Gambaran Umum Asrama Dharmawati Sintang Kalimantan Barat

b. Tujuan Asrama Dharmawati Sintang

Asrama Dharmawati pada awalnya didirikan dengan maksud untuk menyediakan tempat penampungan bagi para remaja putri yang berasal dari pedalaman. Pengadaan asrama Dharmawati merupakan salah satu bentuk perwujudan dari apa yang tertulis dalam Konstitusi Suster Misi Fransiskan Antonius SMFA yang di tulis dalam Direktorium Suster Misi Fransiskan Antonius SMFA Bab. I: 9. 3 “karya asrama bertujuan: memberikan kesempatan belajar yang baik kepada remaja putri asal daerah, meletakkan dasar pendidikan bagi kaum perempuan, menyadarkan dan mengajak mereka untuk berpikir kritis terhadap tawaran dunia dan memupuk sikap peka dan terbuka akan tanda-tanda zaman”. Kemampuan berpikir kritis, peka dan terbuka sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan kaum remaja putri memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam kehidupan. Maka remaja putri perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, peka dan terbuka supaya mampu mengolah, menilai dan mengambil informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi zaman. Dengan kemampuan yang ada mereka mampu menjadi putri yang terampil, peka, kreatif, mandiri, beriman dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan konstitusi Suster Misi Fransiskan Antonius SMFA, asrama Dharmawati memiliki visi untuk “membekali kaum muda yang mau belajar” dengan pengetahuan dan keterampilan, baik secara formal maupun non formal menuju pribadi yang mantap dan mandiri berdasarkan iman Kristiani. Pelayanannya lebih mengutamakan remaja putri yang berasal dari daerah pedalaman dengan maksud mereka dapat memperoleh kesempatan yang sama dengan remaja putri lainnya untuk mendapatkan pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Asrama juga merupakan salah satu sarana yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Di asrama para remaja putri dilatih untuk hidup bersama dengan orang lain yang memiliki latar belakang berbeda; suku dan kebiasaan dalam keluarga. Tujuan asrama dapat tercapai melalui pendampingan yang efektif, suasana tenang dan teratur, fasilitas yang memadai dan menunjang terselenggaranya berbagai kegiatan di asrama selama remaja menjalani masa studinya. Dengan demikian warga asrama dapat belajar dengan baik dan dapat menghayati hidupnya sebagai remaja yang beriman Kristiani.

2. Program Pendampingan

Asrama Dharmawati tidak hanya menjadi tempat penampung kaum remaja tetapi sekaligus sebagai sarana belajar hidup bersama dengan orang lain. Kehidupan bersama dengan orang lain menuntut adanya saling menghargai, menerima dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam konteks ini asrama dapat dikatakan sebagai tempat pendidikan dan pengembangan kaum remaja menjadi pribadi yang dewasa. Salah satu dokumen Konsili Vatikan II, Gravissimum Educationis Pernyataan tentang Pendidikan Kristen menegaskan tujuan pendidikan dalam arti yang sesungguhnya adalah mencapai pembinaan pribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompok- kelompok masyarakat, mengingat bahwa manusia termasuk anggotanya, dan bila sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya GE. art. 1. Sesuai dengan seruan Konsili Vatikan II tersebut, maka pendampingan kaum remaja di asrama lebih menekankan pendidikan yang mendorong kaum remaja terus mengembangkan diri menjadi pribadi yang dewasa dan ikut berperan membangun masyarakat, keluarga dan Gereja. Keberadaan asrama Dharmawati tidak hanya menekankan keberhasilan studi melainkan juga mengarahkan kaum remaja untuk hidup bersama orang lain dari berbagai latar belakang yang berbeda, mereka belajar hidup bersama. Asrama sudah mempunyai kegiatan rutin terjadwal. Kegiatan sehari-hari dari bangun pagi sampai istrahat malam dijadwalkan secara jelas dan wajib dilaksanakan oleh semua warga asrama. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kebersamaan, setia kawan, dan melatih seni kepemimpinan dengan melakukan penggiliran kepemimpinan kelompok. Kegiatan ini memanfaatkan kehidupan asrama sebagai wahana pembentukan watak dan kepribadian penghuni asrama .

