38
KERANGKA BERFIKIR
Gambar 2. Diagram Alir Kerangka Berfikir Keterangan :
Yang diteliti         : Yang tidak diteliti :
Mata Pelajaran Pengetahuan Bahan Makanan
Pelajaran teori, siswa kurang terlibat selama pembelajaran.
Diskusi Numbered Head Together
Hasil belajar dan kebutuhan belajar meningkat Siswa berdiskusi, kemudian presentasi
sesuai kesepaktan kelompok Siswa berdiskusi, kemudian presentasi
sesuai nomor yang dipanggil guru Metode pembelajaran
Upaya pemenuhan kebutuhan belajar dan hasil belajar
Siswa terlibat aktif selama pembelajaran
Siswa terlibat aktif selama pembelajaran
Coorperative Learning  Student teams Achievement
Devisions  Team Game Tournament
 Coorperative integrated reading and composition
 Learning together  Make a match
 Think Pair Share  Peer tutoring
 Metode role playing  Simulasi
39 Dengan  penggunaan  metode  pembelajaran  tipe  NHT  pada  proses  belajar
mengajar  di  kelas,  siswa  dapat  turut  terlibat  aktif  dalam  memecahkan  masalah serta  siswa  dapat  melatih  kemampuan  berkomunikasi  serta  kerjasama  antar
anggota kelompok sehingga kebutuhan belajar siswa dilihat dari kebutuhan dasar teori  Abraham  Maslow  dapat  terpenuhi.  Dengan  penggunaan  metode
pembelajaran  NHT  maka dapat  mempermudah  siswa  menguasai  materi pengetahuan  bahan  makanan,  dengan  terciptanya  situasi  belajaran  yang  lebih
baik maka hal ini dapat memenuhi kebutuhan belajar dan hasil belajra yang ingin dicapai.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan  kerangka  berpikir  di  atas,  maka  hipotesis  penelitian  yang diajukan adalah dengan metode pembelajaran
Numbered Head Together dapat meningkatkan  hasil  belajar dan  kebutuhan  belajar  pada  pembelajaran  mata
pelajaran Pengetahuan Bahan Makanan kompetensi telur kelas X Jasa Boga SMK N 1 Kalasan tahun pelajaran 20142015.
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan pada penelitian tersebut, yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan makna atau persepsi maka jenis
penelitian dengan strategi yang cocok dan relevan adalah penelitian semu quasi
experiment. Rancangan  penelitian  yang  digunakan  adalah
nonequivalent  kontrol group design. Rancangan ini diunakan karena keterbatasan populasi dan sampel, serta
kelas  kontrol  dan  eksperimen  tidak  terpilih  secara  random.  Diagram nonequivalent kontrol group design  adalah sebagai berikut Sugiyono, 2011:79
Tabel 2. Diagram nonequivalent kontrol group design
Pretest Perlakuan
Posttest Kelompok
Numbered Head Together O
1
X O
2
Kelompok Diskusi O
3
- O
4
Keterangan: O
1
: Pretest kelompok Numbered Head Together
O
2
: Posttest kelompok Numbered Head Together
O
3
: Pretest kelompok diskusi O
4
: Posttest kelompok diskusi X  : Perlakuan
- : Tanpa perlakuan
Penelitian  ini  mengambil  dua  kelompok  dari  populasi,  dimana  kelompok pertama  sebagai  kelompok  eksperimen  yang  diberi  perlakuan  yaitu  dengan
metode pembelajaran NHT, sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol
41 dimana kelompok ini tidak diberi perlakuan atau diberi pelajaran dengan metode
diskusi. Sebelum pembelajaran dimulai dilakukan tes yang dinamakan
pretest tes ini dilakukan  guna  mengetahui  kemampuan  awal  siswa  sebelum  diberi  materi
pelajaran  baik  menggunakan  metode  NHT  maupun  diskusi,  kemudian  setelah pembelajaran  selesai  juga  diberikan  tes  yaitu  dinamakan
postest  fungsi  dari postest  sendiri  adalah  untuk  mengukur  sejauh  mana  kemampuan  siswa  setelah
dilakukan tindakan pembelajaran. Untuk  mengetahui  pengaruh  metode  diskusi  dan  NHT  terhadap  kebutuhan
belajar dimana  kebutuhan  belajar  yang  meningkat  ditandai  dengan  hasil  belajar yang  meningkat.  Selanjutnya  dilakukan  dengan  teknik  analisis data  uji  t  t-test
untuk  mengetahui  perbedaan  hasil  belajar  kelompok  eksperimen  dengan kelompok sampel.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian  tindakan  kelas  ini  dilaksanakan  di  SMK  N  1  Kalasan  pada  mata pelajaran  Pengetahuan  Bahan  Makanan  kelas  X  Jasa  Boga  tahun  pelajaran
20142015 semester genap. Adapun pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari – Juni 2015
C. Populasi dan Sampel
Populasi  adalah  wilayah  generalisasi  yang  terdiri  atas  subyek  maupun  obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono,2011:80. Pengambilan  sampel  pada  penelitian  ini  adalah  dengan  menggunakan
purposive  sampling.  Menurut  Endang  Mulyatiningsih,  2011:96 Purposive
42 sampling  digunakan  apabila  populasi  sasaran  memiliki  karakteristik  spesifik
sehingga hanya orang-orang yang memenuhi syarat spesifik tersebut yang dapat menjadi  sampel  penelitian.  Dalam  penelitian  kuasi  eksperimen,  purposive
sampling  banyak  dipilih  apabila peneliti  hanya  memiliki  satu  kelompok  populasi, sehingga  tidak  ada  pertimbangan  untuk  memilih  sampel  yang  lain.  Bila  teknik
sampling  ditetapkan  secara  purposive,  maka  kesimpulan  hasil  penelitian  hanya berlaku  bagi  kelompok  yang  diteliti  dan  tidak  dapat  digeneralisasikan  pada
kelompok lain. Berdasarkan  dari  teknik  pengambilan  sampel  secara  purposive  maka  sampel
penelitian ini adalah kelas X SMK N 1 Kalasan yang terdiri dari dua kelas yaitu X Jasa  Boga  A  dan  X  Jasa  Boga  B  dengan  jumlah  65 siswa. Penentuan  kelas
ekpeeimen  dan  kelas  kontrol dilakukan  dengan  cara  diundi,  dimana  diperoleh ahsil  kelas  yang  akan  menjadi  percobaan adalah  kelas  X  Jasa  Boga  A  dan  kelas
yang menjadi kelas kontrol adalah kelas X Jasa Boga B.
D. Prosedur Pembelajaran
Prosedur pembelajaran bertujuan untuk mengontrol dan mengumpulkan data sesuai dengan alur yang telah ditentukan. Berikut adalah prosedur pembelajaran
yang akan dilakukan selama penelitian berlangsung: