Model Konservasi Daun Sang

Tabel 4.23. Penentuan klasifikasi kesesuaian habitat Daun Sang Kelas Kesesuaian Skor Klasifikasi Luas Ha Jumlah Daun Sang Validasi 1 ≤ 212 Tidak sesuai 534,6734 2 213-325 Kurang Sesuai 1416,2573 3 325 Sesuai 7970,1829 93 100 Setelah dilakukan overlay semua peta berdasarkan kondisi lingkungan fisik, biologi dan sosial, ternyata semua data Daun Sang yang ditemukan berada pada kondisi yang sesuai. Sehingga dengan demikian validasi yang dilakukan mempunyai nilai 100.

4.6. Model Konservasi Daun Sang

Model konservasi Daun Sang dibangun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Model yang dibangun berupa berupa model dinamis, mengingat struktur populasinya yang menurun. Dengan demikian maka titik berat upayanya adalah dengan meningkatkan regenerasi, dalam hal ini pertumbuhan tingkat semai. Dengan adanya jumlah semai yang memadai, akan menjamin keberlangsungan populasi Daun Sang. Alurnya dapat dilihat pada diagram model konservasi Daun Sang pada Gambar 4.18. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.18. Diagram model konservasi Daun Sang Peningkatan jumlah semai sangat dipengaruhi oleh tersedianya agen penyerbuk dan juga agen pemencar benih, disamping kualitas tutupan lahan juga harus cukup, yang berkorelasi dengan intensitas cahaya yang dibutuhkan. Apabila diasumsikan tingkat pertumbuhan 5tahun dan 10tahun, maka akan mampu memberikan peningkatan populasi secara keseluruhan, seperti terlihat pada Gambar 4.19 dan 4.20. Gambar 4.19. Simulasi peningkatan jumlah populasi Daun Sang dengan tingkat pertumbuhan semai 5tahun Universitas Sumatera Utara Gambar 4.20. Simulasi peningkatan jumlah populasi Daun Sang dengan tingkat pertumbuhan semai 10tahun Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan peningkatan jumlah semai akan berbanding lurus dengan peningkatan jumlah populasi secara keseluruhan. Simulasinya dapat dilihat pada Gambar 4.21. Gambar 4.21. Simulasi perubahan tingkat pertumbuhan terhadap jumlah populasi Daun Sang Ancaman kematian Daun Sang selain berasal dari gangguan alam, juga berasal dari besarnya intensitas interaksi masyarakat sekitar terhadap hutan. Interaksi masyarakat terhadap hutan juga dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan mereka. Apabila tingkat kesejahteraan mereka menurun, diindikasikan mereka akan banyak melakukan eksploitasi Daun Sang, karena tidak diperlukan biaya Universitas Sumatera Utara untuk memanfaatkannya. Di samping itu, dikhawatirkan, masyarakat juga akan melakukan perambahan hutan, akibatnya akan terjadi perubahan tutupan lahan dan hal ini memberikan dampak negatif terhadap habitat Daun Sang. Perubahan habitat akan berakibat pada penurunan populasi Daun Sang. Gambar 4.22 dan 4.23 merupakan simulasi perubahan jumlah populasi Daun Sang pada perubahan tingkat regenerasi dimana diasumsikan tingkat kematian 5tahun dan 10tahun. Sementara Gambar 4.24, 4.25 dan 4.26 menampilkan simulasi hubungan antara tingkat regenerasi 5tahun dan 10tahun dengan tingkat kematian 5tahun dan 10tahun. Gambar 4.22. Simulasi perubahan jumlah populasi Daun Sang pada perubahan tingkat regenerasi dengan tingkat kematian 5tahun Gambar 4.23. Simulasi perubahan jumlah populasi Daun Sang pada perubahan tingkat regenerasi dengan tingkat kematian 10tahun Universitas Sumatera Utara Gambar 4.24. Simulasi perubahan jumlah populasi Daun Sang pada tingkat regenerasi 5tahun dengan tingkat kematian 5tahun Gambar 4.25. Simulasi perubahan jumlah populasi Daun Sang pada tingkat regenerasi 5tahun dengan tingkat kematian 10tahun Gambar 4.26. Simulasi perubahan jumlah populasi Daun Sang pada tingkat regenerasi 10tahun dengan tingkat kematian 10tahun

4.7. Strategi Konservasi Berdasarkan Pemodelan Daun Sang