a. Aktivitas Harian Asrama Dharmawati lihat lampiran 7

b. Kegiatan Rohani

Asrama menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan rohani sebagai bentuk pendampingan iman bagi para penghuninya. Adapun kegiatan-kegiatan rohani yang ada di asrama Dharmawati Sintang adalah sebagai berikut: 1 Perayaan Ekaristi Perayaan ekaristi bagi penghuni asrama dilaksanakan setiap hari pada pukul 05.30 dan hari Minggu pukul 06.00 atau pukul 08.00 di gereja Katedral Sintang. Perayaan ekaristi khusus untuk warga asrama dua bulan sekali yang diadakan di asrama Dharmawati. Di dalam Dokumen Konsili Vatikan II dikatakan bahwa ekaristi adalah :”sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” LG, art. 11. Bahkan secara khusus dikatakan bahwa “sakramen sakramen lainnya, begitu pula semua pelayanan gerejawi serta karya kerasulan, berhubungan erat dengan ekaristi suci” PO, art. 5. Pernyataan ini menunjukkan bahwa perayaan ekaristi adalah pusat dan puncak hidup beriman yang meneguhkan dan menguatkan iman umat. Perayaan ekaristi dan sakramen pada umumnya harus dirayakan sebagai perayaan iman karena Tuhan sendiri yang hadir di tengah umat. Di dalam perayaan iman, orang dipersatukan dengan Kristus karena kita dipanggil kepada pesekutuan dengan Anak Allah Yesus Kristus Tuhan kita” 1Kor 1: 9. Karena itu pentingnya perayaan ekaristi bagi kaum remaja penghuni asrama Dharmawati. Tujuannya adalah untuk membina iman penghuni asrama agar dapat menimba kekuatan dan inspirasi hidup dari perayaan ekaristi. 2 Rekoleksi Rekoleksi merupakan salah satu bentuk pendampingan iman bagi remaja penghuni asrama Dharmawati. Rekoleksi berasal dari bahasa Inggris yaitu recollect yang berarti mengingat kembali atau mengumpulkan kembali Tangdilintin, 1984: 94. Rekoleksi juga merupakan salah satu kegiatan untuk melatih hidup rohani dan menumbuhkan rasa ingin berubah menuju ke arah yang lebih baik. Di asrama Dharmawati rekoleksi diadakan dua kali setahun. Rekoleksi wajib diikuti oleh semua penghuni asrama. Rekoleksi menjadi saat bagi remaja penghuni asrama untuk berhenti sejenak dari aktivitas rutin dan merefleksikan hidup untuk menemukan kehendak Tuhan dan mensyukuri proses yang telah dilalui. Pada hakikatnya peran rekoleksi dalam pembentukan iman bagi remaja sangatlah penting. Karena masa-masa muda adalah masa pembentukan jati diri seseorang. Dengan begitu sangatlah diharapkan dengan adanya rekoleksi bagi penghuni asrama dapat mempertegas identitas diri, kepribadian dan keunikan setiap individu sebagai pribadi yang utuh. 3 Retret Retret merupakan salah satu bentuk pendampingan iman bagi kaum remaja yang tinggal di asrama Dharmawati. Ditinjau dari pengertian dalam buku yang berjudul Akar dan Sayap Sumantri, 2002: 11 Kata Retret berasal dari bahasa Inggris, retreat. Menurut Kamus Inggris- Indonesia yang disusun oleh John M. Echols dan HASAN Shadily, salah satu arti Retreat adalah tempat pengasingan diri. Sebagai kata kerja, Retret berarti kita mundur dari kesibukan sehari- hari dengan pergi ke tempat sunyi untuk mengasingkan diri. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, retret adalah khalwat, mengundurkan diri dari dunia ramai untuk mencari ketenangan batin. Demikianlah halnya dengan retret di asrama Dharmawati dilaksanakan sekali setahun yaitu pada bulan Oktober. Retret dilaksanakan selama tiga hari di wisma Helena Sintang. Penghuni asrama menarik diri dari kesibukan sehari-hari ke tempat yang hening. Cara menarik diri dilakukan supaya remaja dapat berpikir, merenung, dan berdoa dengan baik. Cara menarik diri dapat membantu remaja untuk berpikir akan pengalaman hidupnya. Kaum remaja melihat perjalanan hidupnya, mereka perlu berpikir akan arah hidup mereka. Pada masa ini remaja dapat menemukan identitas dirinya, Tuhan dan sesama. Retret ini juga dilaksanakan untuk mengadakan pembenahan arah perilaku dalam tata hidup sehari-hari, usaha mengembangkan ketahanan diri, usaha mengembangkan kemampuan diri, usaha agar selalu sadar akan tugas dan kewajiban sebagai remaja yang sedang belajar. 