KRIPTOGRAFI KURVA ELIPTIK Bunga Rampai ForMIND 2016
44
Intan Muchtadi-Alamsyah, Dimitrij Ray Susianto, Taufiq Akbari Utomo
Tabel 4. Perbandingan Pollard Rho standar dengan Pollard Rho dengan Algoritma Deteksi
Siklus Brent untuk Kurva Koblitz, keduanya dengan pemetaan Frobenius
Berdasarkan eksperimen, penggunaan pemetaan Frobenius pada umumnya mengurangi jumlah iterasi yang diperlukan. Namun, waktu yang diperlukan tidak selalu lebih singkat karena adanya tambahan
waktu yang diperlukan untuk membangkitkan kelas ekivalen dari setiap titik hasil iterasi. Pada Tabel 5 diberikan perbandingan antara Pollard Rho dengan pemetaan Frobenius dan tanpa
Frobenius untuk kurva Koblitz, keduanya dengan Algoritma Deteksi Siklus Brent. Pada Tabel 6 diberikan perbandingan yang sama namun tanpa Algoritma Deteksi Siklus Brent. Dan pada Tabel 7
diberikan perbandingan tanpa Algoritma Deteksi Siklus Brent namun dengan pemetaan Negasi.
Tabel 5. Perbandingan antara Pollard Rho dengan pemetaan Frobenius dan tanpa Frobenius untuk Kurva Koblitz, keduanya dengan Algoritma Deteksi Siklus Brent.
Tabel 6. Perbandingan antara Pollard Rho dengan pemetaan Frobenius dan tanpa Frobenius untuk Kurva Koblitz, keduanya tanpa Algoritma Deteksi Siklus Brent
45
Bunga Rampai Forum Peneliti Muda Indonesia 2016
Tabel 7. Perbandingan antara Pollard Rho dengan pemetaan Frobenius dan tanpa Frobenius untuk Kurva Koblitz, tanpa Algoritma Deteksi Siklus Brent dan dengan pemetaan Negasi
Berdasarkan eksperimen, penggunaan pemetaan negasi pada umumnya mengurangi jumlah iterasi yang diperlukan. Akan tetapi, jika pemetaan negasi digunakan sementara pemetaan Frobenius tidak
digunakan, hampir 10 276344 dari 2773726 iterasi harus diulang karena menemui siklus percuma. Akibatnya, faktor percepatan sebesar √2 yang semula diprediksikan menjadi tidak tercapai.