Analisis Regresi Linear Berganda
                                                                                Hasil  penelitian  ini  mengindikasikan  bahwa  semakin  efektifnya Pengendalian Internal  yang diterapkan oleh SKPD di Kota Magelang,
maka Kecurangan Akuntansi akan semakin menurun. b.  Pengaruh Ketaatan Aturan Akuntansi terhadap Kecurangan Akuntansi
Hasil penelitian mendukung hipotesis yang kedua bahwa Ketaatan Aturan  Akuntansi  berpengaruh  negatif  dan  signifikan  terhadap
Kecurangan  Akuntansi.  Hal  tersebut  dibuktikan  dengan  nilai  t
hitung
sebesar  5,616  yang  lebih  besar  dari  t
tabel
pada  tingkat  signifikansi  5 yaitu  1,65327  5,616    1,65327.  Selain  itu,  nilai  probabilitas
signifikansi  sebesar  0,000  0,05  juga  mengindikasikan  bahwa variabel  Ketaatan  Aturan  Akuntansi  berpengaruh  signifikan  terhadap
Kecurangan  Akuntansi.  Nilai  koefisien  determinasi  yang  diperoleh sebesar  0,146,  berarti  bahwa  sebesar  14,6  variasi  Kecurangan
Akuntansi  dapat  dijelaskan  oleh  variasi  Ketaatan  Aturan  Akuntansi, sedangkan sisanya sebesar 85,4  100 - 14,6 = 85,4 dijelaskan
oleh  faktor  lain.  Nilai  konstanta  sebesar  54,569  berarti  jika  variabel Keefektifan  Pengendalian  Internal  dianggap  konstan,  maka  nilai
Kecurangan Akuntansi adalah sebesar 54.596. Hasil  penelitian  ini  didukung  oleh  penelitian  yang  dilakukan  oleh
Prekanida  Farizqa  Shintadevi  2015  yang  menyatakan  bahwa Ketaatan  Aturan  Akuntansi  berpengaruh  negatif  dan  signifikan
terhadap  Kecenderungan  Kecurangan  Akuntansi  pada  Universitas Negeri Yogyakarta.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat Ketaatan  Aturan  Akuntansi  SKPD  di  Kota  Magelang,  maka
Kecurangan Akuntansi akan semakin menurun. c.  Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kecurangan Akuntansi
Hasil penelitian mendukung hipotesis yang ketiga bahwa Kepuasan Kerja  berpengaruh  negatif  dan  signifikan  terhadap  Kecurangan
Akuntansi.  Hal  tersebut  dibuktikan  dengan  nilai  t
hitung
sebesar  6,012 yang  lebih  besar  dari  t
tabel
pada  tingkat  signifikansi  5  yaitu  1,65327 6,012    1,65327.  Selain  itu,  nilai  probabilitas  signifikansi  sebesar
0,000  0,05  juga  mengindikasikan  bahwa  variabel  Kepuasan  Kerja berpengaruh  signifikan  terhadap  Kecurangan  Akuntansi.  Nilai
koefisien  determinasi  yang  diperoleh  sebesar  0,164,  berarti  bahwa sebesar  16,4  variasi  Kecurangan  Akuntansi  dapat  dijelaskan  oleh
variasi  Kepuasan  Kerja,  sedangkan  sisanya  sebesar  83,6    100  - 16,4  =  83,6  dijelaskan  oleh  faktor  lain.  Nilai  konstanta  sebesar
58,022  berarti  jika  variabel  Kepuasan  Kerja  dianggap  konstan,  maka nilai Kecurangan Akuntansi adalah sebesar 58,022.