4 Ziarah ke Gua Maria Menurut Katekismus Gereja Katolik KGK no 2691, ziarah merupakan salah satu tindakan konkrit untuk memanifestasikan iman Kristen kita dalam ranah publik maksudnya secara terbuka, dihadapan umum. Dalam sebuah perjalanan ziarah, kita secara terbuka menyatakan iman kita bahwa kehidupan kita di dunia ini sesungguhnya merupakan suatu proses peziarahan menuju ke tanah air surgawi, yang merupakan persinggahan akhir dalam hidup kita, selain itu ziarah juga merupakan ungkapan nyata akan iman kita bahwa “Yang Ilahi telah masuk ke ruang dan waktu manusia” Demikianlah halnya di asrama Dharmawati kegiatan ziarah merupakan rangkaian devosi kepada Bunda Maria. Kegiatan berziarah sudah menjadi program tahunan yang dilaksanakan pada bulan Mei. Ziarah bermaksud untuk memupuk semangat devosi dan sekaligus sebagai sarana latihan kerjasama antar penghuni asrama. Semangat berdevosi berarti menaruh hormat kepada Bunda Maria sebagai teladan hidup orang beriman dan memohon doanya agar doa-doa dikabulkan oleh Tuhan. Ziarah mengingatkan kaum remaja bahwa kita di dunia ini sedang berada dalam perjalanan menuju surga. 5 Devosi kepada Bunda Maria Devosi kepada Bunda Maria sudah sejak lama menjadi tradisi Gereja Katolik. Devosi Maria adalah seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang masih sedang dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air surgawi LG, art. 66. Setelah mendapat kabar gembira dari Malaikat Tuhan Luk 1: 26-38, Maria amat bersukacita dan bernubuat: Segala keturunan akan menyebutku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan karya-karya besar padaku Luk 1: 48. Asrama Dharmawati mengadakan devosi kepada Bunda Maria setiap Sabtu malam. Bagi penghuni asrama Dharmawati devosi kepada Bunda Maria adalah suatu bentuk penghormatan, pujian kepada Bunda Maria sebagai Bunda Yesus, Bunda Gereja dan Bunda kita semua. Devosi bertujuan agar penghuni asrama semakin meneladani sikap iman Maria, meneguhkan iman remaja terhadap salah satu kebenaran misteri iman. Karena itu penghuni asrama diajak untuk meneladani Bunda Maria dalam menghayati imannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang remaja. 6 Doa Bersama Pada dasarnya doa berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan, mengakui Allah sebagai Bapa. Doa adalah kata cinta seorang anak kepada Bapanya Iman Katolik, 1996: 194. Karena itu doa dapat timbul dari kesusahan dan kegembiraan hati. Maka doa tidak membutuhkan banyak kata, dan tidak terikat pada waktu dan tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerak- gerik yang khusus Mat 6: 7. Katekismus Gereja Katolik KGK no 2559 merumuskan doa sebagai berikut: “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik” Bagi penghuni asrama Dharmawati doa bersama sudah menjadi kebiasaan setiap hari. Doa dilaksanakan sebelum dan sesudah memulai kegiatan, seperti sebelum dan sesudah belajar, sebelum tidur dan bangun tidur, sebelum dan sesudah makan, dll. Tujuan dari doa bersama ini adalah mengajak penghuni asrama untuk bersyukur dan mohon berkat dan kekuatan dari Tuhan atas segala kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain kegiatan rohani yang sudah dijelaskan di atas ada beberapa kegiatan rohani tambahan seperti: rekoleksi panggilan yang dilaksanakan sekali setahun bergabung dengan asrama Kartini dan asrama St. Clara yang dikelola oleh para suster Suster Misi Fransiskan Antonius SMFA. Selain itu penghuni asrama diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan di lingkungan atau di gereja, seperti: doa rosario, koor, lektor, misdinar sejauh itu tidak mengganggu kegiatan belajar dan seijin pendamping asrama. Beberapa kegiatan rohani di atas merupakan bentuk- bentuk pendampingan iman bagi remaja penghuni asrama Dharmawati. Tujuan dari semua kegiatan rohani tersebut adalah membantu kaum remaja untuk semakin menghayati imannya akan Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian mereka semakin bertumbuh dan berkembang sebagai remaja yang beriman dan bertanggungjawab.

