P a g e | 304
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Berikut ini adalah contoh checklist perkembangan keterampilan motorik halus anak prasekolah Gober dalam Nilsen, 2004: Nama Anak :
Usia :
Indikator Perkembangan Motorik Halus
Terobservasi Tidak terobservasi
Usia 3 tahun Meniru membuat lingkaran
Memanipulasi plastisin, puzzle, gunting Membangun sesuatu
Mulai memasang resleting, mengancingkan baju
Usia 4 tahun Menggambar, melukis, menggunakan gunting
Mandi sendiri Koordinasi mata tangan mulai berkembang
Usia 5 tahun Merawat diri sendiri menalikan tali sepatu,
mengancingkan baju Menggunting dengan akurat
Memegang pensil dan gunting dengan tepat Dominasi tangan, kanan atau kiri
Menggunakan lem dengan benar dan mudah
Usia 6-8 tahun Menulis huruf dan angka dengan baik
Menggambar orang dengan pakaian dan bagian-bagian tubuhnya
Contoh checklist untuk anak prasekolah 3-6 tahun dapat juga berupa tanda cek seperti contoh berikut ini Coughin, 2000:
Nama Anak :
Usia Anak :
Jenis Kelamin :
Guru :
3. Latihan
a. Amatilah perilaku salah satu anak yang sedang bermain di TK dari awal masuk sekolah hingga pulang sekolah
b. Rekam dan catatlah perkembangan motorik halus anak secara detail menggunakan berbagai teknik asesmen
Indikator Tidak
teramati Tahap Awal
Berkem bang Konsisten
1. Menunjukkan kontrol Menunjukkan kecenderungan
penggunaan tangan kanan atau kiri
Mengambil dan menjumput benda dengan mudah
Memegang alat tulis, gunting dengan pegangan yang benar
2. Menggunakan gerakan terkoordinasi
Menunjukkan koordinasi mata tangan memasukkan benang
ke lubang jarum Memasangkan dan
mencocokkan kembali kepingan benda kecil
Menutup resleting dan mengancingkan baju
Memotong menurut garis Menggambar atau menulis
dengan terkontrol
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 305
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
c. Buatlah laporan perkembangan anak secara lengkap mencakup aspek dan indicator perkembangan motorik halus, komentar dan kesimpulan, dan tindak lanjutstimulasi
g. Strategi Pengembangan Motorik Halus
Ada 4 strategi yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan kegiatan pengembangan motorik, yaitu :
STRATEGI 1 Anak bekerja dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 - 5 anak. Setiap kelompok
memiliki sebuah tugas khusus yang harus di hasilkan pada sentra tertentu. Pada 3 – 5
menit terakhir, anak berputar ke sentra yang lain. Guru memiliki kesempatan untuk memberikan penguatan dan arahan kepada anak dalam mengerjakan tugas tersebut,
atau dapat membantu jika ada kesalahan yang dilakukan anak. Hal ini dilakukan kepada semua kelompok. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa kegiatan
finger play atau pengembangan keterampilan visual motor koordinasi mata dan tangan.
STRATEGI 2 Strategi I ditujukan untuk anak-anak yang berada dalam kelompok-kelompok yang cukup
banyak. Untuk strategi 2, di setiap sentra memiliki 2 macam aktivitas yaitu A dan B, dimana masing-masing menggunakan konsep yang serupa. Misalnya sebuah tugas bi-
manual 2 cara pengerjaan. Di setiap sentra kedua aktivitas telah digandakan sesuai dengan jumlah anak dalam kelompok. Sebagian anggota kelompok menyelesaikan tugas
aktivitas sentra A 2 - 3 menit, ketika yang lainnya menyelesaikan aktivitas sentra B. Kelompok - kelompok tersebut kemudian berputar kegiatan pada sentra tersebut dan
setelah menyelesaikan tugasaktivitas kedua, berputar ke sentra lainnya. Keuntungan dari strategi ini adalah anak tidak perlu menetap pada suatu aktivitas dalam waktu yang
lama. Untuk anak yang masih kecil - terutama anak yang berkesulitan konsentrasi- hal ini akan sangat bermanfaat. Sebagaimana strategi I, anak-anak harus menyelesaikan tugas
yang yang telah ditentukan.
STRATEGI 3 Strategi ini dapat dilakukan anak yang dibagi menjadi 4 - 5 perkelompok , dimana setiap
kelompok bekerja pada sebuah sentra untuk semua sesion pembelajaran. Setiap sentra menyediakan berbagai aktivitas untuk area pengembanganpengendalian motorik halus.
Karena banyaknya aktivitas yang dilakukan maka strategi ini bersifat lebih produktif, sehingga dapat kita rekomendasikan bahwa orangtua atau anak yang lebih besar dapat
menjadi tutor pada sentra-sentra tersebut. Sebagai contoh, Kelompok 1 bekerja dengan pensil dan kertas; Kelompok 2 bekerja membuat model benda tiruan; Kelompok 3
bekerja dengan arena
fine-motor manipulation kegiatan motorik halus dengan mengubah-ubah; Kelompok 4 kegiatan permainan dan jual beli; dan Kelompok 5
kegiatan bermain bebas terstruktur.. Kelompok yang melakukan perputaran hanya satu yaitu Kelompok 3. Pada sesi berikutnya, kelompok akan tinggal di tempat yang sama dan
bekerja di sentra yang berbeda. Oleh karena itu, anak diperbolehkan selama 2 - 4 minggu menyelesaikan perputaran kegiatan pada sentra tergantung pada berapa sesi
dalam tiap minggu yang dapat dicapai.
STRATEGI 4 Tempatkan anak ke dalam beberapa kelompok sehingga anak anak menghabiskan waktu
3 - 5 menit pada setiap aktivitas. Satu atau dua sentra memiliki ciri ‘teacher directed’ dan
yang lainnya memiliki ciri melibatkan kegiatan bermain bebas terstruktur. Anak menjadi lebih bertanggung jawab untuk merancang kegiatan. Jika orangtua bertindak sebagai
asisten, dapat menggunakan 2 buah sentra yang berciri ‘teacher directed”
Berbagai Strategi untuk Pengayaan Gerakan Motorik Secara Kelompok atau Individual: Kegiatan latihan otot jari tangan dan keterampilan visual motor dilaksanakan dengan
pemanasan dan penutupan kegiatan.
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 306
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
CONCEPT APPROACH Aktivitas berbeda-beda tetapi berfokus pada satu konsep. Anak berputar pada beberapa kegiatan
selama 3 - 5 menit. Strategi ini sangat baik bagi anak yang memiliki kesulitan yang serupa. TABLOID APPROACH
Berbagai aktivitas yang berbeda dari berbagai area pengembangan pengendalia motorik halus yang berbeda pula disiapkan untuk anak. Artinya, anak akan latihan beberapa aktivitas yang mereka sudah
siap melakukannya, mereka akan melakukan dengan baik karena aktivitas tersebut telah mereka alami dan ketahui kesulitannya.
STRUCTURED FREE PLAY Strategi ini memberikan kesempatan bagi anak untuk menghabiskan waktu bereksperimen dengan
berbagai bahan yang berbeda, menggunakan metode yang berbeda pula dalam berkarya. Umpan balik dalam teknik masih perlu diberikan.
3. Evaluasi