SKRIPSI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

(1)

i

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 22 DANGIN PURI TAHUN AJARAN 2012/2013

OLEH :

NAMA : MARIA SULASTRI SRIYATI NPM : 07.8.03.51.30.1.5.1013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR DENPASAR


(2)

ii

Telah Melalui Proses Bimbingan dan Disetujui Pada Tanggal: 04 Februari 2013

MENYETUJUI:

Pembimbing I,

Drs. I Bagus Ketut Perdata, M. Pd NIP. : 1955270 198602 1 001

Pembimbing II,

Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd NIP. : 19550212 198603 1 002

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHARASWATI DENPASAR

Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd NIP. : 19550212 198603 1 002


(3)

iii

PENDIDIKAN UNIVERSUTAS MAHASARASWATI DENPASAR

PENGUJI UTAMA,

Drs. I Ketut Suwija, M. Si NIP. :19660819 199203 1 003

PENGUJI PEMBANTU I, PENGUJI PEMBANTU II,

Drs. I Bagus Ketut Perdata, M. Pd Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd NIP. : 19552701 198602 1 001 NIP. : 19550212 198603 1 002


(4)

DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

Hari : Rabu,

Tanggal : 20 Februari 2013

MENGESAHKAN:

KETUA,

Prof. Dr. I Wayan Maba NIP. : 19581231 198303 1 032

SEKRETARIS,

Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd NIP. : 19550212 198603 1 002


(5)

iv

ENGKAU MEMBERI TERANG KEPADA PELITAKU, YA ALLAHKU,

ENGKAU MEMBUAT KEGELAPANKU MENJADI TERANG


(6)

v

kupersembahkan skripsi ini untuk

kedua orang tuaku, suami dan

kedua putriku yang tercinta.


(7)

vi

dan rahmat-Nyalah sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Volume Kubus dan Balok melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri Tahun Pelajaran 2012/2013” tepat pada waktunya.

Skripsi ini tidak mungkin akan terwujud tanpa bimbingan, petunjuk serta bantuan yang bersifat material maupun spiritual dari pihak lain. Maka dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati dan rasa hormat mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar beserta staf, atas kesempatan dan fasilitas yang telah diberikan selama mengikuti pendidikan program S1. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati

Denpasar beserta staf, atas petunjuk serta saran-saran yang bermanfaat selama mengikuti pendidikan program S1.

3. Kepala Perpustakaan UNMAS Denpasar beserta staf yang telah banyak memberikan pinjaman buku dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberi kesempatan untuk menyusun skripsi ini.

5. Drs. I Bagus Ketut Perdata, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, yang dengan penuh kesabaran, keantusiasan, kecermatan, ketelitian dan tidak pernah bosan-bosannya untuk meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan beliau dalam memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan petunjuk sehingga skripsi ini dapat terwujud..

6. Bapak Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M.Pd, selaku dosen pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran, kecermatan, ketelitian dan meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, saran, dan kritik dari awal penyusunan hingga skripsi ini selesai.


(8)

vii skripsi ini.

8. Bapak I Made Madia Lardiksa, A,Ma.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 22 Dangin Puri Denpasar atas izin yang telah diberikan untuk melaksanakan penelitian ini.

9. Ibu Nyoman Sudiasih, A.Ma, selaku guru pamong Matematika kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri yang telah membantu saat pengambilan data. 10.Bapak dan Ibu tercinta (Yohanes Bosko Nunsi dan Bernadeta Wia) yang

senantiasa dengan tulus memberikan dukungan dan doa serta kesempatan untuk meraih masa depan di Universitas Mahasaraswati Denpasar.

11.Suami dan kedua putriku tercinta ( Bruno Sale, Valery Chesya M. Da Sale dan Patrycia Gisella M. Da Sale), yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam meraih cita-citaku.

12.Kakak Orgasianus Danggur beserta Istri dan anak-anaknya tercinta yang telah membantu penulis baik dalam bentuk moralitas maupun materil demi

tercapainya cita-citaku.

13. Rekan-rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan matematika serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membanttu dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

Dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, segala kritik dan saran yang bersifat positif dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pembangunan dunia

pendidikan di masa yang akan datang khususnya ilmu pendidikan.

Denpasar, Februari 2013


(9)

viii

TIM PENGUJI ... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iv

MOTTO ... v

KATA PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Penjelasan Istilah ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Deskripsi Teori ... 9

1. Konstruktivisme ... 9

2. Hakekat Matematika ... 10

3. Pembelajaran Kooperatif ... 11

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 13

5. Aktivitas dan Prestasi Belajar ... 16

6. Pembelajaran Volume Kubus dan Balok ... 21

B. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 26

B. Kehadiran Peneliti ... 27

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27

D. Data dan Sumber Data ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 31

G. Prosedur Penelitian ... 34

H. Pengecekan Keabsahan Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39


(10)

(11)

x

03. Tingkat Aktivitas Belajar Siswa ... 32

04. Konversi Skor Aktivitas Belajar Siswa ... 33

05. Jadwal Pelaksaan Penelitian ... 39

06. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa ... 41


(12)

xi

02. Balok ABCD.EFGH ... 22 03. Desain PTK Model Kurt Lewin ... 27


(13)

xii

02. Daftar Nilai Awal ... 51

03. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 52

04. Format Pembentukan Kelompok Berdasarkan Kemampuan Akademik 53

05. Kelompok Belajar Matematika ... 54

06. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I (RPP 01) ... 55

07. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I (RPP 02) ... 61

08. Lembar Kerja Siswa Siklus I (LKS 01) ... 67

09. Lembar Kerja Siswa Siklus I (LKS 02) ... 68

10. Kunci Jawaban LKS 01 Siklus I ... 69

11. Kunci Jawaban LKS 02 Siklus I ... 70

12. Data Aktivitas Belajar Siklus I (01) ... 71

13. Data Aktivitas Belajar Siklus I (02) ... 73

14. Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siklus I ... 75

15. Tes Prestasi Belajar Siklus I ... 77

16. Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siklus I ... 79

17. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus I ... 81

18. Catatan Lapangan Siklus I ... 82

19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (RPP 03) ... 83

20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (RPP 04) ... 88

21. Lembar Kerja Siswa Siklus II (Pertemuan I) ... 94

22. Lembar Kerja Siswa Siklus II (Pertemuan II) ... 95

23. Kunci Jawaban LKS 03 (Siklus II) ... 96

24. Kunci Jawaban LKS 04 (Siklus II) ... 97

25. Data Aktivitas Belajar Siklus II (Pertemuan I) ... 98

26. Data Aktivitas Belajar Siklus II (Pertemuan II) ... 100

27. Pengembangan Tes Prestasi Belajar Siklus II ... 102

28. Tes Prestasi Belajar Siklus II ... 104

39. Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siklus II ... 106

30. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus II ... 108

31. Catatan Lapangan Siklus II ... 109

32. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa ... 110

33. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ... 112

34. Tabel Persentasi Peningkatan Rata-rata Skor Aktivitas Belajar ... 114

35. Tabel Persentasi Peningkatan Rata-rata Nilai, DS, dan KB ... 115

36. Surat Pernyataan ... 117

37. Daftar Riwayat Hidup ... 118

38. Surat Keterangan Penelitian dari Kampus ... 119

39. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 120


(14)

xiii

Dangin Puri Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Mahasaraswati Denpasar. Pembimbing (I) Drs. I Bagus Ketut Perdata, M.Pd, Pembimbing (II) Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M.pd.

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Prestasi Belajar, Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar

matematika siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri. Berdasarkan data observasi dan wawancara, peneliti menemukan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan di sekolah masih bersifat konvensional dan masih banyak didominasi oleh guru sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan pada guru. Penggunaan strategi mengajar yang kurang tepat atau yang kurang efektif akan menyebabkan proses belajar menjadi kurang menyenangkan serta motivasi belajar siswa rendah dan tentunya akan berpengaruh terhadap aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk belajar matematika. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran kooperaif tipe NHT digunakan oleh peneliti dikarenakan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya

menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut, sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa, serta meningkatkan tangung ajwab individual dalam diskusi kelompok. Penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran volume kubus dan balok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri tahun ajaran 2012/2013. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran volume kubus dan balok pada siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan sampai dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Model PTK yang digunakan adalah desain PTK model Kurt Lewin. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 24 orang siswa.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data aktivitas belajar dan data prestasi belajar siswa. Data aktivitas belajar dikumpulkan dengan


(15)

xiv

sebesar 12,66 dengan kategori aktif. Sementara hasil analisis data prestasi belajar siswa dapat disajikan sebagai berikut: Rata-rata nilai, Daya Serap dan Ketuntasan Belajar pada siklus I berturut-turut sebesar 58,5, 58,5% dan 37,5% dan pada siklus II sebesar 77,5, 77,5% dan 87,5%.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran volume kubus dan balok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri tahun Ajaran 2012/2013 setiap siklusnya. Dari hasil kesimpulan ini disarankan bagi guru-guru SD untuk

menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan model pembelajaran di SD karena terbukti terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar.


