Profil Aburizal Bakrie dan Keluarga
38
karena berbau Barat. Bakrie kemudian memindahkan perusahaannya ke Jakarta pada tahun 1943, melanjutkan usahanya dengan menggunakan nama
“Jasuma Shokai”. Ketika Jepang takluk pada Sekutu, kembali nama perusahaan Bakrie Brothers dimunculkan kembali.
Tahun 1952, Bakrie mengembangkan sayapnya dari pedagang antarnegara, dengan merintis ekspor karet, lada, dan kopi ke Singapura. Hal
ini membuatnya menjadi salah satu eksportir terkemuka dari kalangan pengusaha pribumi pada saat itu. Pada tahun 1957, Achmad Bakrie, merambah
dunia Industri, dengan membeli sebuah pabrik kawat dan kemudian memperluas bisnisnya dengan mendirikan pabrik pipa baja, pabrik cor, logam,
dan pabrik karet. Achmad Bakrie tutup usia pada 15 Februari 1988 di Tokyo. Ia tercatat
berhasil mendirikan satu kerajaan bisnis terkemuka di Indonesia, PT Bakrie Brothers Tbk. Kerajaan bisnis ini telah berkembang ke berbagai bidang usaha
seperti telekomunikasi, properti, industri pipa, pertambangan, investasi, serta bisnis lainnya.
Selama lebih dari 40 tahun menggeluti bisnisnya, Bakrie didampingi oleh istrinya yaitu Roosniah Bakrie.
1
Roosniah Bakrie lahir pada 17 Juni 1926 di Pangkalan Berandan, Sumatra Utara. Wanita yang terlahir dengan nama
Roosniah Nasution ini merupakan Putri dari pasangan H. Achmad Nasution dan Hj. Halimatusa‟diah. Roosniah yang akrab disapa Roos ini menikah
dengan Achmad Bakrie pada 17 November 1945. Selama berumah tangga dengan Achmad Bakrie, Roos banyak memberikan dukungan positif yang
1
Ali Azhar Akbar, Konspirasi di Balik Lumpur Lapindo: Dari Aktor Hingga Strategi Kotor, Jakarta, Galang Press, 2009, h. 51 - 52
39
diakui Achmad Bakrie banyak membantunya. Bahkan pengusaha asal Lampung itu mengaku tidak salah pilih istri.
”saya senang, dan saya tidak merasa salah pilih. Istri saya sangat membantu dan selalu mengoreksi
kepincangan-kepincan gan dalam norma hidup, bukan dalam bidang usaha.”
Tutur Achmad Bakrie dalam buku “Achmad Bakrie: Sebuah Potret Kerja Keras, Kejujuran, dan Keberhasilan. Dalam mendidik anak-anaknya yang
kelak menjadi penerus pimpinan kelompok usaha Bakrie, Roos dan Achmad Bakrie mengajarkan keteladanan hidup harmonis dan saling menghormati.
Keteladanan ini yang menjadikan anak cucu mereka hormat. Bahkan wanita yang dipanggil Andung ini selalu didengar dan dilaksanakan apa yang
diucapkannya oleh anak-anak dan cucu-cucunya. Anak sulungnya, Aburizal Bakrie misalnya mengatakan, apapun yang dikatakan ibunya akan
dilaksanakan. “Surga ada di bawah telapak kaki ibu. Kami di keluarga diajarkan, apapun yang dikatakan i
bunda, adalah titah, “kata Aburizal”.
2
Pasangan yang dikaruniai empat orang anak, yakni Aburizal Bakrie, Roosmania Kusmulyono, Nirwan D. Bakrie, dan Indra Usmansyah Bakrie.
Setelah wafatnya Bakrie senior, panji Bakrie di dunia usaha dikendalikan oleh Aburizal Bakrie yang dibantu adik-adiknya.
