SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN
IV. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN
Simpulan
1) Arsenal dan Manchester City merupakan klub dengan tingkat likuiditas terbaik, sedangkan Liverpool dan Tottenham Hotspur merupakan dua klub dengan kemampuan likuiditas terburuk. Hal ini dapat dilihat di tabel 1 dan tabel 2.
2) Manchester City merupakan klub dengan rasio solvabilitas terbaik. Sedangkan klub dengan rasio solvabilitas terburuk adalah Liverpool, yang dapat dilihat di tabel 3, 4, dan
3) Manchester United merupakan klub sepak bola yang paling profitable , sedangkan Liverpool serta Manchester City merupakan klub dengan kinerja terburuk dalam menghasilkan laba. Hal ini dapat dilihat di tabel 6, 7, dan 8, dan 9.
4) Perputaran aset Liverpool merupakan yang terbaik diantara keenam klub, sedangkan yang terburuk adalah Manchester United. Hal ini dapat dilihat di tabel 10.
5) Manchester United merupakan klub yang paling banyak menginvestasikan penjualan tahun sebelumnya pada aset, sedangkan Liverpool merupakan klub yang paling sedikit 5) Manchester United merupakan klub yang paling banyak menginvestasikan penjualan tahun sebelumnya pada aset, sedangkan Liverpool merupakan klub yang paling sedikit
6) Arsenal dan Manchester United merupakan klub yang paling jarang melakukan pembelian pemain, sedangkan Chelsea dan Manchester City merupakan klub yang paling sering membeli pemain. Tottenham Hotspur merupakan klub dengan penghasilan terbesar atas penjualan pemainnya, sedangkan Manchester United merupakan klub yang paling jarang melepas pemainnya. Liverpool merupakan satu-satunya klub dimana kontrak pemain sepak bola merupakan aset terbesarnya. Rasio yang berhubungan dengan pemain sepak bola dapat dilihat di tabel 12, 13, 14, 15, 16, dan 17.
7) Arsenal merupakan klub dengan nilai Z terbaik di antara keenam klub. Nilai Z Arsenal tidak pernah berada di posisi berpotensi bangkrut pada periode 2011-2015. Sedangkan klub dengan nilai Z terburuk adalah Chelsea dan Liverpool karena nilai Z kedua klub tersebut merupakan yang terendah serta berpotensi bangkrut pada periode 2011-2015. Hal ini dapat dilihat di tabel 18, 19, 20, 21, 22, dan 23.
Secara keseluruhan, Arsenal merupakan klub dengan kinerja keuangan terbaik di Liga Inggris, khususnya dalam hal likuiditas serta kemampuan mengelola keuangannya dalam pembelian pemain sepak bola. Nilai Z Arsenal juga merupakan yang terbaik diantara keenam klub. Sedangkan Liverpool merupakan klub dengan kinerja terburuk baik dari segi rasio keuangan maupun dari Z-Score -nya.
Implikasi
Klub-klub elit Eropa pada kenyataannya sangat jarang mengalami kebangkrutan walaupun memiliki nilai Z yang berpotensi bangkrut. Andreff (2015) mengemukakan bahwa “The team can be granted credit by banks whatever its deficit, debt, and insolvency”. Andreff (2015) juga mengemukakan bahwa investasi klub sepak bola tidak berdasarkan pada retained earnings yang dihasilkan. Apabila investasi klub dibatasi oleh jumlah keuntungan yang diperoleh, maka klub akan kesulitan dalam mengelola anggarannya. Banyak klub sepak bola Eropa yang berpotensi mengalami kebangkrutan karena berbagai faktor, namun klub selalu menemukan solusi untuk mengatasinya melalui dukungan dari bank, perusahaan TV, sponsor, dan sebagainya. Sepak bola di Eropa tidak selalu soal profit, karena kepemilikan atas klub sepak bola merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi para investor yang terjun ke bisnis sepak bola.
Pemain sepak bola merupakan unsur yang dominan dalam laporan keuangan klub sepak bola. Beberapa klub sering mengalami kerugian setiap tahunnya, salah satunya akibat pembelian pemain-pemain yang sangat mahal. Alangkah baiknya apabila manajemen klub melakukan pembelian pemain sesuai dengan kebutuhan klub serta meninjau kembali keadaan finansial klub sebelum melakukan pembelian pemain. Klub dapat memilih pemain dengan harga yang rasional apabila keadaan finansial klub berada di posisi yang kurang baik.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan waktu serta data. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah klub yang merupakan klub-klub besar Liga Inggris atau dikenal sebagai The Big Six English Premier League, serta laporan keuangan klub sepak bola yang diteliti hanya laporan keuangan periode 2011-2015. Dalam kompetisi sepak bola terdapat sistem degradasi dan promosi. Apabila klub terdegradasi, maka klub akan berkompetisi di kancah yang lebih rendah. Klub-klub besar yang dipilih dalam penelitian ini merupakan klub yang tidak pernah terdegradasi pada periode 2011-2015, sehingga kinerja keuangan antar klub layak untuk dibandingkan.