Pengembangan Instrumen Penelitian Instrumen penelitian

61

2. Skala Pengukuran

Instrumen penelitian lebih banyak diukur dengan melihat kecenderungan data dan teknik analisis data yang dipakai. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur butir instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala penilaian rating scale. Menurut Zainal Arifin 2011: 242, “Perilaku manusia, baik yang berwujud sikap jiwa, aktivitas, maupun prestasi belajar timbul dalam tingkat- tingkat tertentu. Untuk mengukur hal-hal tersebut digunakan skala penilaian.” Penilaian ini melengkapi jenis pengukuran yang pencatatannya masih kasar, semisal pengukuran dengan daftar cek check list, terlebih pada fenomena yang berkaitan dengan tingkah-laku atau penampilan seseorang. Selanjutnya data yang diperoleh dikategorikan dalam nilai angka. Setiap instrumen diberikan alternatif pertanyaan dimulai dari hal yang positif sampai pada hal yang negatif. Jawaban setiap item terdiri dari 5 lima alternatif jawaban. Bobot penilaian diberi nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 1 untuk pertanyaan positif, dan diberi nilai terbalik untuk pertanyaan negatif. Tabel 3. Kriteria Bobot Nilai Alternatif Rating Scale Skor pertanyaan Kualitas Layanan Kualifikasi Akademik Motivasi Kerja Positif Negatif 5 1 Sangat memuaskan Sesuai Sangat tinggi 4 2 Memuaskan Kurang sesuai Tinggi 3 3 Cukup memuaskan Cukup sesuai Cukup 2 4 Kurang memuaskan Tidak sesuai Rendah 1 5 Tidak memuaskan Sangat tidak sesuai Sangat Rendah

3. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum angket penelitian digunakan dalam penelitian sesungguhnya, angket tersebut diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan 62 reliabilitas kesahihan dan keandalan instrumen tersebut. Apabila hasil uji coba sudah diketahui, kemudian dianalisis dan diseleksi item-item yang sahih dipergunakan sebagai alat pengumpul data. Uji coba dilakukan diluar populasi penelitian sebanyak 20 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

a. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 167 “…validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.” Peneliti yang menggunakan instrumen pengambilan data yang disusun sendiri memiliki kewajiban untuk melakukan uji coba terhadap instrumennya, sehingga instrumen tersebut dianggap valid andal. Suatu alat ukur yang valid, memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya alat ukur yang kurang valid memiliki taraf validitas yang rendah. Instrumen yang sesuai dengan isi dikatakan memiliki validitas isi, sedangkan instrumen yang sesuai dengan aspek yang diukur dikatakan sudah memiliki validitas konstruksi. Alat ukur tersebut dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas butir. Menurut Ary, Jacobs, Ravazieh 2007: 295-296, validitas isi menunjukkan sejauh mana instrumen mencerminkan isi yang dikehendaki. Instrumen disusun dengan membuat kerangka atau kisi-kisi yang merupakan wilayah dari isi yang sedang diukur yaitu kualifikasi akademik, motivasi kerja dan