Aburizal Bakrie adalah anak sulung Atuk yang kemudian meneruskan bisnis Grup Bakrie. Ada satu kenangan manis yang dialami Aburizal saat
ayahnya masih hidup. Ketika tahu Aburizal mengalami kerugian dalam usahanya, sang ayah berkata, “saya senang kamu gagal. Kau harus tahu arti
kegagala n, agar nanti berhasil”.
3
2
Viva.co.id, artikel diakses pada 19 Februari 2014.
3
Floriberta Aning, 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20, Yogyakarta: Narasi,2007, h. 30.
40
Aburizal Bakrie yang lahir di Jakarta pada 15 November 1946, merupakan lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tahun 1973.
Sejak tahun 1972 Aburizal Bakrie telah bergelut di dunia bisnis sebagai Asisten Dewan Direksi pada perusahaan keluarganya PT. Bakrie dan Brothers
Tbk. Data diri Aburizal Bakrie adalah sebagai berikut:
Nama : Ir. H. Aburizal Bakrie
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 November 1946
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Ki Mangunsarkoro No.42, Menteng, Jakarta
Pendidikan : - SD, SLTP dan SMA di Jakarta 1958-1967
- Departemen Elektro, Institut Teknologi Bandung, lulus tahun 1973
Isteri : Taty Murnitriati
Anak : Anindya Nofyan Bakrie, Anindhita Anestya
Bakrie, Anindra Ardiansyah Bakrie Profesi
: Pengusaha, Politisi, Pejabat
41
Jabatan : - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat KIB 2005-2009
- Meteri Koordinator Perekonomian KIB 2004-2005 Pekerjaan :
1992 – sekarang : Komisaris Utama Kelompok Usaha
Bakrie 1989
– 1992 : Direktur Utama PT. Bakrie Nusantara Coorporation
1988 – 1992
: Dirut PT. Bakrie Brothers 1982
– 1988 : Wakil Dirut PT. Bakrie Brothers
1974 – 1982
: Direktur PT. Bakrie Brothers 1972
– 1974 : Ass. Dewan Direksi PT. Bakrie Brothers
Organisasi : 2000
– 2005 : Anggota Dewan Pakar ICMI Ikatan Cendikiawan
Muslim Indonesia 1999
– 2009 : Ketua Umum KADIN Kamar Dagang dan Industri
Indonesia Periode II 1996
– 1998 : Presiden, ASEAN Chamber of Commerce
Industry 1996
– 1997 : International Councellor, Asia Society
1994 – 1999
: Ketua Umun KADIN periode I 1993
– 1998 : Anggota, Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR
periode II 1993
– 1995 : Anggota Dewan Penasehat, International Finance
Corporation
42
1993 – 1995
: Presiden ASEAN Bisnis Forum periode II 1991
– 1993 : Presiden ASEAN Bisnis Forum periode I
1989 – 1994
: Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia 1988
– 1993 : Wakil Ketua Umum, KADIN Bidang Industri dan
Industri Kecil 1985
– 1993 : Ketua Bidang Dana Persatuan Bulu Tangkis
Indonesia 1984
– Sekarang : Anggota Partai Golongan Karya
1984 – 1988
: Wakil Ketua, Asosiasi Kerjasama Bisnis Indonesia –
Australia 1977
– 1979 : Ketua Umum, HIMPI Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia 1976
– 1989 : Ketua Umum, Gabungan Pabrik Pipa Baja Seluruh
Indonesia 1975
: Ketua Departemen Perdagangan, HIPMI 1973
– 1975 : Wakil Ketua Departemen Perdagangan, HIPMI
Penghargaan: 1997
: Penghargaan “ASEAN Business Person of the Year”
dari the ASEAN Business Forum 1995
: Penghargaan “Businessman of the Year” dari Harian
Republika 1986
: Penghargaan “The Outsanding Young People of the
World” dari the Junior Chamber of Commerce
4
4
Ali Azhar Akbar, Konspirasi di Balik Lumpur Lapindo: Dari Aktor Hingga Strategi Kotor, Jakarta, Galang Press, 2009, h. 53
– 56.
43