Hal-hal Teoritik KAJIAN PUSTAKA

ditunjukkan kesalahan yang bisa terjadi pada papan tulis pada gambar berikut: Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Sumber: G. Accacina dan Enrico Rogora 2006 Ket: Pada Gambar 2.2, sebuah kubus digambar di papan tulis. Kesalahan pemahaman yang memungkinkan terjadi yaitu peserta didik menganggap titik G, N, M, dan P adalah segaris. Dengan bantuan program Cabri 3D, Gambar 2.2 dapat diputar seperti Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 sehingga bisa dibuktikan jika titik-titik tersebut tidak segaris. Adapun beberapa simbol dari masing-masing toolbar yang berkaitan dengan penelitian adalah sebagi berikut: Tabel 2.0 Simbol Pada Toolbar Program Cabri 3D Toolbar Deskripsi Manipulation Manipulation disimbolkan: a. Menunjukkan koordinat titik yang dipilih atau komponen yang dipilih b. Menggeser titik, garis, bangun yang telah dibuat dalam window. Points Intersections point disimbolkan: Digunakan untuk membuat titik potong. Toolbar Deskripsi Points Points disimbolkan: Digunakan untuk membuat sebuah titik, di mana titik-titik yang dibuat nantinya bila dihubungkan dapat menjadi beberapa objek segmen, line, polygon, dll Lines and Curves Line disimbolkan: Digunakan untuk membuat garis melalui dua titik. Segment disimbolkan: Digunakan untuk membuat segmen ruas garis dari dua titik. Planes and Surfaces Polygon disimbolkan: Digunakan untuk membuat poligon, dengan cara menghubungkan beberapa titikminimal tiga titik. Relative Constructions Perpendicular disimbolkan: Digunakan untuk membuat garis tegak lurus terhadap permukaan bidang. Regular Polygons Square disimbolkan: Digunakan untuk membuat sebuah bujursangkar. Polyhedra XYZ box disimbolkan: Digunakan untuk membuat sebuah balok. Prism disimbolkan: Digunakan untuk membuat sebuah prisma dengan bantuan sebuah bangun datar dan vektor. Open Polyhedron disimbolkan: Digunakan untuk membuat sebuah jaring-jaring dari sebuah bangun ruang. Reguler Polyhedra Cube disimbolkan: Digunakan untuk membuat sebuah kubus. Measurements and equations Length disimbolkan: Digunakan untuk mengukur panjang suatu segmen. Toolbar Deskripsi Area disimbolkan: Digunakan untuk mengukur luas sebuah bidang datar. 6. LKS Lembar Kerja Peserta didik LKS adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya Depdiknas; 2004;18. Menurut pengertian di atas maka penulis berpendapat bahwa LKS adalah tugas-tugas dari guru untuk peserta didik yang disesuaikan dengan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta RPP yang telah dipersiapkan guru di mana LKS berwujud lembaran. Tujuan dari pengadaan LKS menurut Achmadi dalam Andre: 2012 adalah: a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. b. Membantu peserta didik mengembangkan konsep. c. Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses. d. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. e. Membantu peserta didik dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran. Kegunaan LKS menurut Hadi Sukamto dalam Andre: 2012 adalah: a. Memberikan pengalaman kongkret bagi peserta didik b. Membantu variasi belajar c. Membangkitkan minat peserta didik d. Meningkatkan retensi belajar mengajar e. Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien 7. Kubus dan Balok untuk Kelas VIII SMP Materi kubus dan balok merupakan salah satu pokok bahasan dari Geometri dan pengukuran. Standar kompetensi yang ingin dicapai pada materi ini adalah memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Sedangkan untuk kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah: a. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya b. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas c. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. Pada penelitian ini dikususkan pada pokok bahasan luas permukaan bangun ruang sisi datar pada kubus dan balok. Berikut adalah materi kubus dan balok yang akan dipelajari di kelas: a. Definisi kubus dan balok Kubus adalah adalah prisma tegak sisi empat yang semua sisinya merupakan daerah bujursangkar yang sama dan sebangun Ruseffendi, 1979:461. Sedangkan balok adalah prisma yang dibatasi oleh 6 persegi panjang Syafi, Ahmad. Berikut ini contoh gambar bangun ruang sisi datar kubus dan balok: Gambar 2.5 Gambar 2.6 Ket: Gambar 2.5 : gambar kubus Gambar 2.6 : gambar balok b. Jaring-jaring kubus dan balok Jaring-jaring adalah pembelahan sebuah bangun yang berkaitan dua dimensi sehingga seandainya digabungkan akan menjadi sebuah bangun ruang tertentu tiga dimensi. Berikut ini salah satu contoh jaring-jaring dari kubus dan balok: Gambar 2.7 Gambar 2.8 Ket: Gambar 2.7 : contoh jaring-jaring balok Gambar 2.8 : contoh jaring-jaring kubus c. Luas permukaan kubus dan balok Luas adalah ukuran besar daerah tertutup yang dinyatakan dalam satuan tertentu Ruseffendi, 1979:461. 1 Luas permukaan balok Untuk menemukan rumus luas permukaan kubus, perhatikan gambar berikut:  Gambar 2.9 Gambar 2.10 Ket: Gambar 2.9 : balok, Gambar 2.10 : jaring-jaring balok dari gambar di atas terlihat suatu balok beserta jaring-jaringnya. Untuk mencari luas permukaan balok, sama saja dengan menghitung luas jaring-jaring balok tersebut. Misalkan rusuk-rusuk pada balok diberi nama p panjang, l lebar, dan t tinggi. Dengan demikian, luas permukaan balok dapat dirumuskan: Luas permukaan balok = luas sisi KLMN + luas sisi OPQR+ luas sisi KLPO + luas sisi NMQR+ luas sisi LMQR + luas sisi KNOR. = p x l + p x l + p x t + p x t + l x t + l x t = 2 p x l + 2p x t + 2l x t = 2 {p x l + p x t + l x t} 2 Luas permukaan kubus Untuk menemukan rumus luas permukaan kubus, perhatikan gambar berikut:  Gambar 2.11 Gambar 2.12 Ket: Gambar 2.11 : kubus Gambar 2.12 : jaring-jaring kubus dari gambar di atas terlihat suatu kubus beserta jaring-jaringnya. Untuk mencari luas permukaan kubus, sama saja dengan menghitung luas jaring-jaring kubus tersebut. Misalkan rusuk-rusuk pada kubus diberi nama r rusuk. Oleh karena jaring-jaring kubus merupakan 6 enam buah bujursangkar yang kongruen maka: Luas permukaan kubus = luas sisi ABCD+ luas sisi EFGH+ luas sisi AEFB+ luas sisi AEHD+ luas sisi BCFG + luas sisi CDHG. = r x r + r x r + r x r + r x r+ r x r + r x r = r 2 + r 2 + r 2 + r 2 + r 2 + r 2 = 6 r 2

B. Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Bloom dalam Sudjana 2010:22 membagi tujuan pendidikan menjadi 3 tiga ranah yaitu Cognitive Domain Ranah Kognitif, Affective Domain Ranah Afektif, dan Psychomotor Domain Ranah Psikomotor, serta setiap ranah di atas dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan tingkatannya dan ketiga ranah ini menjadi objek penilaian hasil belajar. Bloom membagi ranah kognitif ke dalam 6 enam tingkatan. Bagian pertama berupa pengetahuan kategori 1 dan bagian kedua berupa kemampuan dan keterampilan intelektual kategori 2-6. Keenam tingkatan yang dimaksud dalam ranah kognitif adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan Knowledge Pada tingkatan ini berisi kemampuan untuk mengenali dan mengingat hal-hal yang sudah dipelajari. Adapun hal-hal yang dapat digali untuk mengenali dan mengingat adalah istilah, definisi, rumus, fakta-fakta, gagasan, metode, dan prinsip. Aspek yang ditanyakan pada tingkatan ini, lebih menuntut peserta didik pada ingatan sehingga jawaban mudah ditebak, seperti menanyakan rumus. 2. Pemahaman Comprehension Pada tingkatan ini berisi kemampuan mengerti benar arti dari mata pelajaran yang dipelajari. Pemahaman disini pada taksonomi Bloom berbeda arti dengan memahami pada definisi efektivitas. Tingkatan ini adalah tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan intelektual. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram, atau grafik. 3. Aplikasi Application Pada tingkatan ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, definisi, rumus, metode, prinsip, dsb di dalam menyelesaiakan permasalahan soal yang baru. Untuk menyusun tes tingkat aplikasi dalam Sudjana 2010: 26 membedakan aplikasi kedalam beberapa tipe, seperti: a. Dapat menetapkan prinsip atau generalisasi yang sesuai untuk situasi baru yang dihadapi. Dalam hal ini yang bersangkutan belum diharapkan dapat memecahkan seluruh problem, tetapi sekedar dapat menetapkan prinsip yang sesuai. b. Dapat menjelaskan suatu gejala baru berdasarkan prinsip dan generalisasi tertentu. c. Dapat meramalkan suatu yang akan terjadi berdasarkan prinsip dan generalisasi tertentu. d. Dapat menentukan tindakan atau keputusan tertentu dalam menghadapi situasi baru dengan menggunakan prinsip dan generalisasi yang relevan. e. Dapat menjelaskan alasan menggunakan prinsip dan generalisasi bagi situasi baru yang dihadapi. 4. Analisis Analysis Pada tingkatan ini, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih spesifik untuk mengenali pola dan hubungannya sehingga informasi yang masuk dapat dimengerti. Untuk menyusun tes tingkat analisis dalam Sudjana 2010: 27 membedakan analisis kedalam beberapa tipe, seperti: a. Dapat mengklasifikasi kata-kata, frase-frase, pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan kriteria analitik tertentu. b. Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan secara jelas. c. Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau yang perlu ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya. d. Dapat mengetengahkan pola, tata, atau pengaturan materi dengan menggunakan kriteria seperti relevansi, sebab-akibat, dan peruntutan. e. Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi, dan pola-pola materi yang dihadapinya. f. Dapat meramalkan sudut pandangan, kerangka acuan, dan tujuan materia yang dihadapinya. 5. Sintesis Syntesis Pada tingkatan ini, seseorang mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Dengan kata lain seseorang mampu meramu beberapa konsep menjadi konsep yang baru, yang nantinya konsep baru ini dapat digunakan menjadi solusi dalam menyelesaikan suatu masalah. Untuk menyusun tes tingkat sintesis dalam Sudjana 2010: 28 membedakan sintesis kedalam tiga tipe, seperti: a. Kemampuan menemukan hubungan yang unik. b. Kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari suatu tugas atau problem yang diketengahkan. c. Kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi menjadi terarah, proporsional, hipotesis, skema, model, atau bentu-bentuk lain. 6. Evaluasi Evaluation Pada tingkatan ini, seseorang memiliki kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan sebagainya dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Evaluasi adalah tingkatan yang tertinggi diantara tingkatan-tingkatan yang lain, karena disini melibatkan kelima tingkatan-tingkatan sebelumnya. Untuk menyusun tes tingkat evaluasi dalam Sudjana 2010: 29 membedakan evaluasi kedalam beberapa tipe, seperti: a. Dapat memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau dokumen. b. Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai orang dalam menggambil keputusan. c. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan membandingkannya dengan karya lain yang ditetapkan, atau menggunakan kriteria yang telah ditetapkan. d. Dapat memberikan evaluasi tentang suatu karya dengan menggunakan sejumlah kriteria yang eksplisit. Keenam tingkatan di atas digunakan untuk menganalisis sejauh mana peserta didik memahami materi yang diajarkan melalui hasil belajar, di mana pada setiap butir soal tes akhir mengandung tingkatan dari ranah kognitif yang dijelaskan di atas. Pemahaman peserta didik dapat dikatakan lebih baik jika keterampilan berpikir peserta didik dalam enam tingkatan di atas terpenuhi dengan baik. Prinsip matematika yang diajarkan adalah dari bentuk yang sederhana kemudian sulit. Penggunaan media pembelajaran inilah yang nantinya diharapakan dapat membantu peserta didik untuk melakukan aktivitas memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.

C. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi dan belajar”. Menurut Djamarah 1994 prestasi berarti apa yang telah dapat diciptakan,hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sedangkan belajar menurut Slameto 2003 belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi prestasi belajar adalah hasil dari suatu usaha yang ulet dengan cara merubah tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman dirinya sendiri. Adapun pengertian prestasi belajar menurut DepDikBud 1999 adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh peserta didik pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya. Dalam proses kegiatan belajar mengajar KBM di kelas, terdapat dua unsur yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan peserta didik kuasai setelah pembelajaran

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Efektivitas remediasi dengan metode tugas yang direpresentasikan dalam meningkatkan hasil belajar fisika: Studi Eksperimen pada siswa kelas II cawu II pokok bahasan cahaya di SLTP Negeri 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 2 87

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran project based learning (pjbl) dan konvensional pada pokok bahasan lingkaran kelas viii smp n 3 Tanjung Morawa tahun ajaran 2017-2018 - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 162

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbedaan kreativitas dan hasil belajar siswa pokok bahasan tegangan permukaan dan viskositas dalam pembelajaran Fisika dengan menggunakan Model Guided Inquiry Learning dan Model Creative Problem Solving di Kelas X Se

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185