44 refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan permasalahan yang ada di kelas
tersebut. Menurut McNiff 1992:1 dalam Suroso, 2009:29 PTK merupakan bentuk
penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri, yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan
sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. PTK
berkait erat dengan persoalan praktik pembelajaran yang sehari-hari dihadapi guru.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart 1988:14 menyatakan bahwa model penelitian tindakan
kelas adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan kelas pada suatu siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan
akan dihentikan jika hasil penelitian sudah sesuai dengan kebutuhan penelitian atau dengan kata lain indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai.
Dari berbagai pendapat ahli tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa PTK adalah termasuk dalam kelompok penelitian tindakan yang memiliki ciri
tersendiri yaitu dilakukan oleh guru baik secara individu maupun berkolaborasi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya karena
adanya permasalahan pembelajaran yang harus diselesaikan.
45
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Merdikorejo tepatnya dilaksanakan di kelas IV. Adapun alamat lengkap SD Negeri Merdikorejo ada di
dukuh Kantongan, Merdikorejo, Tempel, Sleman Yogyakarta. Secara geografis sekolah ini terletak di kaki bukit gunung Merapi sekitar 18 km dari puncak
Merapi. Lingkungan alam di daerah pedesaan dengan udara segar dan suasana yang jauh dari kebisingan tidak seperti suasana di kota. Lingkungan sekitar SD
Negeri Merdikorejo banyak ditumbuhi oleh kebun salak dan aliran sungai Krasak yang masih alami. Pembelajaran akan dilaksanakan di kelas dan di luar kelas.
Aktivitas di luar kelas berupa kegiatan-kegiatan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap tumbuhan yang ada di sekitar sekolah.
Sedangkan aktivitas di dalam kelas berupa perumusan masalah pada awal pembelajaran, penjelasan teknis pengumpulan data serta pengolahan data, dan
penarikan kesimpulan serta evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran. 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 atau semester gasal
20122013. Tepatnya, dilaksanakan pada sekitar minggu kedua sampai dengan minggu ketiga Desember 2012. Dalam rentang waktu tersebut akan dilaksanakan
dua silkus pertemuan. Jika selama dua putaran tersebut permasalahan pembelajaran belum terselesaikan maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus
berikutnya hingga diperoleh hasil penelitian sesuai yang diharapkan.
46
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Merdikorejo yang berjumlah 33 anak dengan sebaran 19 anak laki-laki dan 14 anak perempuan.
Alasan dipilihnya kelas IV karena di kelas IV ini peneliti menemukan permasalahan berkaitan dengan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih
termasuk rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Objek penelitian ini adalah hasil belajar IPA dan SPI. Hasil belajar IPA masih
tergolong rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Dalam pembelajaran sehari-hari siswa merasa senang dan mampu dalam mata pelajaran
IPA, namun ketika dilakukan evalusai hasilnya banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar IPA siswa ini akan ditingkatkan dengan
menerapkan SPI.
D. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model alur penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning rencana, action tindakan, observation pengamatan, dan reflection refleksi. Langkah pada
siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Banyaknya siklus tidak dapat dipastikan, karena menyangkut terselesaikannya masalah dalam kelas yang diteliti. Misal jika dalam
satu atau dua siklus permasalahan yang ada sudah dapat diatasi maka penelitian
47 dapat diakhiri, namun jika dalam satu atau dua siklus permasalahan belum dapat
terselesaikan maka dilanjutkan ke siklus ketiga dan seterusnya. Siklus kedua dan seterusnya dilaksanakan dengan merevisi faktor-faktor yang dianggap mampu
memperbaiki hasil dari siklus sebelumnya. Siklus dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas model Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 6. Alur PTK model Kemmis dan Taggart
Gambar alur di atas menunjukkan bahwa PTK dilaksanakan secara berulang dalam beberapa siklus di mana dalam setiap siklus tahap-tahap yang dilakukan
adalah perencanaan, perlakuantindakan, pengamatan, dan refleksi. Penjelasan alur di atas adalah:
1. Perencanaan, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan
masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian berupa soal-soal tes dengan materi bagian tumbuhan dan
fungsinya serta perangkat pembelajaran, yaitu Silabus dan RPP yang dibuat