Interaksi Komponen – Komponen Sikap Karakteristik Sikap

25 massa, institusi atau lembaga pendidikan, dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. 20 Sikap yang telah terbentuk dalam diri seseorang dapat berubah- ubah. Pada dasarnya perubahan sikap tejadi melalui perubahan komponen- komponen sikap. Proses perubahan sikap hampir selalu di pusatkan pada cara-cara pengendalian situasi, dan lingkungan untuk menghasilkan perubahan sikap kearah yang dikehendaki. Perubahan sikap seseorang juga dapat terjadi setelah dia menerima informasi baru, mendapatkan pengalaman yang menyenangkan atau positif, adanya kekuatan yang memaksa, mengikuti implikasi dari suatu peristiwa peristiwa traumatik dan psikoterapi. 21

3. Interaksi Komponen – Komponen Sikap

Para ahli psikologi sosial banyak yang beranggapan bahwa interaksi antara ketiga komponen sikap yang telah disebutkan di atas adalah selaras dan konsisten. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam memanipulasi sikap guna mengalihkan bentuk objek sikap yang dapat menimbulkan ketidakkonsistenan komponen-komponen sikap seseorang yang sangat setuju sangat positif dan sikap yang sangat tidak setuju sangat negatif. 22 Semakin ekstrim arah sikap seseorang, maka akan semakin terasa apabila ada semacam serangan terhadap salah satu komponen sikapnya, 20 Ibid, h. 50 21 Istiqomah Wibowo, Materi Pokok Psikologi Sosial, Jakarta: Karunika, 1988, h. 20 22 Ibid, h. 28 26 sikap yang ekstrim biasanya tidak mudah untuk dirubah. Hal ini menyebabkan timbulnya bentuk perilaku yang kompensiasif, yaitu reaksi yang berlebihan yang searah dengan sikap semula dan secara tidak sadar diperlihatkan untuk mempertahankan ego. 23

4. Karakteristik Sikap

Sikap memiliki beberapa karakteristik penting, yaitu objek, arah, tingkat dan intensitas, resistensi, persistensi, keyakinan, serta kepemilikan struktur dan sifat. 24 a. Objek Sikap memang harus memiliki objek. Mengungkapkan perasaan juga perlu objek. Objek sikap bisa abstrak bisa pula nyata, yang abstrak misalnya adalah ide, dan objek sikap bisa juga individual serta objek sifat juga bisa bersifat spesifik atau umum. b. Arah, Ekstremitas, Resistensi, Persistensi, dan Keyakinan Menurut Engel et al, ada lima dimensi sikap. Yang pertama adalah valence atau arah. Dimensi ini berkaitan dengan kecenderungan sikap, apakah positif, netral atau negatif. Dimensi kedua adalah ekstremitas extremity, yaitu intensitas kea rah positif atau negatif. Dimensi ini didasari oleh asumsi bahwa perasaan suka atau tidak suka memiliki tingkatan-tingkatan. 23 Ibid, h. 29 24 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 156 27 Dimensi ketiga adalah resistensi resistence, yaitu tingkat kekuatan sikap untuk tidak berubah. Sikap memiliki perbedaan konsistensi ada yang mudah berubah tidak konsisten ada yang sulit berubah konsisten. Dimensi keempat adalah persistensi persistence. Dimensi ini berkaitan dengan perubahan sikap secara gradual yang disebabkan oleh waktu. Sikap tidak abadi seiring perubahan waktu, sikap juga berubah. Dimensi kelima dan terakhir adalah keyakinan confidence. Dimensi ini berkaitan dengan seberapa yakin seseorang akan kebenaran sikapnya. Dimensi ini dekat hubungannya dengan perilaku. Suatu sikap yang diikuti oleh keyakinan tinggi, selain lebih sulit berubah, juga besar kemungkinannya diwujudkannya dalam perilaku.

5. Fungsi Sikap