Metode Hidrolisis Ulasan Teknologi Produksi Bioetanol

dan peralatan yang mahal Taherzadeh dan Karimi, 2008. Dalam penelitian ini, beberapa jenis praperlakuan dipilih dan dibandingkan untuk mengetahui metode yang paling sesuai dengan prioritas kesederhanaan, keamanan, dan ramah lingkungan. Gambar 2.3. Perubahan Struktur Mikro Akibat Praperlakuan Houghton et al. 2006

2.5.2. Metode Hidrolisis

Tahap hidrolisis mentransformasi selulosa ke gula terfermentasi. Dua metode umum hidrolisis adalah hidrolisis asam dan hidrolisis enzimatis. Metode hidrolisis lain adalah hidrolisis termal yang sangat jarang digunakan. Hidrolisis enzimatis lebih dipilih karena bekerja pada suhu wajar, menghasilkan yield tinggi dengan jumlah yang sedikit, merupakan senyawa alami yang dapat terbiodegradasi dan ramah lingkungan Wyman, 1994. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Berbagai Metode Praperlakuan Metode Praperlakuan Keterangan Literatur Praperlakuan asam: asam encer, dan asam pekat Menghidrolisa hemiselulosa dan merusak struktur kristal selulosa, tapi menghasilkan produk samping inhibitor, dan memerlukan peralatan tahan korosi. Biasanya menggunakan H 2 SO 4 , tetapi asam fosfat dikatakan menghasilkan lebih sedikit produk samping beracun dan dapat digunakan pada reaktor baja antikarat. Jenis asam encer memberi yield rendah sedangkan jenis asam pekat menghasilkan produk samping, mendegradasi selulosa dan memerlukan biaya daur ulang mahal. Eshtiaghi et al. 2012 Merina dan Trihadinigrum, 2011 Satyanagalakshmi et al. 2011 Sornvoraweat dan Kongkiattikajorn, 2010 Sassner et al. 2008 Praperlakuan alkalibasa Memisahkan lignin dan sebagian hemiselulosa, dan meningkatkan reaktivitas selulosa. Biasanya menggunakan NaOH, CaOH 2 , urea atau Ammonia SAA, ARP. NaOH juga meningkatkan derajat polimerisasi dan kristalinitas selulosa. Ammonia juga mengembangkan substrat yang tersisa. Eshtiaghi et al. 2012 Aswathy et al. 2010 Taherzadeh dan Karimi 2008 Hamelinck et al. 2005 Teymouri et al. 2005 Praperlakuan dengan agen pengoksidasi: hidrogen per-oksida, asam per asetat Yield setinggi 98 berhasil dicapai. Saha dan Cotta, 2007 Teixeira et al. 1999 Gould, 1984 Praperlakuan dengan pelarut organik Melarutkan lignin dan sebagian hemiselulosa tapi memerlukan peralatan dengan tekanan tinggi. Pelarut organik yang sudah digunakan misalnya metanol, etanol, aseton, etilen glikol, trietilen glikol, dan alkohol tetrahidrofurfuril. Yamashita et al. 2010 Pan et al. 2005 Steam explosion , ammonia fiber expansion explosion, acid catalyzed steam explosion Bahan dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi kemudian didekompresi ke tekanan atmosfir secara tiba-tiba. Masih belum praktis karena butuh energi besar dan peralatan mahal. Huang et al. 2011 Hamelinck et al. 2003 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Berbagai Metode Praperlakuan lanjutan Metode Praperlakuan Keterangan Literatur Liquid Hot Water LHW Menghidrolisa hemiselulosa menggunakan air bersuhu tinggi 160 – 190 o C dan tekanan tinggi 30 bar. Eshtiaghi et al. 2012 Kim et al. 2009 Perez et al. 2007 Hamelinck dan Faaij, 2006 Praperlakuan cairan ionik Berbagai cairan ionik yang ada dapat diatur untuk melarutkan selulosa, ataupun lignin. Substrat dilarutkan dalam cairan ionik dan dipanaskan kemudian dipresipitasi dengan antisolven. Proses ini merupakan teknologi baru dan lebih cocok untuk biomassa berkayu. Muhammad