c. Kegiatan Hari Libur

Asrama mengisi hari-hari libur dengan berbagai macam kegiatan. Hal tersebut dilakukan untuk mengajak penghuni asrama melakukan kegiatan positif yang membantu perkembangan pribadi mereka. Kegiatan tersebut berasal dari inisiatif dari penghuni dan pendamping asrama. Kegiatan tersebut antara lain: lomba kebersihan antar unit, ajang kreatifitas, jalan sehat, pertemuan gabungan asrama putri yang di kelola para Suster Misi Fransisikan Antonius SMFA. Tujuan dari kegiatan- kegiatan tersebut supaya penghuni asrama menggunakan waktu liburan untuk sesuatu yang berguna. Mereka dapat lebih memperkembangkan diri, memperluas wawasan, kerohanian, pergaulan serta mengekspresikan apa yang menjadi kebolehan mereka.

B. Penelitian terhadap Pendampingan Iman Remaja di Asrama

Dharmawati Sintang Kalimantan Barat

1. Desain Penelitian

a. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan pada pengalaman yang penulis lihat dan alami di asrama Dharmawati Sintang, kegiatan pendampingan iman terprogram dengan baik seperti: retret, rekoleksi, ziarah, doa bersama, devosi, perayaan ekaristi. Kegiatan pendampingan iman tersebut berjalan dengan baik, meskipun terkadang ada hambatan dalam waktu pelaksanaannya. Hambatan yang terjadi karena banyaknya tugas sekolah yang harus dikerjakan oleh penghuni asrama. Penelitian dalam skripsi ini mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk mendapatkan data yang diperlukan yang berkaitan dengan pendampingan yang dilaksanakan di asrama Dharmawati. Selain itu juga untuk mengetahui sejauhmana pendampingan yang sudah dilaksanakan sungguh membantu remaja bertumbuh dan berkembang menjadi remaja yang dewasa, bertanggungjawab dan beriman. Selain itu juga sejauhmana kegiatan-kegiatan pendampingan iman yang dilaksankan tersebut sesuai dengan situasi remaja.

b. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mencakup dua hal, yaitu: 1 Untuk mengetahui sejauhmana pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati Sintang dapat membantu remaja dewasa dalam kepribadian, bertanggungjawab dan beriman? 2 Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati Sintang?

c. Jenis penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang ada Moelong, 2009: 5 . Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah kuisioner dan wawancara yang dilakukan di asrama Dharmawati Sintang. Tujuan adalah untuk mengetahui gambaran serta situasi pendampingan iman yang terjadi di asrama Dharmawati Sintang. Alasan menggunakan penelitian kualitatif ini yaitu untuk memahami suatu kejadian, peristiwa, situasi atau keadaan yang ada di asrama Dharmawati terutama dalam hal pendampingan iman.

d. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuisioner dan wawancara. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2008: 142. Kuesioner dalam penelitian ini bersifat terbuka dan tertutup bersifat tertutup. Kuesioner bersifat terbuka artinya responden diberi kesempatan untuk menjawab pertayaan secara luas dan mendalam. Kuesioner tertutup artinya setiap pertanyaan sudah ada jawabannya responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang ada, tetapi juga memberi peluang kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang dialaminya Suharmisi Arikunto, 2002: 128. Pertanyaan dalam kuesioner ini berjumlah 15 pertanyaan. Wawancara adalah sebuah percakapan langsung antara peneliti dan responden, dalam proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2009: 130. Penulis juga menggunakan metode wawancara untuk mendukung dan melengkapi data dari kuesioner. Wawancara hanya ditunjukan kepada staf inti asrama. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara yang terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, blia peneliti data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

Dokumen yang terkait

Usaha meningkatkan pelaksananaan pembinaan iman mantan penderita kusta di lingkungan Sitanala Tangerang Keuskupan Agung Jakarta melalui katekese model Shared Christian Praxis (SCP).

0 1 119

Belajar dari Kitab Ayub: menemukan makna dibalik penderitaan manusia dan aplikasinya melalui katekese pembebasan model Shared Christian Praxis (SCP).

0 4 185

Belajar dari Kitab Ayub menemukan makna dibalik penderitaan manusia dan aplikasinya melalui katekese pembebasan model Shared Christian Praxis (SCP)

0 29 183

Upaya meningkatkan pendampingan iman kaum muda di Paroki Santa Maria Mater Dolorosa, Soe, Keuskupan Agung Kupang melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 138

SKRIPSI BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA MELALUI KATEKESE MODEL SCP (SHARED CHRISTIAN PRAXIS)

0 1 125

PENINGKATAN KESADARAN ORANG TUA AKAN PERANNYA DALAM PENDIDIKAN IMAN ANAK MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS DI LINGKUNGAN BRAYAT MINULYO WILAYAH SANTA MARIA KALASAN BARAT PAROKI MARGANINGSIH KALASAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu S

0 0 146

Pendampingan iman keluarga kawin campur beda agama dalam menghayati hidup perkawinan kristiani di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 144

Katekese model SCP (Shared Christian Praxis) dalam pembinaan iman remaja Katolik di Paroki St. Maria Assumpta Tanjung, Ketapang Kalimantan Barat - USD Repository

0 2 161

Pembinaan iman mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral , Institut Pastoral Indonesia Malang Kelas Jauh di Nyarumkop Kalimantan Barat, melalui katekese umat model Shared Christian Praxis - USD Repository

0 0 152

PENGARUH KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI PENYELENGGARAAN ILAHI LUBUKLINGGAU, SUMATERA SELATAN SKRIPSI

1 1 168