32-41. Bunga Rampai ForMIND 2016

18 Dian Ratna Sawitri terhadap pengaruh eksternal, namun juga proaktif dan mampu meregulasi dirinya sendiri Bandura, 1999. Dengan kata lain, individu menjadi “produk” sekaligus “produsen” bagi lingkungannya Bandura, 2000; Wood Bandura, 1989, dan self-efficacy memegang peranan penting. Menurut Bandura 1982, tujuan yang akan dicapai, tndakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, persistensi dalam mencapainya, serta pikiran dan perasaan ketika melakukannya dipengaruhi oleh self-efficacy. Pengaruh eksternal mempengaruhi individu secara tidak langsung melalui self-efficacy Bandura, 1999. Person Inputs - Predisposition - Gender - RaceEthnicity - Disability Health Status Learning Experience ences Self-Efficacy Outcomes Expectations Background Contextual Affordances Interests Choice Goals Exper Choice Actions Exper Performance Domains and Attainments Proximal Contextual Influences Gambar 1. Faktor-faktor personal, kontekstual, and pengalaman yang mempengaruhi perkembangan perilaku pemilihan karir. Disadur dari Lent et al 1994. Social Cognitive Career Theory Lent et al., 1994 memberikan gambaran bahwa faktor-faktor personal, seperti jenis kelamin, kapasitas inteligensi, etnis, kondisi kesehatan, disbilitas, bersama dengan faktor background contextual yaitu kondisi lingkungan yang sudah ada sebelum masa aktif pengambilan keputusan karir, misalnya status sosial ekonomi, bersama-sama membentuk pengalaman belajar, yang pada akhirnya mempengaruhi terbentuknya self-efficacy yaitu keyakinan diri individu dalam mengambil keputusan-keputusan dalam domain tertentu, yang dalam hal ini adalah dalam mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan karir. Self-efficacy terbentuk melalui empat sumber utama, yaitu performance accomplishment atau prestasi individu, vicarious learning atau belajar secara tidak langsung dari mengamati orang lain atau role model yang relevan, persuasi sosial atau dukungan sosial dari lingkungan terdekat, dan kondisi psikologis yang bebas dari rasa cemas. Misalnya, individu memiliki kapasitas inteligensi di atas rata-rata dan kondisi kesehatan yang baik, ia pun memiliki latar belakang ekonomi yang memungkinkannya menempuh pendidikan di bidang science. Hal ini akan memberikannya pengalaman belajar yang kemudian mendorong terbentuknya keyakinan pada diri individu bahwa ia mampu mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan hal-hal akademik dan karir, seperti memilih untuk mengambil jurusan Biologi ketika kuliah.