Pihak Peneliti Pihak Perijinan

Pembagian surat, pendataan dan penagihan iuran merupakan tugas tim pengelola PLTAL, namun akan lebih mudah apabila tim pengelola dapat bekerjasama dengan masing-masing RT di Desa Toyopakeh agar dapat diurus secara terpadu. Iuran perbulan yang sudah dikumpulkan oleh tiap RT tersebut kemudian disetorkan kepada tim pengelola. Keseluruhan dana yang sudah terkumpul dari masyarakat digunakan untuk membayar biaya operasional dan pemeliharaan yang berkelanjutan, serta biaya lainnya seperti upah tenaga kerja yang mengelola PLTAL. Sisa dana yang berlebih dapat ditabungkan untuk biaya pengembangan PLTAL seperti penambahan lampu jalan disekitar pasar dan jalan kendaraan, penambahan turbin agar menghasilkan tambahan listrik, atau pembelian aki yang memiliki kapasitas lebih besar supaya daya lisrik yang ditampung lebih banyak. Pengembangan lain yang bisa dilakukan yaitu ketersediaan listrik dari PLTAL dapat dijadikan sumber listrik rumah tangga cadangan apabila listrik dari PLN padam, namun apabila ketersediaan listrik yang dihasilkan oleh PLTAL sudah mampu menghasilkan daya listrik lebih besar dari PLN di daerah tersebut maka PLTAL dapat menjadi sumber listrik utama. Disisi lain, pengembangan PLTAL secara mandiri dapat membantu menjalankan salah satu program pemerintah dalam memecahkan masalah penyediaan energi yaitu program desa energi mandiri. Masyarakat menjadi stakeholder primer dalam pengembangan PLTAL. Pengembangan yang dilakukan oleh masyarakat diharapkan dapat menciptakan pembangunan yang didasarkan atas partisipasi aktif masyarakat. VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat Desa Toyopakeh dari adanya penerangan PLTAL adalah mempermudah jukung dan speed boat bersandar pada malam hari, meningkatkan efektivitas kerja pengikat rumput laut, memudahkan monitoring kapal yang sedang bersandar, memudahkan bongkar muat kapal, dan warung buka lebih malam. Manfaat sosial budaya yang dirasakan oleh masyarakat Desa Toyopakeh dari penerangan PLTAL adalah adanya aktivitas sosial di malam hari, mempermudah aktivitas memancing, dan mempermudah dilakukannya pembuangan abu jenazah saat malam hari. PLTAL di Nusa Penida saat ini memiliki kemungkinan dampak lingkungan yang kecil terutama dampak lingkungan terhadap laut karena bangunan PLTAL tidak berada di atas laut lepas yang membutuhkan konstruksi penahan di dasar laut. 2. Peluang kesediaan membayar dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Berdasarkan distribusi Turnbull estimator, nilai WTP responden Desa Toyopakeh berada pada kisaran Rp 7.894,695 sampai Rp 10.641,891 per kepala keluarga per bulan, sedangkan berdasarkan perhitungan Spearmen- Karber nilai rata-rata WTP sebesar Rp 11.768,293 per kepala keluarga perbulan. 3. Terdapat lima jenis pihak yang dibagi dalam penelitian ini yaitu pihak peneliti, pihak perijinan, pihak pemberi dana, pihak pengembang, dan pihak masyarakat. Masing-masing pihak memiliki peran dalam mengelola dan mengembangkan PLTAL. Saat ini PLTAL masih dikelola langsung oleh perusahaan swasta yaitu PT.T-Files, yang merupakan pihak pengembang.