Bantuan hukum yang dimaksud dalam penulisan ini adalah bantuan hukum yang diterjemahkan dari istilah
Legal Aid, yaitu pemberian bantuan hukum kepada masyarakat miskin dan buta hukum secara cuma-cumagratis. Pemberian
bantuan hukum secara cuma-cuma ini kemudian disebut Pro Bono Publico dalam
Bahasa Inggris dan Prodeo dalam Bahasa Belanda.
2. Bantuan Hukum Cuma-Cuma Pro Bono PublicoProdeo
Bantuan hukum cuma-cuma Legal AidPro Bono PublicoProdeo
mempunyai beragam definisi. Black’s Law Dictionary mendefinisikan bantuan
hukum cuma-cuma sebagai “ country wide system administered locally by legal
services is rendered to those in financial need and who cannot afford private counsel.”
Di sisi lain, The International Legal Aid menyatakan sebagai berikut.
“ The legal aid work is an accepted plan under which the services of
the legal profession are made available to ensure that no one is deprived of the right to receive legal advice or, where necessary
legal representation before the courts or tribunals, especially by reason of his or her lack of financial resources.”
16
Menurut Clarence J. Dias, bantuan hukum adalah segala bentuk layanan oleh kaum profesi hukum guna menjamin agar tidak seorang pun dalam
masyarakat yang terampas haknya untuk menerima nasihat hukum atau
16
Frans Hendra Winata, Pro Bono Publico: Hak Konstitusional Fakir Miskin Untuk
Memperoleh Bantuan Hukum, Op. cit., hlm. 21.
Universitas Sumatera Utara
memperoleh wakilkuasa yang akan membela kepentingannya di muka pengadilan hanya karena tidak memiliki sumber daya finansial yang cukup miskin.
17
Penjelasan Pasal 56 ayat 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
bantuan hukum adalah pemberian jasa hukum secara cuma-cuma yang meliputi pemberian konsultasi hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi,
membela, melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan pencari keadilan yang tidak mampu.
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum menentukan bahwa bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan
oleh pemberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum.
3. Bantuan Hukum Struktural
Yayasan Lembaga Bantuan hukum Indonesia YLBHI memberikan definisi mengenai bantuan hukum struktural sebagai usaha-usaha pengembangan
dialog antara pekerja bantuan hukum di satu pihak dan masyarakat yang miskin dan tertindas yang harus diperlakukan sebagai mitra YLBHI di pihak lain agar
tercapai pengertian bersama tentang kenyataan adanya ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat miskin dan tertindas sebagai kelompok-kelompok yang terdapat
dalam konteks sosial politik masyarakat Indonesia dan turut serta dalam perbaikan terhadap keadaan yang tidak adil tersebut sehingga tujuan dari dialog yang
17
Clarence J. Dias, “ Research on Legal Services and Poverty: Its Relevance to the
Design of Legal Service Programs in Developing Countries”, dalam Washington University Law Review Issue 1: Symposium Legal Services to the Poor in Developing Countries, 1975, hlm. 147.
Universitas Sumatera Utara
dimaksud adalah memformulasikan ukuran-ukuran yang dapat memperbaiki kondisi-kondisi kemiskinan dan ketidakadilan tersebut.
18
Menurut T. Mulya Lubis, konsep bantuan hukum yang struktural mencoba mengaitkan kegiatan bantuan hukum itu dengan upaya merombak tatanan sosial
yang tidak adil. Jadi sasarannya tidak lagi sekedar membantu individual dalam sengketa yang dihadapinya, tetapi lebih mengutamakan sengketa yang
mempunyai dampak struktural. Di sini bantuan hukum dijadikan sebagai kekuatan pendorong ke arah tercapainya perombakan tatanan sosial sehingga kita akan
memiliki pola hubungan yang lebih adil dalam masyarakat.
19
Bantuan hukum struktural erat kaitannya dengan pembangunan hukum. Pembangunan hukum adalah segala usaha yang dilakukan oleh berbagai
kelompok sosial dalam masyarakat untuk mempengaruhi pembentukan, konseptualisasi, penerapan dan pelembagaan hukum dalam suatu proses politik.
20
4. Penerima dan Pemberi Bantuan Hukum