Sejarah Bandar Udara Adisutjipto Yogjakarta Visi dan Misi Perusahaan Tujuan Perusahaan

mengelola dan sebagai pengusahaan bandar udara menjadikan peranan yang cukup penting dalam mendukung mobilitas penumpang, barang, dan jasa serta tidak mengesampingkan adanya peluang bisnis yang timbul di lingkungan bandar udara. Sampai dengan saat ini PT Persero Angkasa Pura I mengelola 13 Bandar Udara dan 1 Kantor Pusat yang berkedudukan di Kemayoran Jakarta Pusat. Ke 13 Bandar Udara tersebut adalah: 1. Bandar Udara Ngurah Rai - Denpasar 1980 2. Bandar Udara Juanda - Surabaya 1985 3. Bandar Udara Hasanudin - Ujungpandang 1987 4. Bandar Udara Sepinggan - Balikpapan 1987 5. Bandar Udara Frans Kaisiepo - Papua 1990 6. Bandar Udara Sam Ratulangi - Manado 1990 7. Bandar Udara Adisutjipto - Jogjakarta 1992 8. Bandar Udara Adisumarmo - Surakarta 1992 9. Bandar Udara Syamsudin Noor - Banjarmasin 1992 10. Bandar Udara Achmad Yani - Semarang 1995 11. Bandar Udara Selaparang - Lombok 1995 12. Bandar Udara Pattimura - Ambon 1995 13. Bandar Udara El Tari - Kupang 1998

B. Sejarah Bandar Udara Adisutjipto Yogjakarta

Bandar Udara Adisutjipto dahulu dibangun Pemerintah Hindia Belanda yang merupakan Pelabuhan Udara untuk Angkatan Perang Belanda. Pada tahun 1942 Jogjakarta diserbu oleh tentara Jepang dari pemerintahan Hindia Belanda. Untuk selanjutnya diduduki Angkatan Udara Jepang sampai Agustus 1945. Mulai tahun 1945 inilah Pelabuhan Udara Adisutjipto berada dibawah kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia dan merupakan pelabuhan udara yang sangat penting karena dipergunakan untuk mempertahankan kemerdekaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Republik Indonesia. Akan tetapi pada tahun 1948 Pemerintah Hindia Belanda menyerbu Jogjakarta dalam aksi polisionel II dan Pelabuhan Udara Adisutjipto direbut oleh Angkatan Perang Hindia Belanda, kemudian dijadikan pelabuhan udara untuk Angkatan Perang Belanda. Tapi pada tahun itu juga Pemerintah Republik Indonesia berhasil merebut kembali Pelabuhan Udara Adisutjipto dan dijadikan fasilitas militer untuk Angkatan Udara. Dalam mempertahankan kemerdekaan tahun 1948, Kolonel Penerbang Putera Bangsa Indonesia yang bernama Adisutjipto telah gugur dan untuk mengenang jasa-jasanya, maka Pelabuhan Udara yang semula bernama Maguwo diganti menjadi Adisutjipto. Bandar Udara Adisutjipto Jogjakarta secara resmi masuk ke dalam pengelolaan Perum Angkasa Pura I mulai tanggal 1 April 1992 sesuai dengan PP No 48 Tahun 1992, dan semenjak tanggal 2 Januari 1993 statusnya dirubah menjadi PT Persero Angkasa Pura I Cabang Bandara Adisutjipto sesuai PP No. 5 Tahun 1993.

C. Visi dan Misi Perusahaan

Visi: Menjadi perusahaan jasa kebandarudaraan yang dapat diandalkan di kawasan Asia-Pasifik Misi: Turut melaksanakan dan menunjang kebijakan satu program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta pembangunan di bidang usaha jasa kebandarudaraan pada khususnya dengan menerapkan prinsip Perseroan Terbatas.

D. Tujuan Perusahaan

PT Persero Angkasa Pura I merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN di lingkungan Departemen Perhubungan dibawah koordinasi Menteri Negara BUMN, dalam kepemimpinanya dipimpin oleh Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Komersial, Direktur Personalia Umum, dan Direktur Operasi Teknik. Direksi tersebut bertanggung jawab pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tentang kebijaksanaan dalam menjalankan tugas-tugas pokok perusahaan. Selain itu PT Persero Angkasa Pura I dibina oleh Menteri Keuangan yang berkedudukan sebagai Pemegang Saham dan di dalam melakukan pengelolaan perusahaan serta pelaksanaan rencana kerja dan anggaran PT Persero Angkasa Pura I diawasi oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Sebagai tujuan PT Persero Angkasa Pura I adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus mencari laba usaha. Meningkatkan kemanfaatan perusahaan bagi stakeholder dengan pengusahaan pelayanan jasa lalu lintas udara dan jasa bandar udara yang berkualitas tinggi dan efisien. Selain daripada hal tersebut, agar manajemen dapat memiliki informasi yang dapat digunakan sebagai pedoman yang terukur dan terstruktur dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dalam jangka waktu lima tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Produk Pelayanan Jasa Kebandarudaraan Pelayanan Jasa Kebandarudaraan yang disajikan PT Persero Angkasa Pura I kepada masyarakat pada umumnya dan perusahaan penerbangan serta konsesioner pada khususnya adalah: 1. Jasa Aeronautika. Jasa aeronautika ini adalah produk jasa atau pelayanan yang ditujukan langsung kepada pihak operator penerbangan seperti: a. Pelayanan Jasa Penerbangan PAP. b. Pelayanan Jasa Pendaratan Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara PJP4U. c. Counter. d. Extended Operating Hours. e. Over Flying. f. Avio BridgeGarbarataBelalai Gajah. g. Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara PJP3U. Jasa aeronautika yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah keberadaan airlines loket penerbangan yang berada di sisi terminal. Sistem kerjasama antara airlines dan Angkasa Pura I adalah sistem sewa tempat. Sehingga keberadaan airlines dengan Angkasa Pura I adalah perusahaan yang terpisah. 2. Jasa Non Aeronautika. Jasa non aeronautika adalah produk jasa kebandarudaraan yang bukan sebagai penunjang penerbangan akan tetapi berupa pelayan publik atau pendukung penerbangan, seperti: a. Sewa-sewa Ruang Perkantoran Airlines, Ruang Ticketing, Restaurant, Pertokoan, Wartel, Money Changer, Ruang ATM, Reservasi Hotel dan Rent Car, serta Ruang Rapat. b. Sewa tanah lahan parkir, Ground Support Equipment GSE. c. Sewa tanan tempat promosi. d. Peron-peron NPARPA, Waving Gallery Anjungan Pengantar dan parkir kendaraan. e. Fasilitas telepon dan listrik, dan air. f. Pas bandara. g. Jasa Panggilan Announcing. h. Fasilitas CIP Lounge Commercial Important Person, penyambutan tamu. i. Konsesi atas kegiatan usaha di lingkungan bandara. j. Pemasangan spanduk, baliho, dan ijin promo.

F. Bidang Pelayanan dan Pengusahaan