22 pemakai, mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting
mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan
dan menerapkan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa
tujuan diadakannya Orientasi Perpustakaan pada perpustakaan adalah untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian
pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan dengan lebih secara lebih maksimal, yang artinya pengguna diharapkan memiliki
sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis
informasi ke dalam kehidupannya. Sementara itu Rice 1981 : 3 menguraikan beberapa jenjang atau
tingkatan dalam proses pendidikan pemakai di perpustakaan sebagai berikut : •
Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri. •
Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara tepat. •
Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui komputer, layanan peminjaman, dan lain lain.
• Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi
anggota, jam-jam layanan perpustakaan, dan lain lain. •
Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi kebingungan pemakai dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan.
• Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-sumber
yang ada di perpustakaan. •
Terjalinnya komunikasi yang akrab antara pemakai dengan pustakawan.
2.3.3 Manfaat Orientasi Perpustakaan
Orientasi Perpustakaan yang diberikan oleh perpustakaan pasti memiliki manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat pendidikan pemakai
yang mendukung tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan pemakai. Menurut Ratnaningsih 1994 : 2 pemberian orientasi perpustakaan sangat bermanfaat bagi
kedua belah pihak yaitu : 1.
Dari Segi Pengguna, dengan diperolehnya bekal tehnik dan strategi pemanfaatan perpustakaan maka menambah rasa percaya diri dalam
Universitas Sumatera Utara
23 penemuan koleksiinformasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih
informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat. 2.
Bagi Perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat orientasi perpustakaan adalah untuk memudahkan pengguna dalam mencari dan menelusur
informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.
2.3.4 Metode Orientasi Perpustakaan
Program orientasi perpustakaan yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah “Suatu cara atau jalan untuk
memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah” Subagyo, 1997 : 50. Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai
adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.
Kosterman 1978 : 269 menyarankan bahwa suatu metode pengajaran harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat.
2. Dapat membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan dan
memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan.
3. Dapat mendorong peserta didik untuk ambil bagian dengan
menolongnya mempersiapkan pelajaran-pelajaran. 4.
Dapat ditindaklanjuti. 5.
Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.
Sementara itu Hills dalam Fjallbrant 1978 : 33 menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran
untuk orientasi perpustakaan ini, antara lain:
1. Motivation
Universitas Sumatera Utara
24 Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya
ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.
2. Activity
Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan
suatu rangkaian pekerjaan.
3. Understanding
Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan
permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
4. Feedback
Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran dalam orientasi perpustakaan selayaknya memperhatikan berbagai
aspek dan dampak, baik terhadap pengguna maupun perpustakaan sendiri. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 2004 : 95
disebutkan beberapa ragam pendidikan pengguna yaitu : 1 Orientasi perpustakaan dan 2 Tutorial pemanfaatan perpustakaan dan sumber-sumber
informasi. Definisi tentang orientasi perpustakaan dan tutorioal pemanfaatan perpustakaan
dijelaskan sebagai berikut : 1.
Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas
akademikan.
2. Tutorial perpustakaan adalah mendidik pengguna agar dapat
menggunakan perpustakaan serta sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan
dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku
Pedoman, 2004 : 95 97.
Sementara itu Rice 1981 : 3 menguraikan beberapa jenjang atau tingkatan dalam proses pendidikan pemakai di perpustakaan sebagai berikut :
1. Orientasi Perpustakaan.
Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika siswamahasiswa baru memasuki
suatu lembaga pendidikan bersangkutan, materinya antara lain :
• Pengenalan Gedung Perpustakaan.
• Pengenalan Katalog dan Alat Penelusuran lainnya.
Universitas Sumatera Utara
25 •
Pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan dasar.
2. Pengajaran Perpustakaan.
Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik, materinya antara
lain :
• Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan
alat-alat bibliografi. •
Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan masing- masing jurusan.
• Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah
tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya. •
3. Pengajaran Bibliografi
Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun
karya akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan melalui kuliah formal sebagai bagian dari perkuliahan, baik ada nilai kreditnya
atau tidak.
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai , untuk keperluan penelitian kali ini peneliti membatasi hanya pada topik
orientasi perpustakaan. Teknik-teknik tersebut antara lain: Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas, Wisata Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan
Tugas Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet, Teknik-teknik tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas Penejelasan mengenai pengenalan dan pelayanan perpustakaan dapat
diberikan di kelas dengan cara memberikan ceramah atau kuliah secara umum atau melalui demonstrasi. Idealnya jumlah peserta perkelas
kurang lebih antara 15-30 orang. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta diberikan beberapa tugas terstruktur dan
latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri. Pelaksanaan metode ini selayaknya dapat
dilakukan dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya.
2 Wisata Perpustakaan
Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
26 o
Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.
o Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap
kebingungan yang dialami pemakai. o
Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal: penggunaan katalog
o Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan
fasilitas yang ada. o
Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit. o
Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.
3. Penggunaan Audio Visual Teknik ini biasanya dilakukan untuk wisata mandiri perindividual
perorangan, diantaranya adalah penggunaan kaset, televisi, slide, dll. Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan
mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan
kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga dilakukan melalui penggunaan
televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan
perpustakaan, dan fungsinya masing-masing. Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan
pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.
4. Permainan dan Tugas Mandiri Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam
mengajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan. Biasanya lebih sesuai diterapkan untuk pemakai perpustakaan usia
anak Sekolah Dasar dan Menengah. Permainan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih dapat
Universitas Sumatera Utara
27 menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan
di tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung.
5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri
mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta
melaksanakan wisata perpustakaan. Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna
perpustakaan itu sendiri.
2.3.5 Waktu dan Lokasi Program Orientasi Perpustakaan 2.3.5.1 Waktu Program Orientasi Perpustakaan