BAB V KESIMPULAN DNA SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan terhadap permasalahan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip penting dalam angkutan udara untuk tujuan penerbangan terdapat
dalam Pasal 2 UU Penerbangan antara lain prinsip manfaat, prinsip usaha bersama dan kekeluargaan; prinsip adil dan merata; prinsip keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan; prinsip kepentingan umum; prinsip keterpaduan; prinsip tegaknya hukum; prinsip kemandirian; prinsip keterbukaan dan anti
monopoli; prinsip berwawasan lingkungan hidup; prinsip kedaulatan negara; prinsip kebangsaan; prinsip kenusantaraan, dan lain-lain. Dari banyak prinsip
angkutan udara, prinsip yang paling penting dalam rangka memberikan perlindungan hukum terhadap para penumpang adalah prinsip perawatan
pesawat udara baik kemampuan mesinnya maupun komponen lainnya, prinsip kepastian hukum, dan prinsip ganti rugi. Prinsip perawatan setidak-tidaknya
dapat meminimalisir kecelakaan pesawat terbang, prinsip ganti rugi menjadi alternatif terakhir bagi konsumen penumpang dalam mempertahankan hak-
haknya. 2.
Persyaratan kelayakan sarana dan prasarana bandar udara diwajibkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan di dalam regulasi penerbangan. Ketentuan
persyaratan bandar udara lebih ditegaskan di dalam Pasal 23 sd Pasal 29 Permenhub Nomor: KM 11 Tahun 2010 Tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional. Suatu bandar udara dikatakan layak apabila diberikan Sertifikat Operasi Bandar Udara. Beberapa persyaratan pokok pada bandar udara yang
wajib diperhatikan adalah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan KKOP sejauh mungkin dari permukiman warga masyarakat, membatasi ketinggian
bangunan yang berada di sekitar KKOP tidak melebihi kemiringan 1,6 satu koma enam persen arah ke atas dan ke luar dari ujung permukaan utama pada
ketinggian masing-masing ambang landas pacu, menghindari bangunan dekat dengan SPBU, pabrik atau gudang kimia berbahaya, Sutet tegangan listrik
tinggi, pemberian tanda berupa lampu-lampu pada gedung, menghindari kebisingan, menghindari pepohonan yang tinggi, menghindari penggunaan
masyarakat terhadap frekuensi radio yang mengganggu komunikasi penerbangan. 3.
Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap penumpang angkutan udara dalam penerbangan domestik menyangkut yang paling utama adalah perawatan dan
perbaikan mesin pesawat dan elemen-elemen lainnya, aspek pelayanan dari perusahaan maskapai, penentuan tarif atau ongkos pesawat tidak boleh terlalu
rendah dan tidak juga terlalu mahal, kemudian masalah keamanan dan kenyamanan dalam penerbangan, perjanjian di dalam tiket pesawat tidak boleh
mengandung klausula eksonerasi, penumpang diberikan hak untuk pengajuan klaim, dan perlindungan hukum melalui asuransi. PT. GIA terkategori sebagai
perusahaan maskapai penerbangan Indonesia yang menempati posisi teratas tunduk pada regulasi yang ada dibandingkan perusahaan maskapai lainnya, sebab
jika dilihat dari opsi-opsi di atas perusahaan maskapai lain lebih banyak melakukan pelanggaran dibandingkan Garuda Indonesia.
B. Saran