(16)

1 A. Latar Belakang

Dalam pembangunan pendidikan, Komisi Nasional Pendidikan (2001), Indonesia bertekad memperkokoh potensi pendidikan nasional untuk meningkatkan pencapaian pendidikan di dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, sekaligus untuk menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan-tantangan baru yang menandai kehidupan global. Untuk mengatasi kehidupan global tersebut, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Marzano, at. al. (dalam Cindrawasih, 2011:1) menyatakan bahwa sumber daya manusia yang unggul dalam persaingan global memiliki kompetensi seperti: (1) berpikir kritis, (2) mampu memecahkan masalah, (3) mampu melakukan kolaborasi, (4) memiliki pengetahuan dan keterampilan belajar, (5) mampu mengola diri. Jadi, matematika selain berperan penting dalam menghadapi perubahan global juga bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengidentifikasi, memahami, dan menggunakan dasar-dasar matematika yang di perlukan siswa dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya suatu tindakan untuk mengatasi persepsi negatif siswa terhadap mata pelajaran matematika. Sifat abstrak matematika dari objek matematika menyebabkan banyak siswa


(17)

mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika, akibatnya prestasi dan pemahaman matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru matematika di SD Negeri 22 Dangin puri menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa masih rendah, dimana rata-rata nilai pelajaran matematika masih pada kategori rendah. Dari hasil evaluasi nilai ulangan umum, rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 55. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dikatakan rendah, karena belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM), yang telah ditetapkan yaitu memperoleh rata-rata nilai ≥65 (KTSP SD Negeri 22 Dangin Puri).

Dari hasil pengamatan pada sekolah tersebut, yang menyebabkan rendahnya pretasi belajar siswa adalah guru masih menerapkan pembelajaran konvensional (transformasi pengetahuan terpusat pada guru). Hal itu disebabkan karena guru merasa pembelajaran konvensional lebih mudah diterapkan. Selain itu, dalam pembelajaran matematika di kelas, guru jarang menerapkan belajar kelompok. Meskipun pernah dilaksanakan , namun dalam kenyataan metode belajar yang diterapkan kurang efektif, sehingga dalam belajar kelompok siswa cenderung memilih teman dekatnya tanpa memperhitungkan kemampuan

akademik. Hal ini dapat menyebabkan kegiatan diskusi tidak berjalan maksimal. Aktivitas kerja kelompok dan dalam mempresentasikan hasil diskusi didominasi oleh siswa berkemampuan tinggi, sedangkan yang berkemampuan rendah tidak banyak berpartisipasi. Siswa berorientasi pada hasil dan kurang memperhatikan pentingnya proses pemahaman terhadap materi yang diajarkan.


(18)

Setelah mengetahui kondisi siswa seperti ini, maka akan dicoba untuk menerapkan metode pembelajaran yang menekankan pada kesadaran setiap siswa untuk belajar mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan anggota lain dalam kelompoknya, sehingga belajar dapat saling menguntungkan antara siswa yang berprestasi rendah dengan yang berprestasi tinggi. Pendekatan pembelajaran yang seperti ini adalah pembelajaran kooperatif.

Salah satu pendekatan pembelajaran kooperatif yaitu Tipe Numbered Head Together (NHT), diperkenalkan oleh Spencer Kagan. Tipe NHT ini dapat dijadikan alternatif variasi pendekatan pembelajaran sebelumnya. Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa, serta meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Volume Kubus dan Balok Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri Denpasar Tahun Ajaran 2012/2013.”


(19)

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Volume Kubus dan Balok pada Siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran volum kubus dan balok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri.

2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran volume kubus dan balok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri.

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri tahun ajaran 2012/2013 melalui penerapan model


(20)

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri tahun ajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran volume kubus dan balok.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas belajar yang nantinya dapat meningkatkan prestasi belajar matematika karena melalui pembelajaran ini siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi Guru

Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas ini, guru akan mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga dapat mengatasi masalah pembelajaran yang muncul di kelas.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah terutama dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.


(21)

F. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari perbedaan persepsi dalam mengartikan istilah yang digunakan dalam judul ini maka perlu diberikan penjelasan mengenai istilah berikut:

1. Meningkatkan Aktivitas Belajar

Menurut Depdiknas (2005:119), “Meningkatkan berarti: (1) menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya); mempertinggi, memperhebat,(2) Mengangkat diri; memegahkan diri.” Sedangkan aktivitas belajar merupakan seluruh kegiatan siswa dalam proses belajar mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Sehubungan dengan itu, Sardiman (dalam Ovini, 2011:8) menyatakan bahwa “Aktivitas belajar adalah prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar baik yang bersifat fisik maupun mental.” Sedangkan menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (2001:23) “Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kerja, atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahan.”

Jadi sesuai dengan uraian di atas yang dimaksud dengan meningkatkan aktivtas belajar adalah segala cara yang yang digunakan untuk meningkatkan keatifan dari suatu kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan baik secara fisik maupun mental.

2. Prestasi Belajar

Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2001:895) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. “Sehubungan dengan itu, Walker (dalam Ovini,


(22)

2011:9) menyatakan belajar adalah suatu perubahan dalam melaksanakan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah dalam situasi stimulus yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar. Di samping ituTimPenyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (2008:1101) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.”

Jadi, yang dimaksud dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami perubahan dalam melaksanakan tugas sebagai hasil dari pengalaman dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

3. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran koperatif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil dimana anggotanya bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. 4. Model pembelajaran koperatif Tipe NHT

Menurut Widdiharto (2004:18) NHT merupakan kegiatan belajar kooperatif dengan empat tahap kegiatan. Pertama, Siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 sampai 5 orang. Setiap anggota kelompok diberi nomor 1, 2, 3, 4 atau 5. Kedua, guru menyampaikan pertanyaan, Ketiga, berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.


(23)

Keempat, guru menyebut nomor (1,2,3,4 atau 5) dan siswa dengan nomor yang bersangkutan yang harus menjawab.


(24)

9 A. Deskripsi Teori

1. Konstruktivisme

Gagasan pokok konstruktivisme pertama kali diungkapkan tahun 1970 oleh Giambatista Vico (Setyono, 2005:17), namun ungkapan filsafat tersebut menurut Mark Baldwin cukup lama terpendam. Sebagai filsafat, konstruktifisme akan memberikan jawaban dari tiga pertanyaan dasar terkait dengan pengertian filsafat pengetahuan, yaitu (1) apakah pengetahuan itu. (2) bagaimana memperoleh pengetahuan itu, dan (3) apakah kebenaran itu?

Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan dianggap sebagai proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus, terus berubah dan berkembang (Setyono, 2005:17). Konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri jadi bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada.

Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang yang membentuk skema, kategori, konsep dan

struktur pengetahuan yang diperlukan untuk membangun pengetahuan itu sendiri. Sehubungan dengan kebenaran, beberapa paham ilmu pengetahuan

menyatakan bahwa suatu pengetahuan itu dianggap benar apabila sesuai dengan kenyataan (realitas). Konstruktivisme menyatakan bahwa tidak


(25)

pernah mengerti realitas yang sesungguhnya, yang dimengerti adalah struktur kognitif kita akan suatu objek, yang diketahui adalah suatu kenyataan sejauh yang dipahami oleh orang yang menangkapnya.

Konstruktivisme meletakan kebenaran pada visibilitas, yaitu kemampuan suatu konsep atau pengetahuan dalam beroperasi. Artinya dapat tidaknya pengetahuan yang kita konstruksikan itu digunakan dalam menghadapi

fenomena-fenomena dan persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan tersebut. Gagasan konstruktivisme yang sudah lama terpendam di atas selanjutnya digunakan dalam pembelajaran oleh Jean Piaget dan Vigotsky. Piaget lebih menekankan bahwa pribadi seorang sendirilah yang mengontruksikan

pengetahuan (konstruksi personal). Sedangkan Vigotsky menggunakan konstruksi personal dan sosial dalam pembentukan pengetahuan dan kedua aspek itu saling berkaitan.

