Biaya Pinjaman Financial Assets

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode-periode yang Berakhir 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 Angka-angka dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Periods Ended June 30, 2015 and December 31, 2014 Figures are in millions of Rupiah, unless Otherwise Stated - 42 - Jika Grup meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka entitas menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasikan sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama tahun berjalan dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari pinjaman tersebut. To the extent that the Group borrows funds specifically for the purpose of obtaining a qualifying asset, the entity determines the amount of borrowing costs eligible for capitalization as the actual borrowing costs incurred on that borrowing during the year less any investment income on the temporary investment of those borrowings. Jika pengembangan aktif atas aset kualifikasian dihentikan, Grup menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman selama periode yang diperpanjang tersebut. The Group suspends capitalization of borrowing costs during extended periods in which it suspends active development of a qualifying asset. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara subtansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya. The Group ceases capitalizing borrowing costs when substantially all the activities necessary to prepare the qualifying asset for its intended use or sale are complete.

u. Imbalan Kerja

u. Employee Benefits

Grup mengakui kewajiban imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 132003 tanggal 25 Maret 2003. Undang-undang ini mewajibkan Grup untuk mengakui imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, di bawah peraturan perundang-undangan atau peraturan industry, yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan panjang lainnya, pesangon pemutusan kontrak kerja, dan imbalan kompensasi berbasis ekuitas. Perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode actuarial “Projected Unit Credit”. The Group recognizes employees‟ benefits liabilities in accordance with Labor Law No. 132003 dated March 25, 2003 the Law. This Law requires the Group to provide all employee benefits under formal and informal plans or agreements, under legislative requirement or through industry arrangements, including post-employment benefits, short-term and other long-term employees‟ benefits, termination benefits, and equity compensation benefits. The calculation of liability of employees‟ benefits based on the Law is determined using the “Projected Unit Credit” actuarial method. Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK 24 Revisi 2013, “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK 24 Revisi 2013, adalah keuntungan dan kerugian actuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi actuarial dibebankan atau dikreditkan seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lain dan dilaporkan dalam saldo laba. Sebelum 1 Januari 2015, keuntungan atau kerugian actuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi actuarial diakui sebagai pendapatan atau beban menggunakan “Pendekatan Koridor”, yaitu apabila akumulasi keuntungan atau kerugian actuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10 dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian actuarial yang melebihi batas 10 tersebut diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata Effective January 1, 2015, the Group applies PSAK 24 Revised 2013, “Employees‟ Benefits”. Revision on PSAK 24 Revised 2013, is actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are fully charged or credited through other comprehensive income and reported in retained earnings. Before January 1, 2015, actuarial gains or losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are recognized as income or expense using “Corridor Approach”, that is when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10 of the present value of the defined benefit obligations at that date. The actuarial gains or losses in excess of the said 10 threshold are recognized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the