Karakterisasi Produk Bakto Agar Aplikasi Produk Bakto Agar

17

3.3.2. Proses Ekstraksi dan Absorbsi Bakto Agar

Setelah bahan baku dikarakterisasi, tahapan penelitian selanjutnya adalah ekstraksi rumput laut hingga diperoleh filtrat agar-agar. Rumput laut Gracilaria verrucosa terlebih dahulu dipisahkan dari kotoran berupa kerang dan batu-batuan yang menempel, setelah itu, rumput laut ditimbang sebanyak 100 g dalam setiap proses ekstraksinya. Selanjutnya dilakukan proses pencucian dengan air mengalir dan direndam dengan larutan CaO 0,5 selama lima menit. Setelah proses perendaman dengan larutan CaO, rumput laut kembali dicuci dengan air mengalir, dan dilanjutkan dengan proses perendaman dengan larutan asam asetat 1 CH 3 COOH 1 selama 60 menit. Setelah proses perendaman dengan larutan asam, selanjutnya dilakukan proses pencucian dengan air mengalir hingga pH netral. Rumput laut yang sudah netral selanjutnya dipotong-potong dan diekstrak dengan menggunakan air destilata. Perbandingan rumput laut dengan air destilata adalah 1:20 bv. Ekstraksi dilakukan pada suhu 80-90 o C selama 45 menit. Proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan alat pompa hidrolik hydraulic press tanpa menggunakan panas. Filtrat yang diperoleh selanjutnya dimurnikan dengan menggunakan kitosan 1 selama 45 menit, dan kemudian dilakukan penyaringan agar diperoleh filtrat yang lebih murni. Skema proses proses ekstraksi dan absorbsi dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

3.3.3. Proses Pengeringan Filtrat Bakto Agar

Pengeringan filtrat agar-agar dilakukan dengan tiga jenis pengering yaitu pengering semprot, pengering drum, dan pengering rak oven. Pada jenis pengering semprot, filtrat langsung di keringkan dalam kondisi panas ke dalam alat pengering semprot. Suhu inlet dan outlet yang digunakan adalah 180 o C dan 85 o C dengan tekanan semprot tiga bar. Pada jenis pengering drum, filtrat agar juga lagsung dikeringkan dalam keadaan panas dengan menggunakan kecepatan putaran drum 8,6 rpm dan tekanan uap tiga bar. Filtrat agar yang akan dikeringkan dengan menggunakan oven, sebelumnya dilakukan penjedalan dengan suhu freezer selama satu malam. Proses gelifikasi diteruskan dengan proses thawing dan kemudian dikeringkan di dalam oven dengan suhu 45-50 o C. Setelah kering, dilanjutkan dengan proses penepungan dengan laboratory mill. Gambar 5 memperlihatkan alat pengering yang digunakan pada proses pengeringan bakto agar.

3.3.4. Karakterisasi Produk Bakto Agar

Pada produk akhir dilakukan analisis fisik, kimia, dan mikrobiologis. Analisis fisik yang dilakukan meliputi pengukuran kekuatan gel dan perhitungan jumlah rendemen yang dihasilkan. Analisis kimia yang dilakukan meliputi pengukuran kadar air, kadar abu, pengukuran nilai pH, dan kadar sulfat. Analisis mikrobiologi dilakukan dengan uji kuantitatif total bakteri Total Plate Count TPC ke produk bakto agar. Prosedur analisisnya dapat dilihat pada Lampiran 1. 18 Gambar 3. Skema Proses Pembuatan Bakto Agar Dengan Pengering Semprot dan Pengering Drum Absopsi khitosan [ 1] t = 45 menit Ampas Rumput laut Gracilaria kering Pencucian dengan air Perendaman dan pemucatan CaO 0.5 5 menit Pra perlakuan asam asam asetat 1, t = 1 jam Pencucian Penghancuran Ekstraksi T = 80 o -90 o C, t = 45 menit Perbandingan air dengan rumput laut 20 : 1 Filtrasi Pencucian Pengeringan dengan Pengering Semprot dan Pengering Drum Bakto Agar Ampas Kitosan dan Kotoran Filtrasi 19 Gambar 4. Skema Proses Pembuatan Bakto Agar Dengan Pengering Oven Absopsi khitosan [ 1] t = 45 menit Ampas Rumput laut Gracilaria kering Pencucian dengan air Perendaman dan pemucatan CaO 0.5 5 menit Pra perlakuan asam asam asetat 1, t = 1 jam Pencucian Penghancuran Ekstraksi T = 80 o -90 o C, t = 45 menit Perbandingan air dengan rumput laut 20 : 1 Filtrasi Pencucian Pengeringan dengan Pengering Semprot dan Pengering Drum Bakto Agar Ampas Kitosan dan Kotoran Filtrasi 20 a b c Gambar 5. a Pengering Semprot Spray Drier; b Pengering Rak; c Pengering Drum Drum Drier

3.3.5. Aplikasi Produk Bakto Agar

Aplikasi dari produk bakto agar dilakukan dengan membuat Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar untuk keperluan analisa Total Plate Count. Dalam proses aplikasi ini, dilakukan formulasi penambahan konsentrasi bakto agar untuk mendapatkan proporsi kekuatan gel yang baik formulasi kekuatan gel diujikan pada konsentrasi 1.5, 2, dan 2,5. Nutrient Agar dibuat dengan menambahkan Nutrient Broth dan bakto agar dalam air destilata. Selanjutnya Nutrient Agar akan diujikan untuk menumbuhkan mikroorganisme E. coli. Potato Dextrose Agar dibuat dengan menambahkan Potato Dextrose Broth dengan bakto agar dalam air destilata dan kemudian diujikan untuk menumbuhkan mikroorganisme khamir.

3.4 RANCANGAN PENELITIAN