Pentingnya interaksi baik secara individu maupun sosial dalam

konstruktivisme mengarah kepada pentingnya interaksi teman sebaya. Bentuk interaksi ini selanjutnya dalam pembelajaran diwujudkan melalui cooperative learning (kelompok belajar kooperatif). Pembelajaran yang dibangun berintikan cooperative learning selanjutnya disebut dengan pembelajaran kooperatif.

2. Hakekat Matematika

Matematika adalah terjemahan dari mathematics. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematika tidak dapat diterapkan secara eksak (pasti) dan singkat. Definisi matematika makin lama makin sukar untuk dibuat karena


(26)

cabang-cabang matematika makin bertambah dan makin bercampur satu sama lain.

Ruseffendi (dalam Fansirman, 2011:13) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Lebih lanjut Hudoyo ( dalam Fansirman, 2011:13) mengatakan bahwa hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungannya diatur menurut aturan logis.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hakekat matematika berkenan dengan konsep-konsep abstrak yang saling berhubungan satu sama lain yang diatur menurut atuaran logis.

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur (2005:1-2) “Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok - kelompok kecil yang beranggotakan siswa yang berbeda kemampuannya, jenis kelamin bahkan latar belakangnya, untuk membantu belajar satu sama lainnya sebagai sebuah tim.” Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori Konstruktivisme, dimana siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit, jika mereka berdiskusi dengan temannya. Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran ( student


(27)

oriented), dimana siswa belajar bersama kelompok - kelompok kecil yang bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.

b. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson & Johnson ( dalam Ovini, 2011:21) terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: (a) adanya sifat saling

ketergantungan yang bersifat positif antar siswa, (b) adanya interaksi antar siswa yang semakin meningkat, (c) adanya tanggung jawab individual, (d) adanya keterampilan interpersonal dan kelompok kecil, (e) adanya proses kelompok yang baik dalam suatu kelompok.

Berdasarkan lima unsur yang penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin (dalam Ovini, 2011:22) adalah sebagai berikut: (a) penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan, (b) tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok, (c) kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan cara belajar mereka sendiri.

c. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Depdiknas (2005:16) prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif secara umum dapat dijelaskan secara operasional sebagai berikut: (a) langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah merancang program


(28)

pembelajaran, (b) langkah kedua yang dilakukan oleh guru adalah dengan

menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok belajar agar melakukan transisi secara efisien, (c) langkah ketiga yang dilakukan guru adalah melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan satuan pembelajaran yang dibuat, (d) langkah keempat adalah guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja siswa baik secara individual maupun secara kelompok.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang merupakan struktur sederhana dan terdiri dari beberapa tahapan yang digunakan untuk mengulang kembali fakta-fakta dan informasi dasar yang befungsi untuk mengatur interaksi di antara para siswa (Spencer Kagan dalam Mufid, 2007:7). Ibrahim (dalam Mufid, 2007:17) menyatakan bahwa “NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluru kelas.” Pendapat lainnya disampaikan oleh Astrini (dalam Sumaryana 2010:10) yang mengemukakan bahwa “NHT adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dalam kelompoknya memiliki nomor tertentu dan siswa tidak tahu nomor berapa yang akan ditunjuk oleh guru untuk menjawab tugas yang mereka kerjakan secara berkelompok.” Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif


(29)

yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam proses

pembelajaran yang terdiri ataas tahapan tertentu, yaitu (1) tahap penomoran, (2) tahap mengajukan pertanyaan, (3) berpikir bersama, (4) tahap menjawab.

Adapun tahapan dalam pembelajaran NHT antara lain yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab (Nur, 2005:79) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 01. : Tahapan dalam pembelajaran NHT

Tahap Aktivitas

Tahap 1: Penomoran Guru membagi siswa kedalam kelompok

beranggotakan 3 sampai 5 orang dan setiap angota kelompok diberi nomor 1sampai 5

Tahap 2:

Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa, pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk arahan.

Tahap 3:

Berpikir bersama.

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

Tahap 4: Menjawab.

Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai

mengancungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.


(30)

a. Pendahuluan Fase 1: Persiapan

1) Guru melakukan apersepsi.

2) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran NHT. 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru memberikan motivasi b. Kegiatan Inti

Fase 2: Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Tahap Pertama:

Penomoran. Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang dan kepada setiap anggota diberi nomor. Siswa bergabung dengan

anggotanya masing-masing. Tahap Kedua:

Mengajukan Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan berupa tugas untuk mengerjakan soal-soal di LKS.

Tahap Ketiga:

Berpikir bersama : Siswa berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dalam LKS tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.

Tahap Keempat: Menjawab:

1) Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengancungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab


(31)

pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas. Kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok tersebut.

2) Guru mengamati hasil yang diperoleh masing-masing kelompok dan memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik. 3) Guru memberikan soal latihan sebagai pemantapan terhadap hasil dari pengerjaan LKS.

c. Penutup Fase 3: Penutup

Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan. 1) Guru memberikan tugas rumah.

2) Guru meningkatkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah diajarkan dan materi selanjutnya.

d. Penilaian

Guru memberikan tes atau kuis baik secara individu maupun kelompok, yang nantinya dapat memberikan informasi kemampuan setiap individu maupun kelompok.

5. Aktivitas dan Prestasi Belajar a. Aktivitas Belajar

Aktivitas adalah kegiatan atau perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Di samping itu, Sardiman (2011: 96) menyatakan bahwa “aktivitas belajar adalah prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar baik yang bersifat fisik maupun mental.” Aktivitas siswa selama proses


(32)

belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Siswa memiliki keaktifan apabila ditemukan cirri-ciri prilaku sebagai berikut: (1) antusiasme siswa dalam proses pembelajaran, (2) interaksi siswa dengan guru, (3) interaksi siswa dengan siswa lain, (4) kerjasama kelompok, (5) aktivitas siswa dalam kelomok, (6) partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan. Menurut Diedrich (dalam Sardiman, 2011:101) membuat daftar suatu kegiatan siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: (1) visual activities, yang termasuk di dalamnya seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan. (2) oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. (3) listening activities, seperti mendengarkan, (4) writing activities, seperti menulis cerita, (5) drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik dan membuat diagram, (6) motor activities, seperti melakukan percobaan, membentuk konstruksi, model mereparasi, bermain dan berkebun, (7) mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis dan mengambil keputusan. (8) Emotional activities, seperti minat, merasa bosan dan bersemangat. Adapun kegiatan - kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat atau komentar, mengerjakan tugas dalam pemecahan masalah, menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain dalam bentuk kelompok. Keaktifan siswa dalam belajar akan menyebabkan suasana belajar yang kondusif, karena siswa selaku pelajar mau aktif untuk belajar, serta jika aktivitas dalam proses pembelajaran tidak tampak maka akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.


(33)

b. Prestasi Belajar

1) Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Tim Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2001: 895) “pretasi adalah hasil yang telah dicapai atau dari yang telah dilakukan atau dikerjakan.” Di samping itu, menurut Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008:1101) prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang biasanya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Sehubungan dengan kaitan ini, Sardiman (2011:21) menyatakan bahwa belajar merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga, pisko-fisik untuk menuju

perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa serta ranah kognitif, efektif dan piskomotor. Disamping itu, Slavin (dalam Trianto, 2010:16) menyatakan “belajar merupakan prubahan individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau karateristik seseorang sejak lahir.”

Berdasarkan uraian diatas, yang dimaksdud dengan presatasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami perubahann dalam penguasan pengetahuaan dan keterampilan karena

pengalamannya yang tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah dalam stimulus yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar. Dalam proses belajar diharapkan akan diperoleh prestasi belajar yang berupa perubahan tingkah laku dalam kognitif, efektif, dan psikomotor. Penilaian prestasi belajar yang ditekankan adalah penilaian yang menyeimbangkan tiga ranah yaitu : pengetahuan


(34)

(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Penilaian aspek kognitf dilakukan setelah siswa mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai, akhir dari semester, dan jenjang satuan pelajaran. Dalam penelitian ini, penilaian meliputi aspek kognitif dan afektif.

