878-880. Bunga Rampai ForMIND 2016
18
Dian Ratna Sawitri
terhadap pengaruh eksternal, namun juga proaktif dan mampu meregulasi dirinya sendiri Bandura, 1999. Dengan kata lain, individu menjadi “produk” sekaligus “produsen” bagi lingkungannya
Bandura, 2000; Wood Bandura, 1989, dan
self-efficacy
memegang peranan penting. Menurut Bandura 1982, tujuan yang akan dicapai, tndakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut,
persistensi dalam mencapainya, serta pikiran dan perasaan ketika melakukannya dipengaruhi oleh self-efficacy. Pengaruh eksternal mempengaruhi individu secara tidak langsung melalui
self-efficacy
Bandura, 1999.
Person Inputs -
Predisposition -
Gender -
RaceEthnicity -
Disability Health Status
Learning Experience
ences
Self-Efficacy
Outcomes Expectations
Background Contextual
Affordances Interests
Choice Goals
Exper
Choice Actions
Exper
Performance Domains
and Attainments
Proximal Contextual Influences
Gambar 1. Faktor-faktor personal, kontekstual, and pengalaman yang mempengaruhi perkembangan perilaku pemilihan karir. Disadur dari Lent et al 1994.
Social Cognitive Career Theory
Lent et al., 1994 memberikan gambaran bahwa faktor-faktor personal, seperti jenis kelamin, kapasitas inteligensi, etnis, kondisi kesehatan, disbilitas, bersama
dengan faktor background contextual yaitu kondisi lingkungan yang sudah ada sebelum masa aktif pengambilan keputusan karir, misalnya status sosial ekonomi, bersama-sama membentuk pengalaman
belajar, yang pada akhirnya mempengaruhi terbentuknya
self-efficacy
yaitu keyakinan diri individu dalam mengambil keputusan-keputusan dalam domain tertentu, yang dalam hal ini adalah dalam
mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan karir.
Self-efficacy
terbentuk melalui empat sumber utama, yaitu
performance accomplishment
atau prestasi individu,
vicarious learning
atau belajar secara tidak langsung dari mengamati orang lain atau role model yang relevan, persuasi sosial
atau dukungan sosial dari lingkungan terdekat, dan kondisi psikologis yang bebas dari rasa cemas. Misalnya, individu memiliki kapasitas inteligensi di atas rata-rata dan kondisi kesehatan yang baik, ia
pun memiliki latar belakang ekonomi yang memungkinkannya menempuh pendidikan di bidang science. Hal ini akan memberikannya pengalaman belajar yang kemudian mendorong terbentuknya
keyakinan pada diri individu bahwa ia mampu mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan hal-hal akademik dan karir, seperti memilih untuk mengambil jurusan Biologi ketika kuliah.