Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru Klasifikasi Penyakit Tipe Penderita

pasien yang mengalami hemoptisis berat untuk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma.

2.1.6. Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru

Penemuan penderita dilakukan secara pasif artinya penjaringan tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita. Cara ini biasa dikenal dengan sebutan passive promotive case dinding penemuan penderita secara pasif dengan promosi yang aktif. Selain itu, semua kontak penderita TB paru BTA positif dengan gejala samaharus diperiksa dahaknya Depkes RI, 2008.

2.1.7. Klasifikasi Penyakit

Tuberkulosis dibagi berdasarkan organ tubuh yang terkena yaitu : 1. Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura selaput paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB paru dibagi dalam : a. Tuberkulosis paru BTA + - Sekuarang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. - Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberkulsis aktif. b. Tuberkulosis paru BTA - Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberkulosis aktif. TB paru BTA negatif rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan yang luas, dan atau keadaan umum penderita buruk. 2. Tuberkulosis Ekstra Paru Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru. TB ekstra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu : Depkes RI, 2008 a. TBC ekstra paru ringan b. TBC ekstra paru berat

2.1.8. Tipe Penderita

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe penderita yaitu : Amin, 2006 1. Kasus baru Kasus baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT obat anti tuberkulosis atau sudah perrnah menelan OAT kurang dari satu bulan. 2. Kambuh relaps Kambuh relaps adalah penderita TB paru yang sebelumnya pernah mendapatkan terapi TB paru dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengakap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif. 3. Pindahan Pindahan adalah penderita TB paru yang sedang mendapatkan pengobatan dari tempat lain, kemudian pindah berobat ke tempat tertentu. Penderita tersebut harus membawa surat rujukanpindahan Form TB 09. 4. Kasus berobat setelah lalai pengobatan setelah defaultdrop-out Adalah penderita TB paru yang kembali berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA + setelah putus berobat 2 bulan atau lebih. 5. Gagal a. Adalah penderita BTA + yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 atau lebih. b. Adalah penderita BTA - rontgen positif yang menjadi BTA+ pada akhir bulan ke-2 pengobatan. 6. Lain-lain Semua penderitang lain yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas. Termasuk dalam kelompok ini adalah kasus kronik penderita yang masih BTA + setelah menyelesaikan pengobatan ulang dengan kategori 2.

2.1.9. Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Paru

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Individu, Sanitasi Lingkungan Rumah dan Perilaku terhadap Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

2 70 160

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 6 129

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGELOLA PROGRAM TB PUSKESMAS DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB Hubungan Antara Karakteristik Individu Pengelola Program Tb Puskesmas Dengan Penemuan Kasus Tb Di Kabupaten Boyolali.

1 3 16

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU (STUDI PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS TAMBAK AJI SEMARANG 2008-2010) - UDiNus Repository

0 0 2

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 3 16

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 4 2

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 7 9

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

3 10 23

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 1 3

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 0 31