2) Faktor – Faktor yang mempengaruhi Proses Belajar

Siswa yang mengalami proses belajar supaya berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Suryabrata ( dalam Ovini, 2011:26) “Proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam.” Faktor luar (eksternal) terdiri dari: (a) faktor lingkungan yang meliputi lingkugan alam seperti sirkulasi udara, suhu, kebisingan, penerangan, ruang belajar dan lain – lain, serta lingkungan sosial seperti, suasana sekolah, suasana di rumah, dan suasana di masyarakat dan (b) faktor instrumental, seperti kurikulum, program, sarana dan prasarana, serta guru. Sedangkan faktor dalam (internal) terdiri dari: (a) faktor fisikologis, seperti kondisi fisik secara umum, kondisi alat indera, dan (b) faktor psikologis, seperti minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dikemukakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya menekankan bahwa instrumental seperti kurukulum dan program atau pembelajaran, yang salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT yang nantinya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.


(35)

3) Ciri-Ciri Prestasi Belajar

Setelah melakukan kegiatan belajar, siswa memperoleh suatu kemampuan di mana kemampuan tersebut dapat diketahui ciri-cirinya. Berkaitan dengan prestasi belajar banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya sesuai dengan teori masing – masing. Robinson (dalam Ovini, 2011:27) mengemukakan bahwa, tingkah laku merupakan prestasi belajar apabila: (a) tingkah laku itu sebagai hasil pengaruh dari lingkungan, dan (b) tingkah laku itu relatif permanen. Hasil belajar yang ditunjukkan dengan prestasi belajar diperoleh dari perubahan tingkah laku apabila tingkah laku tersebut dapat diulang dengan hasil yang sama, di samping itu tingkah laku dapat dikatakan prestasi belajar apabila siswa dengan sengaja melakukan interaksi dengan lingkungannya.

Ciri-ciri prestasi belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi segi jasmani (struktural) dan segi rohaniah (fungsional) yang keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Tingkah laku tersebut bukan hanya merupakan pengetahuan, tetapi juga aspek keterampilan, kebiasaan emosi, budi pekerti, apresiasi, jasmani, hubungan sosial dan lain-lain. Dengan mencermati beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa ciri prestasi belajar adalah ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang dapat meliputi domain pengetahuan, sikap atau keterampilan yang bersifat permanen, dapat diulang dengan hasil yang relatif sama, hasil interaksi secara sengaja dengan lingkungan dan bukan karena proses kematangan dan kelelahan.


(36)

6. Pembelajaran Volume Kubus dan Balok a. Kubus

Pengertian Kubus

Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama. Untuk mempelajari volume kubus dengan menggunakan kubus satuan.

Gambar 01. Merupakan kubus yang tersusun atas 64 kubus satuan. Panjang ABdisebut sebagai panjang kubus (p)

Panjang BCdisebut sebagai lebar kubus (l) Panjang CGdisebut sebagai tinggi kubus (t)

Kubus memiliki panjang rusuk yang sama dan panjangnya dapat dilambangkan dengan s. Oleh karena itu, rumus untuk menghitung volumen kubus dapat dituliskan sebagai berikut:

V = p x l x t = s x s x s V = s3

Kubus satuan

Gambar 01. : Kubus ABCD. EFGH

A B

C D

E

F

G H


(37)

Jadi, volume kubus ABCD. EFGH adalah V = s3

= 4 x 4 x 4 kubus satuan = 64 kubus satuan b. Balok

Pengertian Balok

Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang (sisi) atau 3 pasang sisi yang kongruen berbentuk persegi panjang.

\

Gambar 02. : Balok ABCD.EFGH

Gambar 02. adalah balok ABCD. EFGH yang tersusun atas beberapa kubus satuan. Susunan kubus satuan yang membentuk balok di atas adalah :

Panjang balok = 6 x panjang kubus satuan Tinggi balok = 5 x tinggi kubus satuan Lebar balok = 4 x lebar kubus satuan

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa pada balok mempunyai panjang (p). lebar (l) dan tinggi (t). Maka volume balok = p x l x t

Jadi volume balok pada gambar di atas = p x l x t

= 6 panjang kubus satuan x 4 lebar kubus satuan x 5 tinggi kubus satuan

A B

C D

E

F

G H

4 kubus Satuan 5 Kubus

Satuan kubus

Satuan


(38)

= 120 satuan volume

B. Kerangka Berpikir

Guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswasebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana

pendidikan, tanpa diimbangi kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya kurang bermakna. Oleh sebab itu, semua guru yang profesional dituntut untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa aktif selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas.

Seperti pelajaran matematika, pada kenyataannya matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah dimengerti. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini menggunakan metode ekspositori, di mana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan yang berakibat kurangnya niat belajar. Minat belajar akan tumbuh dan terpelihara apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi, baik variasi model maupun media pembelajarannya.

Numbered Heads Together (NHT) merupakan pendekatan struktural

pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993: 35). Meskipun memiliki banyak persamaan dengan model pembelajaran kooperatif yang lain, namun model NHT ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu, yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Ibrahim (Mufid 2007: 24) mengatakan NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan


(39)

untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran, dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas.

Numbered Heads Together (NHT) sebagai model pembelajaran pada

dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menunjuk siswa tersebut, guru tanpa memberitahu terlebih dahulu, siapa yang akan mewakili kelompok tersebut.

Menurut Muhamad Nur (2005: 78) dengan cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Selain itu model pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Siswa akan berusaha memahami konsep-konsep ataupun memecahkan permasalahan yang disajikan oleh guru, seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim dan kawan-kawan (2000: 7) bahwa dengan belajar kooperatif akan memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya serta akan memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademis.

Pokok bahasan bangun ruang volume kubus dan balok merupakan materi yang memerlukan keterampilan khusus untuk berhitung. Melalui penggunaan


(40)

LKS yang merupakan media pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing dapat mengurangi ketergantungan siswa akan rumus yang mesti dihafalkan.LKS digunakan sebagai media dalam kerja kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Siswa-siswa dalam kelompok yang sama saling bekerja sama untuk mengerjakan LKS, sehingga terjadi interaksi sosial antara siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Perpaduan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan media pembelajaran LKS memiliki dampak positif terhadap siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah yang bekerja sama dalam satu tim. Siswa kelompok bawah akan mendapat transfer pengetahuan dari siswa kelompok atas yang merupakan teman sebayanya yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang materi yang dijelaskan. Dengan demikian, penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran Volume Kubus dan Balok akan mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, karena adanya keterlibatan total semua siswa yang akan berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa.


(41)

26 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Salah satu ciri

penelitian kualitatif adalah bahwa penelitian ini mempunyai latar alami (natural setting) (Moleong, 1991:4). Jadi penelitian kualitatif yang dimaksud adalah suatu ontology alamiah yang menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Dari hal di atas dapat diketahui bahwa sumber data yang didapat merupakan suatu fakta yang terjadi secara alami dan jika dipisah-pisahkan maka apa yang diperoleh tidak akan dipahami.

Jenis penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Suyanto dalam Sudita, 2008:22).

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini dengan menerapkan model PTK Kurt Lewin yang mengandung empat tahapan pada setiap siklusnya. Keempat tahapan tersebut: 1) Perencanaan (planning), 2) Tindakan (acting), 3) Observasi (observing 4) Refleksi (reflecting) (Suandhi


(42)

dalam Sumaryana, 2010:24). Dimana hubungan keempat tahapan tersebut dipandang sebagai satu siklus, seperti terlihat pada Gambar. 03 dibawah ini.

Gambar 03. : Desain PTK Model Kurt Lewin

B. Kehadiran Peneliti

Menurut Moleong (dalam Putra, 2003:5) ciri dari penelitian kualitatif yaitu mempunyai latar alami. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang optimal dalam penelitian ini, peneliti harus ikut masuk dalam tempat penelitian dan menjadi bagian keutuhan kelas, artinya di samping sebagai pengumpul data dan penganalisis juga berperan langsung sebagai guru. Di samping hasil yang didapat lebih optimal, juga memperoleh pengalaman menyampaikan materi pembelajaran di kelas.

Jadi, kehadiran peneliti di lapangan adalah sebagai guru, pengumpul dan penganalisis data selama penelitian dilakukan.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang ditetapkan sebagai tempat penelitian adalah SD Negeri 22 Dangin Puri yang terletak di jalan Kapten Japa, Desa Dangin Puri Kelod,

Kecamatan Denpasar Timur, dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Tindakan

Observasi

Refleksi Perencanaan


(43)

siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri semester I Tahun Ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.

D. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini difokuskan untuk menjawab masalah yang dirumuskan pada Bab Pendahuluan, sehingga data yang dikumpulkan berupa : 1. Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan teknik observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrument yang dilakukan dalam melakukan observasi berupa lembar observasi. Lembar observasi memuat lima indikator, yaitu, (1) antusiasme siswa dalam proses pembelajaran, (2) interaksi siswa dengan guru pada saat pembelajaran berlangsung, (3) interaksi siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, (4) kerja sama dalam kelompok belajar, dan (5) partisispasi siswa dalam memuat kesimpulan atas materi pembelajaran.

Setiap indikator memiliki deskriptor tersendiri secara khusus. Banyaknya deskriptor dari kelima indikator tersebut adalah 20 deskriptor. Setiap deskriptor dari masing-masing indikator yang tampak selama observasi dicatat dalam lembar observasi. Apabila sebuah deskriptor tampak maka diberi skor satu, jika tidak tampak diberi skor 0. Jika semua deskriptor yang tampak pada siswa maka menjadi skor maksimal ideal, yaitu 20, jika semua deskriptor tidak tampak, maka menjadi skor minimal ideal yaitu 0.


(44)

2. Data Prestasi Belajar siswa

Data pretasi belajar siswa dikumpulkan melalui metode tes. Tes diberikan pada setiap pertemuan akhir suatu siklus. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian. Item disusun oleh peneliti berdasrkan indikator-indikator yang ingin dicapai pada pembelajaran volume kubus dan balok. Nilai prestasi belajar masing siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh masing-masing siswa pada setiap butir soal kemudian mengolah skor tersebut menjadi nilai.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dibuat oleh guru, peneliti dan teman sejawat dengan melakukan pencatatan terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran berupa perilaku spesifik yang menjadi petunjuk adanya permasalahan yang tidak dimuat dalam lembar observasi. Catatan lapangan dibuat selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan dan hasilnya ditulis dalam buku catatan lapangan. Hasil dan temuan dari pencatatan lapangan selanjtunya didiskusikan oleh peneliti dengan teman sejawat sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti dalam malakukan refleksi.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Supinah (dalam Yasni, 2012:41), data mengenai aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan teknik observasi. Instrument yang dipakai dalam pengumpulan data ini adalah lembar observasi. Lembar observasi aktivitas belajar siswa terdiri dari lima indikator dan setiap indikator memiliki empat deskriptor.


(45)

Dalam lembar observasi aspek-aspek yang diamati sebagai berikut: (1) Interaksi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, dengan deskriptor yaitu: (a) siswa bertanya dengan guru terkait materi pelajaran yang belum

dipahami, (b) siswa berusaha menjawab pertanyaan guru, (c) siswa berusaha memperbaiki jawaban yang salah sebelumnya, dan (d) siswa berani

mengemukakan pendapat kepada guru, (2) interaksi siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dengan deskriptor yaitu: (a) siswa bertanya kepada teman, (b) siswa menjawab pertanyaan teman, (c) siswa memperhatikan dan menanggapi pertanyaan temanya, dan (d) siswa membantu temannya dalam mempebaiki kesalahan pada saat pengerjaan soal, (3) aktivitas siswa dalam

bekerjasam antar kelompok, dengan deskriptor yaitu: (a) siswa mengerjakan tugas kelompok dengan sunggu-sungguh, (b) siswa mencoba membantu teman satu kelompoknya, (c) siswa mengadakan pembagian tugas pada saat mengerjakan soal, dan (d) siswa membantu memperbaiki jawaban yang salah dari teman satu kelompok, (4) aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, dengan deskriptor yaitu: (a) siswa berani mengemukakan pendapat, (b) siswa mencoba memberikan tanggapan atas pendapat temannya, (c) siswa mencoba mengoreksi pendapat dari temannya, dan (d) siswa mencoba terlibat dalam memberikan jawaban dalam diskusi kelompok dan (5) keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dengan descriptor yaitu: (a) siswa mencoba aktif dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari, (b) siswa menanggapi kesimpulan dari temannya, (c) siswa mencoba melengkapi kesimpulan dari temannya dan (d) siswa mencatat ringkasan materi yang diberikan oleh guru.


(46)

2. Teknik Pengumpulan Data Prestasi Belajar Siswa

Teknik pengumpulan data mengenai prestasi belajar siswa pada tiap akhir siklus dikumpulkan dengan metode tes. Tes yang digunakan adalah tes uraian yang diberikan kepada siswa dan dilakukan pada tiap akhir siklus untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes yang berbentuk essay atau uraian. Jumlah tes essay atau uraian sebanyak 10 butir tes. Pemberian skor dilakukan dengan cara menyiapkan suatu model jawaban. Jawaban masing-masing siswa dibandingkan dengan model jawaban tersebut dan diberikan skor sesuai dengan tingkat kebenaran jawabannya.

Adapun kriteria penskoran yang digunakan akan disajikan pada Tabel 02 berikut:

Tabel 02. : Kriteria Penskoran

No. Model Jawaban Siswa Skor

1. Tidak memberikan penyelesaian sama sekali 0 2. Mencoba memberikan penyelesaian tetapi salah total 1 3. Memberikan suatu penyelesaian yang ada unsur benarnya tetapi

belum sempurna

3

4. Memberikan suatu penyelesaian yang benar dan tepat 5

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Nurkencana dan Sunartana (dalam Mahardika, 2008:47) hasil observasi aktivitas siswa dianalisis dengan statistik deskriptif. Kriteria


(47)

penggolongan aktivitas siswa didasarkan pada rata-rata skor aktivitas belajar siswa (A), mean ideal (MI) dan standar devisiasi ideal (SDI) yaitu:

A :

Siswa Banyaknya

Siswa Belajar Aktivitas

Skor Jumlah

MI : 2 1

(Skor Tertinggi Ideal + Skor Terendah Ideal)

SDI : 6 1

(Skor Tertinggi Ideal + Skor Terendah Ideal)

Sehinga kriteria tingkat aktivitas belajar siswa diatas menjadi 5 kelompok, yaitu disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 03. : Tingkat Aktivitas Belajar Siswa

Skor Predikat

MI + 1,5 SDI < A

MI + 0,5 SDI < A< MI + 1,5 SDI MI – 0,5 SDI < A< MI + 0,5 SDI MI – 1,5 SDI < A< MI – 0,5 SDI A< MI – 1,5 SDI

Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang aktif

Sehinga untuk aktivitas belajar siswa skor tertinggi ideal adalah 20 dan skor terendah ideal adalah 0, dengan demikian akan dapat dihitung Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) yaitu:

MI = ½ (20 + 0) = 10 dan SDI = 1/6 (20 + 0) = 3,33

Sehingga kriteria pengolongan aktivitas di atas dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 04. : Konversi Skor Aktivitas Belajar Siswa


(48)

No Rata-rata skor aktivitas belajar siswa Kategori 1

2 3 4 5

15 ≤ A 11,65 ≤ A< 15 8,35 ≤ A< 11,65 5,05 ≤ A< 8,35 A< 5,05

Sangat Aktif Aktif

Cukup Aktif Kurang Aktif

Sangat Kurang Aktif

2. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa adalah merupakan hasil yang dicapai seorang individu setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu untuk mengetahui prestasi belajar siswa, hasil tes siswa dianalisis secara statistik deskriptif yaitu dengan menentukan rata-rata nilai prestasi belajar siswa (X), ketuntasan belajar (KB) dan daya serap (DS) masing-masing dengan rumus.

a. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa

X = N

X

Keterangan:

X = Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa ∑X = Jumlah Nilai Prestasi Belajar Siswa N = Banyaknya siswa yang mengikuti tes b. Ketuntasan Belajar

KB = N Ni

x 100%


(49)

KB = Ketuntasan Belajar

Ni = banyaknya siswa yang memperoleh nilai > 65 N = banyaknya siswa yang ikut tes

c . Daya Serap DS =

Ideal M aksimal Skor

X

x 100%

Keterangan:

DS = Daya Serap

X = Rata – rata nilai prestasi belajar siswa

Proses belajar mengajar telah optimal apabila rata-rata nilai prestasi belajar siswa (X) > 65, Ketuntasan Belajar (KB) > 85% dan daya serapnya (DS) > 65%. Depdikbud (dalam Saryanti, 2010:47).

G. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dirancang mengikuti tahapan-tahapan yang diuraikan berikut ini:

1. Refleksi Awal

Sebelum penelitian dimulai, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada kelas selama proses pembelajaran. Masalah-masalah yang ada yaitu, (1) prestasi belajar matematika siswa masih rendah, (2) Guru masih menerapkan pembelajaran konvensional (transformasi pengetahuan terpusat pada guru), (3) Guru jarang menerapkan belajar kelompok dan cara kerja kelompok yang tidak tersturktur, menimbulkan sikap mendominasi dan partisipasi yang tidak merata


(50)

sehinnga orientasi kerja terletak pada hasil dan kurang memperhatikan pentingnya pemahaman terhadap materi yang diajarkan.

2. Siklus I

Pada siklus I terdiri dari 4 tahap tindakan: Tahap-tahap tindakan dalam siklus I terdiri dari:

a. Perencanaan Tindakan

Beberapa kegiatan yang dilakukan terkait dengan perencanaan tindakan adalah : menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP yang disusun berdasarkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe NHT, membentuk siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang, menyusun lembar observasi, mempersiapkan alat evaluasi yaitu tes prestasi belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan orientasi awal dan pengenalan kepada siswa terhadap rencana penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I berlangsung selama 2 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa guru melakukan apersepsi, menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe NHT, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motifasi kepada siswa. Kegiatan pendahuluan ini berlangsung 10 menit.

Pada kegiatan inti, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar kemudian membagikan LKS pada masing-masing kelompok dan meminta siswa membaca LKS dan mengerjakan soal-soal yang terdapat di dalamnya.Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menjawab soal


(51)

yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok dan dipanggil secara acak sambil mengobservasi aktivitas siswa.

Pada kegiatan penutup guru bersama siswa membuat kesimpulan. Kegiatan penutup ini berlangsung 10 menit.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung.Observasi terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan dengan

mengamati perilaku yang tampak dengan menggunakan lembar observasi dengan memberikaan skor sesuai dengan tingkah laku yang muncul. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dilaksanakan dengan menggunakan tes objektif pada akhir siklus.

d. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan pada akhir siklus I yang didasarkan pada hasil observasi selama proses pembelajaran. Refleksi ini ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengidentifikasi hasil tindakan pada siklus I, sejauh mana hasil yang dicapai, kelemahan serta kendala yang dialami.Permasalahan yang timbul selama pelaksanaan siklus I didiskusikan dengan teman sejawat atau guru kelas dan dicari alternatif pemecahannya, selain itu refleksi dijadikan sebagai masukan atau penyempurnaan pembelajaran pada siklus II sehingga kelemahan-kelemahan pada siklus I dapat diatasi.

3. Siklus II

Pada siklus II juga terdiri dari 4 tahap tindakan.Tahap-tahap tindakan pada siklus II terdiri dari:


(52)

a. Perencanaan Tindakan

Bertitik tolak dari hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul dilakukan

perencanaan tindakan pada siklus II, meliputi pembuatan RPP yang

dikembangkan berdasarkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe NHT, menyiapkan lembar observasi, mempersiapkan alat evaluasi yaiti tes prestasi belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II serupa dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja dilakukan penyempurnaan pelaksanaan tindakan di bagian tertentu dari pelaksanaan tindakan pada siklus I, yang didasarkan pada refleksi pada siklus I.

c. Observasi

Seperti pada siklus I, pada siklus II juga diadakan observasi terhadap proses pembelajaran dan berusaha menemukan kendala-kendala yang terjadi selama proses tersebut.Observasi terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan dengan mengamati prilaku yang tampak dengan menggunakan lembar observasi dengan memberikan skor sesuai dengan tingkah laku yang muncul. Untuk

mengetahui prestasi belajar siswa dilaksanakan dengan menggunakan tes objektif pada akhir siklus.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tujuannya untuk


(53)

mengidentifikasi hasil tindakan, kelemahan dan kendala-kendala yang muncul selama pelaksanaan tindakan pada siklus II.Permasalahan yang timbul selama pelaksanaan siklus II didiskusikan dengan teman sejawat atau guru kelas dan dicari alternatif pemecahannya untuk menyempurnakan pembelajaran pada siklus berikutnya. Jika pada siklus II tidak terdapat hambatan atau kendala-kendala yang berarti serta proses pembelajaran telah optimal dan sesuai yang diharapkan maka akan dirumuskan rekomendasi penelitian ini dan siklus dihentikan.

H. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik tringulasi, pemeriksaan sejawat melelui diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing, Moleong (dalam Nilaputra, 2003:55) menyatakan tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan pengecekan atau

pembanding terhadap data itu.

Tringulasi dilakukan dengan membandingkan data dari hasil tes dan pengamatan sehingga data yang diperoleh adalah refresentatif.

Dalam penelitian ini tringulasi dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi dilakukan secara terpadu, yang melibatkan dua orang teman sejawat dan guru matematika yang kelasnya dijadikan objek penelitian.Hasil tringulasi dan pemeriksaan teman sejawat tersebut dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapat arahan atau revisi bila diperlukan dalam upaya mendapatkan data dengan derajat kepercayaan yang diharapkan.


(54)

39 A. Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 02 Januari 2013 sampai 17 Januari 2013. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri Tahun Ajaran 2012/2013 dengan melibatkan 24 siswa sebagai subjek penelitian. PTK ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan 6 kali pertemuan. Adapun tahapan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 05. : Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Siklus Pertemuan Instrumen Materi Tanggal - - Surat Pengantar

dari Universitas

Permohonan Ijin Penelitian 31 Desember 2012

I 1 RPP 01 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya

02 Januari 2013

2 RPP 02 Membuat Jaring-jaring kubus dan balok

03 Januari 2013 3 Tes Prestasi

Belajar siklus I

Tes Akhir Siklus I 09 Januari 2013 II 4 RPP 03 Menghitung Luas Permukaan

Kubus dan Balok

10 Januari 2013 5 RPP 04 Menghitung Volume Kubus

dan Balok

16 Januari 2013 6 Tes Akhir

Siklus II

Tes Akhir Siklus II 17 Januari 2013


(55)

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data aktivitas belajar siswa dan data prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari tes akhir siklus yang diberikan kepada siswa pada akhir tiap siklus dengan menggunakan instrumen berupa tes prestasi belajar yang berbentuk tes uraian (essay). Hasil pengumpulan data tentang aktivitas belajar kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 12, 13, 25, dan 26. Sementara hasil tes prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri dapat dilihat pada lampiran 17 dan 30. Hasil pengumpulan data aktivitas dan prestasi belajar siswa yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui seberapa besar peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri dapat dilihat pada lampiran 32, 33, 34 dan 35. Hasil analisis data pada penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut:

1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada lampiran 32, maka dapat disajikan rekapitulasi hasil pengolahan data mengenai aktivitas belajar siswa dalam tabel berikut:


(56)

Tabel 06. : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa No Siklus Pertemuan ke

Rata-rata aktivitas

belajar siswa (A) Kategori

1 Siklus I

1 7,92 Cukup aktif

2 9,67 Cukup aktif

Rata-rata 8,79 Cukup aktif

2 Siklus II

3 12,25 Aktif

4 13,08 Aktif

Rata-rata 12,66 Aktif

Peningkatan ( I-II) 44,03% Aktif

Berdasarkan hasil analisis data Aktivitas belajar siswa pada lampiran 32, diperoleh persentase peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 44,03%.

2. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa

Rekapitulasi hasil pengolahan data mengenai prestasi belajar siswa dalam tabel berikut.

Tabel 07. : Rekapitulasi Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa

Siklus

Banyak Peserta

Tes

Nilai Total

Prestasi Belajar Rata-rata Nilai

(X)

Daya Serap (DS)

Ketuntasan Belajar (KB)

I 24 1405 58,5 58,5% 37,5%

II 24 1860 77,5 77,5% 87,5%


(57)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data aktivitas dan prestasi belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan pembelajaran dimana analisis data aktivitas belajar siswa menunjukkan rata-rata skor aktivitas sebesar 44,03% tergolong “cukup aktif”, sedangkan analisis data prestasi belajar siswa

menunjukkan rata-rata nilai prestasi belajar siswa (Xsebesar 58,5, daya serap (DS) sebesar 58,5% dan ketuntasan belajar (KB) sebesar 37,5%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa rata-rata skor aktivitas belajar siswa, rata-rata nilai prestasi belajar siswa dan daya serap serta ketuntasan belajar belum memenuhi syarat proses belajar mengajar yang optimal. Sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II.

