Pemeriksaan Keabsahan Data DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (STUDI KAJIAN DI PKBM HANDAYANI, KABUPATEN BANJARNEGARA).
68 anak-anak usia sekolah yang tidak bisa menikmati masa-masa di sekolah,
melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, banyaknya angkatan kerja yang belum bisa memasuki dunia kerja, sedangkan tenaga pengangguran akibat
pemutusan hubungan kerja PHK semakin tinggi, beberapa kelompok usaha yang belum terorganisir dengan menejemen yang baik, kondisi tersebut membuat
masyarakat mulai sadar mengenai pentingnya pendidikan sepanjang hayat yang ditunjang dengan ketrampilam praktis dan teknologi yang bersifat terapan
sehingga diharapkan masyarakat Desa Pingit Kecamatan Rakit tingkat pendidikan, pengetahuan, pemahaman, perekonomian dan kesejahteraan menjadi
lebih baik dan optimal melalui pendidikan nonformal. PKBM Handayani yang didirikan oleh beberapa tokoh masyarakat desa
Pingit yang dimotori oleh seorang pensiunan Penilik sosok “S” ini sebagai bentuk mengaplikasikan keinginan masyarakat dan juga adanya faktor sosial lainnya.
PKBM handayani dibentuk sebagai salah satu alternatif jalan keluar untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi bersama. Berdirinya PKBM ini
dapat dijadikan motor untuk menjalankan dan mengembangkan sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan masyarakat Desa Pingit khususnya. Hingga
pada akhirnya, tanggal 29 Agustus 2001 PKBM ini secara resmi didirikan oleh “S”, “FF” dan teman-temannya, dan terdaftar dalam notaris 10PBH2007, Dinas
Pendidikan Kabupaten Banjarnegara nomor. 3288420.12006 dengan nama “Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Handayani” Desa Pingit Rt 04 Rw
05, Kecamatan Rakit.
69 Seperti yang diungkapkan oleh “S” :
“Ini bermula ketika dua tahun sebelum purna tugas sebagai penilik saya ditempatkan di Kecamatan Rakit, melihat kondisi yang ada di masyarakat
Pingit khususnya pada saat itu saya merasa bahwa kampung tempat tinggal saya ternyata seperti ini, masih banyak orang-orang yang hanya
menggantungkan hidupnya sebagai buruh penghasilan tak tetap, simbah- simbah buta huruf, anak-anak remaja jadi pengamen, tidak sekolah dan
saya berinisiatif untuk mendirikan sebuah tempat belajar yang gratis, tapi bisa menampung semua kalangan seperti ini mbak”. CW I: S
Sesuai dengan namanya, PKBM Handayani menjadi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, yang menampung seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak
hingga orang dewasa untuk belajar, berkembang, maju dan memiliki ketrampilan fungsional dan meningkatkan kehidupan menjadi layak. Alasan pemilihan desa
Pingit sebagai tempat didirikannya PKBM menurut “FF” dikarenakan Pingit sebagai desa yang memang memiliki penduduk dengan kesejahteraan rendah dan
angka putus sekolah tinggi. Hal ini sebagaimana dipaparkan oleh “FF” “Kegiatan di PKBM Handayani sebagai bentuk penanggulangan
permasalahan yang ada di desa Pingit, mengenai masalah angka putus sekolah, kemiskinan, kesejahteraan warga yang rendah, anak-anak putus
sekolah”. CW I: FF
Hal serupa juga disampaikan juga oleh “S” sebagai berikut : “Kenapa dipilih desa Pingit, karena saya merasa masyarakat Pingit masih
butuh pendidikan yang layak dan gratis, dan rumah saya bisa dijadikan tempat dimana masyarakat dapat belajar bersama, tidak mengenal waktu
dan usia serta memikirkan biaya”. CW I: S