Perbedaan kebutuhan belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen Uji t kebutuhan belajar

90 berlangsung kemudian dilakukan posttest nilai siswa meningkat sejumlah 36,20 nilai pretest. Untuk data kelas eksperimen hasil yang diperoleh adalah rerata nilai yang diperoleh kelas eksperimen selama pembelajaran yang berlangsung dua kali pertemuan menunjukkan nilai pretest didapat sejumlah 43,30 kemudian nilai posttest didapat sejumlah 84,96. Lalu ada nilai gainskrore yaitu nilai yang menunjukkan selisish nilai posttest dan nilai pretest. Nilai ini berfungsi untuk mengtahui jumlah peningkatan nilai yang terjadi setelah pemblajaran. Nilai gainskore yang didapat adalah 41,67 itu berarti setelah pembelajaran berlangsung kemudian dilakukan posttest nilai siswa meningkat sejumlah 41,67 dari nilai pretest. Dilihat dari segi peningkatan hasil belajar maka kelas ekperimen memiliki peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Melihat kondisi awal siswa, kelas ekperimen memiliki kemampuan awal yang relative sama. Rata-rata kelas sebelum pembelajaran adalah 44,00 untuk kelas kontrol dan 43,30 untuk kelas eksperimen. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan dengan metode diskusi untuk kelas kontrol dan metode NHT untuk kelas eksperimen, maka diperoleh nila rata-rata yang berbeda. Kelas kontrol memperoleh nilai 80,20 dan kelas ekperimen 84,96. Kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan metode diskusi mengalami peningkatan nilai sebesar 36,20 sedangkan kelas ekperimen sebesar 41,67. Peningkatan rata-rata kelas ekperimen yang lebi tinggi daripada kelas kontrol mengindikasikan bahwa pada penelitian ini metode NHT lebih baik daripada metode diskusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.Dilihat dari segi peningkatan hasil belajar 91 maka dapat kita ketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode NHT memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode diskusi.

2. Kebutuhan Belajar

Pada penelitian ini, aspek kebutuhan belajar dinilai berdasarkan lembar observasi. Penilaian kebutuhan belajar ini juga dilakukan selama dua kali tatap muka untuk tiap tiap kelas yang akan diukur kebutuhan belajarnya. Dalam pengukuran kebutuhan belajar ada tiga aspek yang termasuk didalamnya yaitu aspek social needs, self actualization needs, dan esteem needs. Pengamatan kebutuhan belajar untuk tiap-tiap kelas control dan kelas eksperimen dilakukan selama dua kali pertemuan. Tiap pertemuan memiliki angka yang berbeda. Hasil yang dicapai oleh peserta didik ditampilkan dalam jumlah persentase lihat lampiran kemudian untuk mengetahui perbandingan kedua kelas dalam peningkatan kebutuhan belajar dapat dilihat pada table berikut: Table 44. Kebutuhan Belajar Control Dan Ekperimen Tiap Pertemuan No Kelas Pertemuan I Pertemuan II Peningkatan 1 Kontrol 61,01 62,83 1,82 2 Ekperimen 89,17 93,75 4,58 Dapat kita ketahui bahwa peningkatan dari kelas control terjadi 1,82 dan kelas ekperimen 4,58. Berikut disajikan grafik peningkatan kebutuhan belajar yang terjadi antara kedua kelas tersebut. 92 Gambar 13. Grafik Peningkatan Kebutuhan Belajar Untuk kebutuhan belajar kelas kontrol didapatkan hasil nilai dari dua pertemuan yang mana telah tertera dalam lampiran. Nilai yang diperoleh dibagi nilai maksimal sehingga diperoleh hasil berupa persentase. Pada kelas kontrol ketiga aspek tersebut berhasil mendapatkan nilai sebesar 21,11 untuk aspek social needs, 13,64 untuk aspek esteem needs, dan 27,18 untk aspek self actualization needs. Dari ketiga nilai aspek yang telah dicapai kelas kontrol maka untuk total kebutuhan belajar yang dicapai adalah sebesar 61,93. Untuk kebutuhan belajar kelas eksperimen didapatkan hasil nilai dari dua pertemuan yang mana telah tertera dalam lampiran. Nilai yang diperoleh dibagi nilai maksimal sehingga diperoleh hasil berupa persentase. Pada pembelajaran kelas eksperimen untuk mengetahui hasil kebutuhan belajar siswa ada tiga aspek yang dinilai yaitu social needs, self actualization needs, dan esteem needs. Pada kelas eksperimen ketiga aspek tersebut berhasil mendapatkan nilai sebesar 35,21 untuk aspek social needs, 23,65 untuk aspek esteem needs, dan 32,61 untk aspek self actualization needs. Dari ketiga nilai aspek yang telah dicapai kelas eksperimen maka untuk total kebutuhan belajar yang dicapai adalah sebesar 91,46. 20 40 60 80 100 Pertemuan I Peremuan II Kontrol Eksperimen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM REFRIGERASI.

0 0 32

Penerapan cooperative learning tipe numbered head together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi SMK YPKK 2 Sleman.

1 4 217

Penerapan media komik berbasis cooperative learning tipe numbered head together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran akuntansi SMK N 1 Pengasih.

0 3 310

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNINGTIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARANPENGETAHUAN BAHAN MAKANAN DI SMKN 4 YOGYAKARTA.

0 1 247