Karena hasil tindakan pada siklus I belum memenuhi kriteria proses belajar mengajar (PBM) yang optimal, maka peneliti bersama guru dan teman sejawat melakukan refleksi untuk mengetahui kendala-kendala yang menjadi penyebab kurang berhasilnya PBM yang dilaksanakan pada siklus I. Dari hasil observasi yang dicatat dalam catatan lapangan bahwa: Kendala-kendala yang ditemukan pada siklus I tersebut kemudian, dirumuskan perencanaan untuk menanggulangi kendala-kendala pada siklus I. (1) Siswa belum bisa bekerja secara spontan saat diberi tugas diduga karena terpengaruh oleh situasi bising di luar kelas, (2) Keberanian siswa bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat kepada guru masih sangat kurang, (3) Siswa belum terbiasa

menyelesaikan tugas tanpa mendapat contoh dari guru terlebih dahulu, sehingga siswa yang kurang mampu cenderung menunggu siswa yang mampu untuk


(58)

mengerjakan tugas tersebut dan (4) Siswa kurang lugas dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Disamping adanya kendala-kendala tersebut, belum optimalnya pembelajaran pada siklus I juga diduga disebabkan oleh belum maksimalnya penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran volume kubus dan balok.

Selanjutnya sebelum masuk ke siklus II, perlu diupayakan langkah-langkah perbaikan agar kendala-kendala yang terjadi pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Adapun upaya-upaya perbaikan tersebut meliputi (1) guru memberitahu siswa untuk lebih fokus saat mengerjakan tugas serta tidak menghiraukan suasana di luar kelas, (2) guru melakukan pendekatan dengan memberikan dorongan motivasi dan membangkitkan rasa percaya diri pada siswa, (3) guru memotivasi siswa untuk membiasakan mengerjakan tugas-tugas yang tidak ada contoh penyelesaiannya. Misalnya, guru lebih banyak memberikan contoh-contoh soal yang bervariasi dan (4) guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi dengan menggunakan kata-kata dan bahasanya sendiri yang mudah dipahami. Disamping langkah-langkah perbaikan ini juga diupayakan agar langkah-langkah penerapan NHT dalam pembelajaran bangun ruang dapat dilakukan semaksimal mungkin. Setelah upaya-upaya perbaikan dilakukan, kemudian siklus II

dilaksanakan.

Dari penyempurnaan pelaksanaan tindakan pada siklus I, diperoleh hasil observasi dalam catatan lapangan pada siklus II sebagai berikut: 1) Kebanyakan siswa sudah berani bertanya kepada guru maupun kepada temannya tentang


(59)

materi yang belum mereka pahami; 2) Kebanyakan siswa sudah memperhatikan penjelasan guru;

3) Kebanyakan siswa sudah mengerjakan pekerjaan rumah; 4) Sudah terjadi kerjasama dalam kelompok dan aktivitas belajar dalam kelompoknya semakin aktif.

Dengan upaya-upaya perbaikan tersebut, ternyata dapat mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I, hal ini nampak dengan tidak ada kendala berarti dan adanya peningkatan pada hasil belajar siswa yang dicapai pada siklus II. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil analisis data rata-rata skor aktivitas dan rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada siklus II yaitu: rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat 44,03% dari 8,79 tergolong “cukup aktif” menjadi 12,66

tergolong “aktif”. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa (X) meningkat sebesar 32,48% dari 58,5 menjadi 77,5, daya serap (DS) siswa meningkat sebesar 32,48% dari 58,5% menjadi 77,5% dan ketuntasan belajar (KB) siswa meningkat sebesar 133,33% dari 37,5% menjadi 87,5%, sehingga dapat disimpulkan PBM pada siklus II telah berlangsung optimal karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran volume kubus dan balok terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

Mengacu pada bab III bahwa pembelajaran dikatakan optimal apabila rata-rata nilai prestasi belajar siswa () ≥ 65, daya serap (DS) ≥ 65%, dan ketuntasan belajar (KB) ≥ 85% (Depdikbud dalam Saryanti, 2010:47), tercapainya klasifikasi penggolongan aktivitas belajar siswa minimal pada kategori aktif . Dari hasil


(60)

analisis data yang diperoleh pada siklus II, maka pembelajaran pada siklus II telah mencapai optimal karena memenuhi kriteria pembelajaran minimal yang telah ditetapkan. Oleh karena pembelajaran telah optimal, maka penelitian ini dihentikan sampai siklus II.

Dari uraian di atas, penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri telah mengalami

peningkatan dimana aktivitas belajar siswa telah tergolong aktif dan prestasi belajar siswa telah mencapai kriteria minimal yang ditetapkan. Hal ini

mengindikasikan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran volume kubus dan balok terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa.


(61)

46 A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran volume kubus dan balok, adanya peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri tahun pelajaran 2012/2013 dari kategori cukup aktif

meningkat menjadi aktif. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor meningkat dari 8,79 menjadi 12,66 dengan peningkatan sebesar 44,03%.

2. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran volume kubus dan balok, adanya peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri tahun pelajaran 2012/2013. Besarnya peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari persentase peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa (X), daya serap (DS) siswa, dan ketuntasan belajar (KB) siswa dari siklus I ke siklus II yaitu berturut-turut: 32,48%, 32,48% dan 133,33%.

B. Saran

Adapun saran-saran sehubungan dengan simpulan di atas adalah sebagai berikut:

1. Para guru khususnya guru matematika di SD Negeri 22 Dangin Puri disarankan untuk menerapakan pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai salah satu


(62)

alternatif dalam pembelajaran matematika karena terbukti pada pembelajaran volume kubus dan balok dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. 2. Kepada peneliti lain diharapkan untuk senantiasa melakukan penelitian lebih lanjut dalam pembelajaran matematika baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat terus ditingkatkan.


(63)

48

Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Fansirman. 2011. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Strategi Belajar PQ4R Pada Siswa KelasVIIB SMP Negeri 2 WagirTahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Kanjuruan Malang.

Ibrahim, Muslimin. 2000. PembelajaranKooperatif. Surabaya: UNESA.

Moleong, Lexy. J. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mufid, Masruhan, 2007. Meningkatkan Hasil Belajar matematika melalui Model Pembelajaran Kooperaf Tipe NHT pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Pada Siswa kelas VII MTs Islamiyah Sumpiuh-Banyumas Tahun Ajaran 2006/2007.Skripsi (tidak diterbitkan).Universitas Semarang Nilapurta, I Gst Ngurah, 2003. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi

Matematika Dengan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas IV SD Tahun Ajaran 2002/2003.Tesis (tidak diterbitkan). Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Nurkanca dan Sunartana, 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Ovini. 2011. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bentuk Aljabar pada Siswa Kelas VIIIE SMPN 1 Amlapura Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) UNMAS Denpasar.

Poerwadarminta, W.J.S, 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada.

Saryanti, Ni Nyoman Ayu. 2010. Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Pendekatan PMR Dalam Pembelajaran Relasi Dan Fungsi Pada Siswa Kelas VII SMP Dipta Gulingan Tahun Pelajaran 2010/2011. Skipsi tidak diterbitkan. Denpasar: FKIP Unmas Denpasar.


(64)

Setyono. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Konstruktivisme Dalam Cooperative Learning (Diktat). UNMAS Denpasar.