Hasil  penelitian  ini  didukung  oleh  penelitian  yang  dilakukan  oleh Ananda  Aprishella  2014  yang  menyatakan  bahwa  Kepuasan  Kerja
berpengaruh  negatif  dan  signifikan  terhadap  Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Aset Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat Kepuasan Kerja pegawai  SKPD di Kota Magelang, maka Kecurangan
Akuntansi akan semakin menurun. d.  Pengaruh  Keefektifan  Pengendalian  Internal,  Ketaatan  Aturan
Akuntansi, dan Kepuasan Kerja terhadap Kecurangan Akuntansi Hasil  penelitian  mendukung  hipotesis  yang  keempat  bahwa
Keefektifan  Pengendalian  Internal,  Ketaatan  Aturan  Akuntansi,  dan Kepuasan  Kerja  secara  simultan  berpengaruh  negatif  dan  signifikan
terhadap Kecurangan Akuntansi pada SKPD di Kota Magelang. Hal ini ditunjukkan  oleh  nilai  koefisien  Keefektifan  Pengendalian  Internal
sebesar  0,221  yang  berarti  apabila  Keefektifan  Pengendalian  Internal meningkat  1  poin,  maka  Kecurangan  Akuntansi  akan  turun  sebesar
0,221  satuan  dengan  asumsi  variabel  Ketaatan  Aturan  Akuntansi  dan Kepuasan  Kerja  tetap.  Nilai  koefisien  Ketaatan  Aturan  Akuntansi
sebesar  0,156  yang  berarti  apabila  Ketaatan  Aturan  Akuntansi meningkat  1  poin,  maka  Kecurangan  Akuntansi  akan  turun  sebesar
0,156  satuan  dengan  asumsi  variabel  Keefektifan  Pengendalian Internal  dan  Kepuasan  Kerja  tetap.  Nilai  koefisien  Kepuasan  Kerja
sebesar 0,211  yang berarti apabila Kepuasan Kerja meningkat  1 poin, maka  Kecurangan  Akuntansi  akan  turun  sebesar  0,211  satuan  dengan
asumsi  variabel  Keefektifan  Pengendalian  Internal  dan  Ketaatan Aturan  Akuntansi  tetap.  Nilai  F
hitung
sebesar  15,783  yang  lebih  besar dari  F
tabel
pada  tingkat  signifikansi  5  yaitu  2,65  15,783    2,65.
Selain itu, nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000 0,05, artinya bahwa    hasil  penelitian  mendukung  hipotesis  yang  keempat    bahwa
Keefektifan  Pengendalian  Internal,  Ketaatan  Aturan  Akuntansi,  dan Kepuasan  Kerja  secara  simultan  berpengaruh  negatif  dan  signifikan
terhadap Kecurangan Akuntansi pada SKPD di Kota Magelang. Dengan  demikian  dapat  dikatakan  bahwa  semakin  efektifnya
Pengendalian  Internal  yang diterapkan SKPD di  Kota Magelang akan semakin menurunkan Kecurangan Akuntansi yang ada di sana. Begitu
pun dengan semakin ditaatinya Aturan Akuntansi, maka peluang untuk melakukan  Kecurangan  Akuntansi  akan  semakin  kecil  sehingga
Kecurangan  Akuntansi  akan  semakin  menurun.  Selain  itu,  hasil penelitian  juga  mengindikasikan  bahwa  semakin  tinggi  tingkat
Kepuasan Kerja pegawai SKPD di Kota Magelang, maka Kecurangan Akuntansi akan semakin menurun.
Kevalidan jawaban responden atas variabel Kecurangan Akuntansi dapat dilihat melalui kecenderungan penilaian diantara responden yang
berasal  dari  satu  SKPD.  Jawaban  responden  dalam  satu  SKPD  yang memiliki  kecenderungan  penilaian  yang  sama  terhadap  Kecurangan
Akuntansi  dapat  dikatakan  jawaban  tersebut  valid.  Walaupun, preferensi  yang  sama  tersebut  dapat  memiliki  makna  berbeda,  yaitu
sama  -  sama  jujur  atau  sama  -  sama  tidak  jujur.  Jawaban  responden dalam satu  SKPD  yang  memiliki kecenderungan penilaian  yang tidak
sama  dapat  dikatakan  jawaban  tersebut  tidak  valid  karena  keadaan
yang  sebenarnya  sulit  untuk  diketahui.  Ketidaksamaan  penilaian tersebut  menyebabkan  terbentuknya  dua  golongan  yang  berbeda,
golongan  pro  dengan  Kecurangan  Akuntansi  dan  golongan  kontra dengan Kecurangan Akuntansi, sehingga kevalidan jawaban responden
menjadi meragukan. Berdasarkan  hasil  jawaban  responden  mengenai  variabel
Kecurangan Akuntansi di 37 SKPD, hampir di seluruh SKPD memiliki kecenderungan  penilaian  sama,  kecuali  di  tiga  3  SKPD,  yaitu
Kelurahan  Magersari,  Kantor  Penanaman  Modal  dan  Kelurahan Rejowinangun  Utara.  Dengan  demikian,  kevalidan  data  mengenai
variabel Kecurangan Akuntansi dalam penelitian ini mencapai 91,89.