75 Menggunakan bantuan SPPS 16 dan dengan uji one sample t-test
diperoleh hasil seperti berikut :
Tabel 10. Tabel Hasil Uji Hipotesis II Data
Test Value = 74,9 Posttest
t hitung df
sig 14,779 29 0.000
Dari data di atas diperoleh bahwa t
hitung
= 14,779, hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
1,699. Hal ini sesuai dengan kriteria keputusan dalam uji hipotesis tersebut, dimana dijabarkan bahwa
H ditolak jika t
hitung
t
αv
. Dengan hasil tersebut, maka H ditolak dan H
1
diterima, yang dimaksudkan bahwa rata-rata nila posttest siswa kelas eksperimen II lebih besar dari KKM yaitu 75. Dari tabel di atas juga dapat
dilihat bahwa signifikansi 0,000 0,05 sehingga ini menguatkan bahwa metode pembelajaran Jigsaw berpengaruh baik pada prestasi belajar
matematika Maka hipotesis bahwa metode pembelajaran Jigsaw berpengaruh pada prestasi belajar matematika siswa terbukti.
3. Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Perbandingan pengaruh kedua metode pembelajaran akan dijabarkan dengan uji hipotesis ketiga, dimana hipotesis ketiga dalam
penelitian ini adalah pengaruh metode pembelajaran Group Investigation terhadap prestasi belajar matematika siswa lebih tinggi dibandingkan
pengaruh metode pembelajaran Jigsaw. Hipotesis ini akan terbukti jika hasil posttest siswa kelas eksperimen I yaitu kelas yang menggunakan
76 metode pembelajaran Group Investigation lebih tinggi dibandingkan hasil
posttest siswa kelas eksperimen II atau kelas yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw. Hipotesis di atas akan diuji dengan uji hipotesis
seperti di bawah ini: Hipotesis:
H :
μ
1
= μ
2
H
1
: μ
1
μ
2
Taraf nyata : α = 0,05
Kriteria keputusan : H ditolak jika t
hitung
t
αv
Statisktik Uji : Berdasarkan hasil uji homogenitas sampel, diperoleh bahwa sampel
berasal dari populasi yang tidak homogen karena kedua sampel memiliki variansi yang berbeda, sehingga untuk menguji hipotesis ketiga ini
menggunakan uji hipotesis berikut :
Dengan
Keterangan: = rata-rata nilai posttest kelas eksperimen 1
= rata-rata nilai posttest kelas eksperimen 2 = variansi nilai posttest kelas eksperimen 1
77 = variansi nilai posttest kelas eksperimen 2
= jumlah siswa kelas eksperimen 1 = jumlah siswa kelas eksperimen 2
Data nilai posttest siswa kelas eksperimen I dan siswa kelas eksperimen II dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 11. Karakteristik Nilai Posttest Kelas Eksperimen I dan
Kelas Eksperimen II Deskripsi
Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II
Rata-Rata Mean 86,4
84,4 Simpangan Baku
6,1 3,5
Nilai Terendah 80
80 Nilai Tertinggi
100 93
Jumlah siswa 30
30 Dari data pada tabel di atas, diperoleh v = 46,344. Berdasarkan
tabel nilai kritik sebaran t, nilai t
tabel
dengan α = 0,05 dan v = 46,344
adalah 1,3009 .
Dari data di atas diperoleh bahwa t
hitung
= 1,6054 ,
hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
1,3009. Hal ini sesuai dengan kriteria keputusan dalam uji hipotesis tersebut, dimana dijabarkan
bahwa H ditolak jika t
hitung
t
αv
. Dengan hasil tersebut, maka H ditolak
dan H
1
diterima, yang dimaksudkan bahwa rata-rata nilai posttest siswa kelas eksperimen I lebih besar dari rata-rata nilai posttest siswa kelas
eksperimen II. Maka hipotesis bahwa pengaruh metode pembelajaran Group Investigation terhadap prestasi belajar matematika siswa lebih
tinggi dibandingkan pengaruh metode pembelajaran Jigsaw terbukti.