19
c-a-b c
3. Solid Fat Content SFC IUPAC 2.150 ex 2.323 1987
Pengukuran  SFC  dilakukan  menggunakan  alat  nuclear  magnetic  resonance NMR Brucker Minispec PC 100 NMR Analyzer. Pre-treatment atau prosedur stabilisasi
sangat  menentukan  jumlah  dan  tipe  kristal  lemak  yang  terbentuk,  dan  konsekuensinya terhadap  kandungan  padatan  solid  content  yang  diukur  dengan  NMR.  Prosedur
stabilisasi  dan  tempering  untuk  pengukuran  SFC  margarin,  sesuai  dengan  yang dikeluarkan  oleh  Bruker  Typical  Applications  for  Industry:  Minispec  Application  Note
8. Sampel  diisikan  ke  dalam  tabung  NMR  setinggi  ±  2.5  cm.  Sebelum  dianalisis,
sampel  dipanaskan  pada  suhu  80 ℃  agar  meleleh  sempurna  untuk  meyakinkan
homogenitasnya.  Kemudian  sampel  yang  telah  meleleh  dipertahankan  pada  suhu  60 ℃
selama 5 menit. Selanjutnya sampel disimpan pada suhu 0 ℃ selama 60 menit. Sebelum
dianalisis  SFC,  sampel  dipertahankan  dulu  pada  masing-masing  suhu  pengukurannya yaitu 10
o
C, 20
o
C, 25
o
C, 30
o
C, 35
o
C, dan 40
o
C selama 30-35 menit.
4. Kadar Air AOAC 1995
Sejumlah  ±  5.0  g  sampel  dimasukkan  ke  dalam  cawan  yang  telah  dikeringkan terlebih  dulu  dalam  oven  dan  yang  telah  diketahui  beratnya.  Kemudian  cawan
dimasukkan  ke  dalam  oven  bersuhu  105
o
C  hingga  diperoleh  berat  yang  konstan. Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunaan rumus:
Kadar air  =                  x 100
Keterangan : a = berat cawan dan sampel awal g
b = berat cawan dan sampel akhir g c = berat sampel awal g
5. Kadar Asam Lemak Bebas AOCS Official Method Ca 5a-40 1990
Sampel  sebanyak  7.05  ±  0.05  g  dilarutkan  dalam  75  ml  alkohol  95  netral, dipanaskan  selama  10 menit  dalam  hot  plate  sambil  diaduk,  lalu  ditambahkan  3-5  tetes
indikator  fenoftalein  1.  Setelah  itu  sampel  tersebut  dititrasi  dengan  larutan  standar NaOH  0.25  N  hingga  warna  merah  muda  tetap.  Asam  lemak  bebas  dinyatakan  sebagai
persen asam lemak, dihitung sampai dua desimal dengan menggunakan rumus :
20
M x V x T 10m
Kadar asam lemak bebas  =
Keterangan : M  =  Bobot molekul asam lemak 269.74 untuk NDRPO, 270.54 untuk
olein sawit, 266.38 untuk stearin sawit, dan 212.23 untuk minyak kelapa
V  =  Volume NaOH yang diperlukan dalam peniteran ml T   =  Normalitas NaOH N
m   =  Bobot contoh g
6. Konversi Nilai Vitamin A
Menurut  Andarwulan  dan  Koswara  1992,  kebutuhan  vitamin  A  dinyatakan dengan  international  unit  IU  atau  dalam  united  state  pharmacopela  USP  dan  retinol
ekuivalen RE. Nilai-nilai konversi vitamin A adalah sebagai berikut: 1 IU unit USP vitamin A
= 0.3 µg retinol = 0.344 µgretinilester
= 0.6 µg  -karoten = 1.2 µg campuran karoten lain
1 µg RE Vitamin A = 1 µg retinol
= 6 µg  -karoten = 12 µg provitamin A karotenoid lain
= 3.33 IU retinol = 10 IU  -karoten
Persentasi pemenuhan kebutuhan vitamin A dapat dihitung dengan rumus: pemenuhan vitamin A =
� �
�  � �
� ℎ
� �  � ℎ ��
7. Analisis Data
Data  yang  diperoleh  dari  hasil  pengukuran  terhadap  karakteristik  produk selanjutnya  diuji  secara  statistik.  Pengolahan  data  untuk  uji  statistik  menggunakan
program SPSS 15.0. Data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan analisis ragam dengan one-way ANOVA analysis of variance untuk mengetahui perbedaan  pada karakteristik
produk  yang  diuji.  Setelah  diketahui  bahwa  karakteristik  produk  berbeda  nyata, selanjutnya  dilakukan  uji  lanjut  Duncan.  Hasil  uji  lanjut  Duncan  menunjukkan  apakah
terdapat perbedaan nyata pada tiap sampel Lea et al. 1997.
21
IV. PEMBAHASAN
A. PENELITIAN TAHAP PERTAMA : KARAKTERISASI BAHAN