sesaji, memohon agar sesaji diterima oleh Kanjeng Ratu Kidul serta agar diberi keselamatan dan murah rejeki.
Setelah pembacaan doa selesai, mulailah menggotong sesaji dan menaikkan sesaji ke atas perahu untuk dilarung. Masyarakat dan
pengunjung mempersiapkan diri di tengah laut untuk berebut sesaji. Pemimpin upacara menunjuk tempat untuk menggulingkan sesaji yang
akan dilarung kemudian diperebutkan oleh masyarakat. Mereka percaya bahwa dengan memperebutkan sesaji berupa nasi, ketan, ayam, bunga,
sayur, kepala kambing, kepala kerbau, gula, kopi, dan kinangan akan menambah rejeki dan mampu mengobati penyakit.
2.1.1.3.2 Nilai- nilai yang terkandung dalam tradisi “nglarung
Tradisi nglarung mengandung nilai-nilai budaya. Hal ini juga diungkapkan oleh Sunjata 2013: 110-112 bahwa dalam pelaksanaan upacara
adat “nglarung” mengandung nilai-nilai budaya antara lain: a nilai gotong royong, tercermin mulai dari persiapan sampai akhir upacara melibatkan banyak
orang; b nilai etos kerja, menjadi salah satu bentuk pemacu motivasi dalam bekerja atau etos kerja bagi masyarakat yang bermata pencaharian sebagai
nelayan; c nilai ketaqwaan kepada Sang Pencipta, pelaksanaan upacara tersebut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
yang telah dilimpahkanNya, selain itu juga untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan dalam mengarungi hidup. Nilai-nilai dalam tradisi nglarung
tersebut terkait dengan pendidikan karakter kebangsaan. Oleh sebab itu, peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan mendeskripsikan tentang berupa nilai-nilai dalam tradisi nglarung terkait dengan pendidikan karakter kebangsaan.
2.1.2 Pendidikan Karakter Kebangsaan
2.1.2.1 Arti Karakter
Menurut Koesoema 2007:79, kata “karakter” berasal dari kata bahasa Latin kharakter, kharassein, dan kharax
yang berarti “dipahat”. Berkarakter artinya mempunyai watak atau berkepribadian. Sedangkan menurut Tillman
2004, karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan virtues yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Dalam KBBI 2008, karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Sedangkan menurut Kesuma 2011:11 karakter merupakan suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku kepada anak. Menurut Samani dan Hariyanto 2013:41-42 mengungkapkan bahwa karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Karakter adalah perilaku yang tampak
dalam bersikap maupun bertindak. Menurut Pemerintah Republik Indonesia 2010:07, karakter adalah nilai-
nilai yang khas-baik tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan yang terpateri dalam diri dan
terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau