organizing, staffing, leading, dan controlling. Selanjutnya, Render dan Heizer 1997 menjelaskan bahwa dasar dari suatu pengelolaan adalah adanya proses dinamis dimana aktivitas dan sumber daya yang ada secara bersamaan dipadukan dalam usul, pengaturan dan koordinasi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Perlu adanya suatu standar kerja dalam sebuah manajemen untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendekatan yang dilakukan dapat berupa pencapaian kepuasan klien maupun dari segi kualitas yang dihasilkan. Kegiatan pemeliharaan merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan lanskap. Pemeliharaan lanskap adalah aktivitas menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan desain semula Sternloff dan Warren, 1984. Arifin dan Arifin 2005 menyatakan bahwa pemeliharaan lanskap terdiri dari pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Selanjutnya Arifin. dan Arifin 2005 juga menjelaskan pemeliharaan ideal dimaksudkan untuk untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula, sedangkan pemeliharaan fisik meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Dalam suatu lanskap binaan atau kawasan, pemeliharaan ideal akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh upaya- upaya tertentu menurut Arifin dan Arifin 2005, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan dan perancangan taman dengan pola sederhana sehingga memudahkan pemeliharaan fisik; 2. Penggunaan elemen taman baik elemen keras maupun lunak yang mudah ditemui sehingga tidak menyulitkan ketika penggantian atau penyulaman tanaman; 3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan perkerasan yang sesuai; 4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar. 5. Perlengkapan alat dan bahan yang memadai. Pemeliharaan fisik menurut Arifin dan Arifin 2005 untuk elemen keras antara lain meliputi penggantian elemen yang rusak seperti pembersihan lumut, karat, pengecatan, dan penggantian serta perbaikan elemen yang rusak. Sedangkan untuk elemen lunak meliputi pemupukan, pemangkasan, pembersihan area, penyiraman tanaman, peyiangan gulma serta pengendalian hama dan penyakit. Menurut Sternloff dan Warren 1984 terdapat dua sistem pemeliharaan fisik, yaitu pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif. Pemeliharaan korektif merupakan pemeliharaan dengan fokus pada penyelesaian masalah yang sedang terjadi, sedangkan pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang terfokus pada penyelesaian masalah yang mungkin terjadi. Rencana kegiatan pemeliharaan lanskap menurut Carpenter et al 1975 dapat dilakukan dengan melakukan pembagian area lanskap antara lain area intensif, semi intensif dan tidak intensif. Menurut Arifin dan Arifin 2005 tingkat pemeliharaan seharusnya sudah direncanakan sejak awal. Rencana kegiatan pemeliharaan lanskap berkaitan dengan masalah penyediaan tenaga kerja dan biaya perawatan. Selanjutnya juga dijelaskan pada Arifin dan Arifin 2005 semakin rumit dan detail suatu desain maka tingkat pemeliharaan semakin intensif. Sedangkan tingkat pemeliharaan yang rendah pada umumnya dilakukan pada lanskap alami atau semi- alami. Terdapat beberapa proses dari manajemen pemeliharaan menurut Parker dan Bryan 1989 antara lain : 1. Menentukan objek pemeliharaan termasuk didalamnya tujuan dan standar pemeliharaan; 2. Merencanakan aktivitas pemeliharaan yang akan dilakukan; 3. Merealisasikan kegiatan pemeliharaan sesuai dengan recana yang telah ditetapkan; 4. Mengawasi pelaksanaan dan merencanakan kembali bila diperlukan. Parker dan Bryan 1989 juga mengemukakan prinsip- prinsip yang mendasar dalam manajemen pemeliharaan yaitu : 1. Standar dan tujuan pemeliharaan harus jelas; 2. Pemeliharaan dilaksanakan dengan ekonomi waktu, tenaga kerja, alat dan bahan; 3. Pelaksanaan pemeliharaan ditentukan berdasarkan rencana pemeliharaan tertulis; 4. Penjadwalan pemeliharaan ditentukan berdasarkan kebijakan dan prioritas; 5. Pelaksanaan pemeliharaan ditekankan pada tindakan pemeliharaan preventif; 6. Departemen pemeliharaan harus terorganisasi dengan baik; 7. Program pemeliharaan harus didukung dengan dana yang memadai; 8. Pemeliharaan dilakukan oleh tenaga kerja yang sesuai; 9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami; 10. Departemen pemeliharaan bertanggung jawab terhadap keselamatan pengguna tapak dan pengawas; 11. Dalam perancangan dan konstruksi, pemeliharaan harus menjadi pertimbangan utama; 12. Pegawai pemeliharaan bertanggung jawab terhadap citra perusahaan dimata publik. Sternloff dan Warren 1984 menjelaskan bahwa perencanaan kegiatan pemeliharaan yang baik dan logis harus mencakup beberapa hal, antara lain sebagai berikut : 1. Pendataan lengkap mengenai segala aspek keseluruhan taman, baik dari fasilitas maupun peralatan yang digunakan; 2. Perencanaan pemeliharaan tertulis, yang mencakup : a. Standar pemeliharaan seluruh area, standar pemeliharaan fasilitas, elemen lanskap serta standar bagi peralatan yang digunakan. b. Identifikasi dan pembuatan daftar kegiatan pemeliharaan rutin untuk mecapai standar yang telah ditetapkan. c. Prosedur yang menerangkan metode yang efisien dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin. d. Frekuensi kegiatan pemeliharaan. e. Karyawan atau tenaga kerja yang melaksanakan kegiatan pemeliharaan. f. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan lanskap. g. Bahan- bahan yang digunakan dalam kegitan pemeliharaan lanskap termasuk bahan sekali pakai h. Pendugaan yang akurat. 3. Cara pelaksanaan pemeliharaan tidak rutin atau insidentil misalnya pekerjaan perbaikan dan penyiapan tenaga khusus; 4. Pemeliharaan preventif terhadap kondisi yang dapat mempercepat keausan dan kerusakan melalui inspeksi yang sistematik dan terjadwal; 5. Jadwal penugasan untuk setiap pekerjaan pemeliharaan, meliputi perorangan, tim ataupun kontraktor sehingga terpantau apakah pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik; 6. Sistem untuk mendesain dan merencanakan pekerjaan dan pengawasan beban kerja; 7. Sistem analisis dan pengawasan biaya pemeliharaan.

2.4 Pengelolaan Kawasan Agrowisata