Kekafiran dan Kezhaliman

1. Kekafiran dan Kezhaliman

Kekafiran adalah prilaku ingkar (menentang) kepada Allah SWT. Prilaku tersebut menjadikan seseorang jauh dari kebenaran dan terhalang untuk berbuat kebaikan. Bila seseorang mati dalam kekafiran maka ia akan menuai kesengsaraan di hari kemudian.

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak itu). Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong." (QS.Âli ‘Imrân:91)

59 Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian; Kematian, Surga dan Ayat-ayat Tahlil, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), cet III, hal.72

Quraish Shihab, menjelaskan ayat di atas dalam tafsirnya al-Misbah bahwa, yang enggan bergegas untuk bertaubat dan dijumpai oleh kematian, bahkan walau beberapa saat sebelum itu—apalagi sesudah kematian—taubat mereka tidak akan diterima lagi. Kalau di dunia taubat mereka tidak diterima karena mereka tidak menyesal dan tidak tulus bertaubat, maka di akhirat, walau mereka telah menyesal dan tulus memohon, taubat mereka tetap tidak akan diterima. 60

Lebih lanjut beliau menjelaskan, Kalau di dunia ada dosa yang dapat dihapus Allah melalui harta yang disedekahkan oleh yang berdosa, maka di akhirat itu tidak mungkin ada. Sesungguhnya, demikian Allah menekankan informasi berikut, orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, baik karena enggan bertaubat atau ada niat tapi menundanya hingga terkejar oleh kematian, atau bertaubat dengan lidah tetapi tidak tulus dan tetap mengingkari keesaan Allah dan kenabian Muhammad SAW. maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka, siapapun dia, apapun kedudukan sosial dan garis keturunannya, apa saja seperti emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas sepenuh itu. Jangan menduga mereka akan dibiarkan tanpa siksa. Bagi mereka itulah siksa yang pedih. Bagi mereka siksa sangatlah wajar, maka siksa itu bagaikan milik mereka; dan karena siksa itu akan selalu mereka alami. Dan jangan menduga bahwa ada yang akan menolongnya. dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong walau

60 Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 2, hal. 140 60 Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 2, hal. 140

"Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapati la'nat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya." (QS. al-Baqarah: 161)

Sayyid Quthb menjelaskan mengenai ayat di atas dalam tafsirnya bahwa, hal tersebut disebabkan mereka telah menutup pintu kebenaran itu dari dirinya sendiri, dan memilih meninggalkan kesempatan untuk bertaubat. Mereka lebih suka menyembunyikan kebenaran, melakukan kekufuran serta kesesatan. Disebabkan perbuatannya tersebut, maka di akhirat mereka akan menerima laknat yang kekal, tidak akan diringankan siksa mereka, dan tidak akan diberikan kesempatan istirahat bagi mereka. Agar, mereka merasakan betapa pedihnya diri yang terlempar sia-sia jauh dari rahmat (belas kasih), tiada sebelah mata pun yang sudi memandang dan tiada lidah bergerak untuk memberik salam. Hanya laknat bagi mereka, dari Allah, malaikat, dan seluruh pengutuknya. Mereka akan menerima azab dan siksa yang pedih dan hina. 62

Dalam bab ketiga telah dijelaskan bagaimana mereka yang kafir dan zhalim menemui ajalnya. Sungguh tragis dan mengerikan, meskipun secara lahir meninggal di atas kasur dengan tenang, namun hakekatnya mereka dipukul malaikat dari punggung mereka.

62 Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 2, hal. 141 Quthb, Fî Zhilâl al-Qur`ân, jil. 2, h.269-270