Desain Penelitian METODE PENELITIAN

56 melalui penjelasan secara langsung tetapi juga melalui sebuah kegiatan yaitu mempraktekkan langsung. Dengan begitu diharapkan peserta lebih memahami apa yang dimaksud dengan expressive writring. Tindakan kedua adalah membantu siswa untuk dapat mengungkapkan perasaan dan pengalaman dan masalahnya yang selama ini dipendam melalui tulisan atau expressive writing. Siswa mengungkapkan perasaan, masalah atau hal traumatis yang pernah dialami siswa dalam 3 sesi dengan waktu 15-20 menitsesi. Sesi pertama menulis tentang masalah yang berkaitan dengan masalah pribadi dan sosial, setelah itu siswa menulis masalah yang berkaitan dengan keluarga dan yang terakhir tentang masalah belajar. Siswa menuliskan dan menyusun masalahnya, kemudian siswa diberikan tugas untuk membaca kembali masalahnya masing-masing secara mendalam. Dalam hal ini siswa mampu merefleksi diri, yaitu dimana individu mengalami proses merenung, menganalisis tulisannya sehingga individu dapat melihat apa yang terjadi dalam dirinya dan memperbaiki menjadi lebih baik. Mengeksternalisasi masalah, sehingga individu dapat mengekpresikan emosinya secara tepat, meningkatkan insight, mengurangi munculnya gejala-gejala negatif. Meningkatkan motivasi untuk berubah, melalui tulisan individu dapat belajar menganalisis kesalahan sehingga individu memiliki motivasi untuk berubah menjadi individu yang lebih baik. 57 Mengurangi rasa frustasi karena keinginan yang tak terpenuhi atau tidak tercapai. Individu dapat mencurahkan perasaan negatifnya melalui tulisan agar individu memiliki emosi positif, berpikir rasional, dapat berkartasis dan meredakan perasaan individu Tindakan ketiga ini adalah diskusi tentang pengalaman negatif yang sudah mulai diubah menjadi pengalaman positif. Setelah itu siswa mengevaluasi hasil kegiatan secara keseluruhan dari pertemuan pertama. Setelah itu peneliti menyebarkan angket untuk mengukur sejauh mana peningkatan strategi coping yang terjadi pada siswa. c. Observasi Peneliti melakukan observasi pelaksanaan tindakan di dalam kelas dengan menggunakan pedoman observasi pada saaat tindakan sedang dilakukan. Peneliti melakukan observasi terhadap sikap dan perilaku siswa saat proses pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan. Observasi ini memiliki dua fungsi: pertama, untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan, kedua, untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan yang dilakukan dapat menghasilkan perubahan sebagaimana yang diharapkan yakni meningkatnya strategi coping siswa kelas XI IPA 4 SMA N 7 Yogyakarta.