74 pengorganisasian koleksi pada Perpustakaan USU. Tingginya jumlah responden
yang tidak mengetahui teknik pengorganisasian koleksi pada saat program orientasi belum dilaksanakan, karena pemahaman yang masih sangat dangkal dari
peserta orientasi akan pengorganisasian koleksi itu sendiri. Sementara itu, sesudah program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan
selesai diadakan sebanyak 87 responden 85,2 menyatakan bahwa mereka mengetahui pengorganisasian koleksi sedangkan 15 responden 14,7
menyatakan mereka tidak mengetahui pengorganisasian koleksi yang dilakukan pada Perpustakaan USU.
Dengan demikian berdasarkan persentase diatas dapat diinterpretasikan bahwa terjadi peningkatan sebesar 75,4 tentang pengetahuan akan
pengorganisasian koleksi pada Perpustakaan USU terhadap responden yang mengikuti program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan. Hal ini merupakan
dampak langsung yang ditimbulkan dari program Orientasi pengenalan sistem perpustakaan itu sendiri, yang memberikan materi mengenai pengorganisasian
koleksi dengan tujuan agar pengguna perpustakaan dapat mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
4.6.3 Bagaimana koleksi dikelompokkan di rak
Pengelompokkan koleksi di rak berdasarkan atas call number nomor panggil yang tertera di punggung buku. Call number itu sendiri terdiri atas 3
bagian yaitu : 1.
Nomor klasifikasi dari buku yang didasarkan pada penomoran Skema klasifikasi Dewey Dewey Decimal Classification
2. Singkatan tiga huruf dari nama pengarang, dan
3. Singkatan satu huruf dari judul buku.
Pendapat responden terhadap pengelompokkan koleksi pada rak dapat dilihat pada tabel 29 berikut ini :
Tabel-29 Pengelompokkan koleksi di rak
No Variabel
Indikator Sebelum
Sesudah Frekuensi
Persentase Frekuensi
Persentase
Universitas Sumatera Utara
75
1. Pengenalan
terhadap penempatan
koleksi.
Pengelompokkan
koleksi di rak YA
TIDAK YA
TIDAK YA
TIDAK YA
TIDAK
25 77
24,5 75,4
89 13
87,2 12,7
Dari tabel 29 diatas dapat diketahui bahwa dari 102 responden pada saat sebelum program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan berlangsung,
sebanyak 25 responden 24,5 menyatakan mengetahui pengelompokkan koleksi pada rak, sedangkan 77 responden 75,4 menyatakan mereka tidak
mengetahui pengelompokkan koleksi di rak pada Perpustakaan USU. Sementara itu, sesudah program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan
selesai diadakan sebanyak 89 responden 87,2 menyatakan bahwa mereka mengetahui pengelompokkan koleksi di rak, sedangkan 13 responden 12,7
menyatakan mereka tidak mengetahui pengelompokkan koleksi di rak pada Perpustakaan USU.
Dengan demikian berdasarkan persentase diatas dapat diinterpretasikan bahwa terjadi peningkatan sebesar 62,7 tentang pengetahuan akan
pengelompokkan koleksi di rak pada Perpustakaan USU terhadap responden yang mengikuti program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan.
4.6.4 Indeks subjek dalam penyusunan Bahan Pustaka
Indeks adalah alat yang menunjukkan kepada penelusur bagian mana dalam sistem informasi relevan dengan suatu permintaan. Indeks subjek sendiri
menghasilkan bagian informasi yang relevan dengan subjek permintaan dokumen koleksi yang dibutuhkan pengguna. Pada dasarnya pengindeksan subjek
menghasilkan deskripsi indeks yang merupakan deskripsi ringkas mengenai isi dokumen. Dalam penyusunan bahan pustaka, indeks subjek merupakan isi
ringkasan dari setiap subjek ilmu yang disertai dengan nomor klasifikasi subjek ilmu tersebut. Contoh indeks subjek dalam perpustakaan :
Universitas Sumatera Utara
76 Pendapat responden terhadap Indeks subjek dalam penyusunan bahan
pustaka dapat dilihat pada tabel 30 berikut ini :
Tabel-30 Indeks subjek dalam penyusunan Bahan Pustaka
No Variabel
Indikator Sebelum
Sesudah Frekuensi
Persentase Frekuensi
Persentase 1.
Pengenalan terhadap
penempatan
koleksi.
Indeks subjek dalam
penyusunan
Bahan Pustaka. YA
TIDAK YA
TIDAK YA
TIDAK YA
TIDAK
12 90
11,7 88,2
92 10
90,1 9,8
Accountancy, 657 Agricultural Social Economic, 338.1
Agricultural Ext. Communication, 630.7 Agricultural Product Technology, 635.91
Agricultural Technology, 631.3 Agriculture Mechanization, 338.1
Agronomi, 630 Anatomy Pathology, 616.075
Arabic Languange Lit., 492.7; 892.7 Architechture, 624.18; 720
Batak Languange Lit., 4X1.2; 8X1.2 Biology, 574
Biomedical Science, 610 Business Administration, 658
Chemical Analysis, 543 Chemical Engineering, 660
Chemistry, 540 Civil Engineering, 624
Communication, 302 Computer Science, 004 – 006
Dentistry, 617.6 Japanese Language, 452
Law, 340 – 349 Library Information Science, 020 – 028
Linguistic, 410 Malay Language Lit., 499.28; 899.28
Management Tech. Manufacturing, 658.5 Management, 658
Manufacture, 670; 338.476 7 Mathematics, 510
Mechanical Engineering, 621.8 Medicine, 610 – 619
Midwife, 618.2 Natural Resources Environment Sci. 557; 333.7
Neurology, 616.8 Notary, 346; 347.016
Nursing, 610.73 Obstetric Ginecology, 618.1; 618.2
Opthalmology, 617.7 Pediatric, 618.92
Pharmacology, 615.1 Pharmacy, 615
Universitas Sumatera Utara
77 Dari tabel 30 diatas dapat diketahui bahwa dari 102 responden pada saat
sebelum program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan berlangsung, sebanyak 12 responden 11,7 menyatakan mengetahui indeks subjek dalam
penyusunan bahan pustaka, sedangkan 90 responden 88,2 menyatakan mereka tidak mengetahui indeks subjek dalam penyusunan bahan pustaka.
Sementara itu, sesudah program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan selesai diadakan sebanyak 92 responden 90,1 menyatakan bahwa mereka
mengetahui indeks subjek dalam penyusunan bahan pustaka sedangkan 10 responden 9,8 menyatakan mereka tidak mengetahui indeks subjek dalam
penyusunan bahan pustaka pada Perpustakaan USU. Dengan demikian berdasarkan persentase diatas dapat diinterpretasikan
bahwa terjadi peningkatan sebesar 78,4 tentang pengetahuan akan penentuan indeks subjek dalam penyusunan bahan pustaka pada Perpustakaan USU terhadap
responden yang mengikuti program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan.
4.6.5 Letak Koleksi ilmu-ilmu sosial