Suandhi, I Wayan, 1997. Metodologi Penelitian (Diktat). UNMAS Denpasar. Sumaryana. 2008. Penerapan Pendekatan Struktural Tipe NHT Dalam

Pembelajaran Matematika sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 2 Marga Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi( tidak diterbitkan ). UNMAS Denpasar.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi IV. Jakarta : Gramedia Pustaka. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progesif (Konsep landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik). Jakarta : Kencana Prenada Media Grup


(65)

Lampiran 01

DAFTAR NAMA-NAMA SUBJEK PENELITIAN

No. No.Induk Nama Siswa Jenis Kelamin

1. 1648 Aldi Jordan Asmara Laki-laki

2. 1662 I Komang Kusuma Wardana Laki-laki

3. 1701 Kadek Aan Juliawan Laki-laki

4. 1705 Anisa Indah Nurazizah Perempuan

5. 1706 Ardiansyah Laki-laki

6. 1706 Ayu Putu Lestari Perempuan

7. 1708 Ni Nyoman Ayu Wedani Perempuan

8. 1709 Ni Putu Ari Rani Dewi Perempuan

9. 1711 Yande Bimantara Laki-laki

10. 1713 Kadek Intan Perempuan

11. 1714 Jesta Birawa Laki-laki

12. 1715 Lita Anika Putri Perempuan

13. 1717 Riski Adriana Putra Laki-laki

14. 1718 Putu Riantini Perempuan

15. 1719 Ni Made Sari Perempuan

16. 1720 Ni Komang Sri Juniari Perempuan

17. 1721 I Made Tirtayasa Laki-laki

18. 1774 Maulidah Delfiana R Perempuan

19. 1596 Aditya Putra Pratama Laki-laki 20. 1822 Hayudiah Ratu Kencana Perempuan

21. 1823 Agus Saputra Laki-laki

22. 1971 Eka Perempuan

23. 1970 Ratih Perempuan

24. 1973 Alex Laki-laki

Menyetujui, Denpasar , 14 Desember 2012

Guru Matematika Kelas V Peneliti

Nyoman Sudiasih,A.Ma Maria Sulastri Sriyati NIP : 19860115 200903 2008 NPM :

07.8.03.51.31.1.5.1013

Mengetahui,

Kepala Sekolah SD Negeri 22 Dangin Puri

I Made Madia Lardiksa,A.Ma.Pd NIP : 19530621 197701 1002


(66)

Lampiran 02

DAFTAR NILAI AWAL

No.Urut Nama Siswa Nilai

1. Aldi Jordan Asmara 50

2. I Komang Kusuma Wardana 75

3. Kadek Aan Juliawan 52

4. Anisa Indah Nurazizah 52

5. Ardiansyah 50

6. Ayu Putu Lestari 72

7. Ni Nyoman Ayu Wedani 85

8. Ni Putu Ari Rani Dewi 63

9. Yande Bimantara 55

10. Kadek Intan 80

11. Jesta Birawa 60

12. Lita Anika Putri 62

13. Riski Adriana Putra 70

14. Putu Riantini 75

15. Ni Made Sari 65

16. Ni Komang Sri Juniari 55

17. I Made Tirtayasa 46

18. Maulidah Delfiana R 72

19. Aditya Putra Pratama 35

20. Hayudiah Ratu Kencana 53

21. Agus Saputra 40

22. Eka 40

23. Ratih 45

24. Alex 42

Jumlah 1289

Rata-rata 58

Keterangan :

Nilai di atas diperoleh dari hasil ulangan pada pokok bahasan Bangun Datar Sederhana yang diadakan ole guru Matematika kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri.

Mengetahui, Denpasar, 15 Desember 2012

Guru Matematika Kelas V Peneliti

Nyoman Sudiasih, A.Ma Maria Sulastri Sriyati NIP : 19860115 200903 2008 NPM : 07.8.03.51.31.1.5.1013


(67)

Lampiran 03

TAHAPAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Siklus Pertemuan

Ke-

Hari/Tanggal Materi Alokasi

Waktu

I

1 Rabu,02 Januari 2013 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagiannya

3 x 35 menit

2 Kamis,03 Januari 2013 Membuat Jaring-jaring kubus dan balok

3 x 35 menit

3 Rabu,09 Januari 2013 Tes akhir siklus I 2 x 35 menit

II

4 Kamis,10 Januari 2013 Menghitung Luas Permukaan Kubus dan Balok

3 x 35 menit

5 Rabu,16 januari 2013 Menghitung Volume Kubus dan Balok

3 x 35 menit


(1)

TABEL PERSENTASE PENINGKATAN RATA-RATA SKOR AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Berdasarkan Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktvitas Belajar Siswa, maka didapatkan data sebagai berikut.

Persentase Peningkatan Rata-rata Skor Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II sebagai berikut.

Siklus Rata-rata

skor Kategori

Persentase Peningkatan Rata-rata Skor (MI-II)

I 8,76 Cukup Aktif

44,52%

II 12,66 Aktif

A1.2 =

I Siklus Aktivitas Skor

rata -Rata

I Siklus Aktivitas Skor

Rata -Rata -II Siklus Aktivitas Skor

Rata

-Rata x 100%

= 8,76

76 , 8 66 , 12 

x 100% = 44,52%


(2)

Lampiran 35

TABEL PERSENTASE PENINGKATAN RATA-RATA SKOR (X), DAYA SERAP (DS) DAN KETUNTASAN BELAJAR (KB)

Berdasarkan Rekapitulasi Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa, maka didapatkan hal-hal sebagai berikut:

a. Persentase Peningkatan Rata-rata Nilai Prestasi Belajar dari Siklus I ke Siklus II sebagai berikut.

Siklus Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa

Persentase Peningkatan Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa (XI-II)

I 5,81

33,39%

II 7,75

X1.2 =

I Siklus Belajar Prestasi Nilai rata -Rata I Siklus Belajar Prestasi Nilai rata -Rata -II Siklus Prestasi Nilai Rata -Rata x 100% = 5,81

81 , 5 75 , 7  x 100% = 33,39%

b. Persentase Peningkatan Daya Serap Siswa dari Siklus I ke Siklus II sebagai berikut.

Siklus Daya Serap Siswa Persentase Peningkatan Daya Serap Siswa (DSI-II)

I 58,1%

33,39%

II 77,5%

DS1.2 =

I Siklus serap Daya I Siklus serap Daya -II Siklus serap Daya x 100% = 58,1

1 , 58 5 , 77  x 100% = 33,39%

c. Persentase Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II sebagai berikut.

Siklus Ketuntasan Belajar siswa

Persentase Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa (KBI-II)

I 37,5%

133,33%


(3)

I Siklus siswa belajar Ketuntasan

= 37,5%

% 5 , 37 % 5 , 87 

x 100% = 133,33%


(4)

Lampiran 36

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Status: TERAKREDITASI

Sekertariat:Jl.Kamboja No.11A Denpasar-Bali Telp/Fax: (0361) 240985/ (0361)240985

E-mail:fkip@unmas.ac.id

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maria Sulastri Sriyati

Tempat/Tanggal Lahir : Tondong Raja,17 Mei 1988

NPM : 07.8.03.51.30.1.5.1013

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis berupa skripsi

ini yang berjudul “MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DALAM PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN B ALOK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 22 DANGIN PURI TAHUN AJARAN 2012/2013”

adalah memang benar asli karya tulis saya sendiri, dan sama sekali bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain yang saya akui sebagai karya tulis saya sendiri. Apabila ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta tidak melibatkan lembaga FKIP UNMAS Denpasar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinya.

Denpasar, 12 Februari 2013 Yang Membuat Pernyataan


(5)

RIWAYAT HIDUP

Maria Sulastri Sriyati dilahirkan di Tondong Raja, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi NTT, pada tanggal 17 Mei 1988, anak ke tiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Yohanes Bosko Nunsi dengan Ibu Bernadeta Wia. Lulus sekolah dasar pada tahun 2000 di SDI Tondong Raja. Tahun yang sama melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SLTP Negeri 1 Sano Nggoang dan tamat tahun 2003, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAK St. Familia Wae Nakeng dan tamat tahun 2006. Pada tahun 2007 melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Universitas Mahasaraswati Denpasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Pada tahun 2009 mengambil cuti selama dua semester untuk persiapan pernikahan dan kelahiran buah hati yang pertama. Pada tahun 2010 kembali melanjutkan studi di Universitas Mahasaraswati Denpasar hingga tamat tahun 2013.


(6)

Lampiran 38

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

KOTA DENPASAR KECAMATAN DENPASAR

TIMUR

SEKOLAH DASAR NEGERI 22 DANGIN PURI Alamat: JL.Kapten Japa

SURAT KETERANGAN NOMOR :

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SD Negeri 22 Dangin Puri, dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : Maria Sulastri Sriyati Tempat/Tanggal Lahir : Tondong Raja,17 Mei 1988 NPM : 07.8.03.51.30.1.5.1013 Jurusan : Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar

Alamat : Jl. Jayagiri VII No. 1 Denpasar

Memang benar mahasiswa tersebut di atas telah mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V dalam rangka pembuatan skripsi dengan judul: “Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Volume Kubus dan Balok Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas V SD Negeri 22 Dangin Puri Tahun Ajaran 2012/2013”.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 07 Februari 2013 Kepala Sekolah SD Negeri 22

Dangin Puri

I Made Madia Lardiksa,A.Ma.Pd NIP: 19530621 197701 1 002