et al. 2012 Sathitsuksanoh et al. 2012 Guragain et al. 2011 Lee et al. 2009 Granstorm et al. 2008 Kosan et al. 2008 Praperlakuan mikrobial Jamur akar putih, coklat, dan lunak Basidiomycetes telah banyak digunakan untuk mendepolimerisasi substrat lignoselulosa tanpa banyak produk samping inhibitor Chandel et al. 2011b Zhong et al. 2011 Cardona et al. 2007 Penggilingan Ekstrusi Tanpa mempengaruhi lignin dan hemiselulosa, meningkatkan aksesibilitas dan merubah kristalinitas selulosa. Merupakan salah satu metode paling efektif tetapi kurang cocok diterapkan di industri. Penggilingan dilakukan dalam hampir semua proses di laboratorium. Harun et al. 2011 Merina dan trihadinigrum, 2011 Satyanagalakshmi et al. 2011 Eshtiaghi et al. 2012; Muhammad et al. 2012; Sathitsuksanoh et al. 2012; Chandel et al. 2011b; Geddes et al. 2011; Guragain et al. 2011; Harun et al. 2011; Huang et al. 2011; Joshi et al. 2011; Merina dan Trihadinigrum, 2011; Satyanagalakshmi et al. 2011; Aswathy et al. 2010; Sornvoraweat dan Kongkiattikajorn, 2010; Kim et al. 2009; Lee et al . 2009; Granstorm et al. 2008; Kosan et al. 2008; Neves et al. 2007; Hamelinck dan Faaij, 2006; Wyman, 1994 Universitas Sumatera Utara Hidrolisis asam menggunakan berbagai asam mineral pada suhu tinggi, walaupun proses sering mendegradasi glukosa ke hidroksimetil furfural HMF dan produk samping beracun lain, atau mencapai yield rendah. Harga asam, daur ulang, dan pengolahan limbahnya masih menjadi masalah dalam hidrolisis asam. Gambar 2.4. Aktivitas Enzim dalam Hidrolisis Selulosa Wyman, 1994 Hidrolisis enzimatis memanfaatkan 3 kelompok enzim untuk berfungsi dengan baik Lihat Gambar 2.4. Pertama, 1,4- -D-glukan glukanohidrolase EC 3.2.1.3 dan 1,4- -D-glukan 4-glukanohidrolase EC 3.2.1.4, dikenal sebagai endo- 1,4- -glukanase, memotong rantai selulosa secara acak. Kemudian, 1,4--D-glukan glukohidroliase EC 3.2.1.74 dan 1,4- -D-glukan selobiohidroliase EC 3.2.1.91, dikenal sebagai ekso-1,4- -glukanase berturut-turut membebaskan D-glukosa dan D- selobiosa pada ujung selulosa. Akhirnya, -D-glukosidase EC 3.2.1.21, dikenal Universitas Sumatera Utara juga sebagai selobiase, mengubah selobiosa menjadi D-glukosa Joshi et al. 2011; Geddes et al. 2011; Neves et al. 2007; Wyman, 1994. Selulase komersial dan produksi on-site selulase dapat digunakan. Kebanyakan glukanase diproduksi Trichoderma ressei jamur akar halus sedangkan selobiase dari Aspergillus niger Barta et al. 2010 dalam Geddes et al. 2011; Kaur et al . 2007 dalam Joshi et al. 2011. Gambar 2.5. Berbagai Senyawa Turunan Hidrolisis Asam Chandel et al. 2011b Salah satu perbedaan terbesar hidrolisis asam dan enzim adalah produk samping hidrolisis asam yang sangat beragam dan bersifat menginhibisi Lignin Cellulose Hemicellulose Others  Phenolics Vanillin, Syringaldehyde, 4- hydroxybenzoic acid, ferulic acid, etc  5-hydroxymethyl furfural HMF  Furfurals  5-hydroxymethyl furfural HMF  Weak acids Acetic acid, Formic acid, Levulinic acid  Tannins  Terpenes  Resins  Heavy metals  Hibbert ketones Universitas Sumatera Utara pertumbuhan. Selain itu, jenis hidrolisis asam menghasilkan limbah dan memerlukan penanganan khusus. Oleh sebab itulah, proses hidrolisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis hidrolisis enzim. Berbagai jenis produk samping hasil hidrolisis asam dapat dilihat pada Gambar 2.5.

2.5.3. Fermentasi dan Skema Proses Terpadu