Tugas dan Kewajiban Pramuwisata Sejarah Singkat Istana Maimoon dan Lingkungannya

Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 2009. USU Repository © 2009 diperlukan. Pramuwisata pengemudi ini ikut ke objek untuk memberikan penjelasan tentang objek tersebut jika tidak ada local guide. Jadi, pada dasaarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai pengemudi dan pramuwisata.

3.4 Tugas dan Kewajiban Pramuwisata

Tugas dab kewajiban pramuwisata telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM.82PW.102MPPT-88 tanggal 17 September 1998, sesuai ayat 1 pasal 3 surat keputusan tersebut tugas seorang pramuwisata adalah: a. Mengantar wisatawan, baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia. b. Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata, serta memberikan penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi dan fasilitas wisatawan yang lainnya. c. Memberikan petunjuk tentang objek wisata. d. Membantu mengurus barang bawaan wisatawan. e. Memberikan pertolongan kepada wisatawan yang sakit, mendapatkan kecelakaan atau musibah lainnya. Dalam melakukan tugas-tugasnya itu seorang pramuwisata harus mentaati kode etik profesi, memakai tanda pengenal badge dan memenuhi acara perjalanan yang telah ditetapkan. Mengenai kewajiban pramuwisata dan pengatur wisata di dalam pasal 11 dikatakan sebagai berikut: 1. Pramuwisata berkewajiban melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 dan tembusannya kepada biro perjalanan umum yang menugaskannya. 2. Pengaturan wisata berkewajiban membuat pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya sebagai bahan Laporan Kegiatan Usaha LKU biro perjalanan umum yang bersangkutan Yoeti 2000:23 Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 2009. USU Repository © 2009

3.5 Sejarah Singkat Istana Maimoon dan Lingkungannya

Pada abad ke-16 berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Aru terletak di daaerah sungai Lalang Deli Tua sekarang. Kerajaan Aru ini ditaklukkan oleh pasukan Kerajaan Aceh pada tahun 1612. Panglima Hisyamudin seorang turunan dari Zulkarnaeni Bahasio Syekh Balraluddin Hidustan dari Negeri Shidi Hindustan merupakan pemimpin kerajaan ini. Dan akhirnya dia diangkat oleh Sulthan Iskandar Muda dari Kerajaan Aceh sebagai wakil kerajaan untuk daerah Sumatera Timur yang berkedudukan di sungai Lalang dan diberi gelar Panglima Gocah Pahlawan. Akibatnya perubahan waktu dan situasi lingkungan pada tahun 1632 Kerajaan Aceh menetapkan berdirinya Kerajaan Deli dan Panglima Gocah Pahlawan diangkat menjadi Raja Deli dengan gelar “TUANKU PANGLIMA GOCAH PAHLAWAN” dan diangkat pada tahun 1669. Istana Maioon adalah salah satu diantara warisan budaya nenek moyang kita yan masih hidup Lie Monument yang berlokasi di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Baru Kota Madya Medan, kira-kira 3 km dari Bandara Polonia dan 28 km dari pelabuhan Belawan. Bangunan ini berukuran 217 x 200 m, di kelilingi pagar besi setinggi kira-kira 1 m dan menghadap ke timur. Di sebelah baratnya mengalir sungai Deli, sedangkan di sebelah selatan terdapat bangunan pertokoan dan pemukiman. Di sebelah utara dibatasi oleh jalan tanjung Meriam, sedangkan di depan adalah Jalan Brigjen Katamso yang merupakan salah satu diantara jalan protokol di Medan. Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 2009. USU Repository © 2009 Ada juga sebuah Mesjid yang bernama Mesjid Al-Mashun yang terletak kira-kira 100m di depan Istana Maimoon. Pada zaman dahulu berfungsi sebagai mesjid kerajaan yang lazim dibangun. Mesjid ini dibangun dikarenakan bangunan kerajaan islam pada zaman dahulu selalu berkaitan dengan mesjid. Istana Maimoon didesain oleh seorang arsitek Italia dan didirikan pada tanggal 26 Agustus tahun 1888 oleh Sultan Mahmun Al Rasid Perkasa Alamsyah. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Bangunan yang memiliki luas 2772 m2 ini terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi bangunan induk, bagian sayap kiri, dan bagian sayap kanan. Pada bangunan induk terdapat ruang tamu balairung yang berisikan singgasana yang didominasi warna kuning. Bagian ruang ini dilengkapi dengan meja, kursi dan lemari, serta lampu gantung kristal. Ruang untuk penobatan raja dan acara adat lainnya ini digunakan pula oleh raja menerima sujud sanak saudaranya pada hari raya besar Islam. Keseluruhan bangunan istana itu memiliki 40 kamar yang masing-masing 20 kamar di lantai atas tempat singgasana Sultan dan 20 kamar di lantai bawah. Di lantai bawah dilengkapi dengan kamar mandi, gudang, dapur, dan tidak ketinggalan ruang penjara. Keseluruhan bangunan memperlihatkan adanya perpaduan arsitektur lokal, islam, barat. Komponen pelengkap berupa ubin, marmer, dan terasa didatangkan dari eropa. Pintu dan jendela berukuran besar menunjukkan ciri keeropannya. Bahkan prasasti yang dipahatkan di atas marmer yang diletakkan di bagian depan balairung juga menggunakan huruf latin dan bahasa Belanda. Bentuk rumah panggung melayu digunakan dalam pembangunan istana tersebut. Adapun bentuk lengkung perahu terbalik yang digunakan pada Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 2009. USU Repository © 2009 bagian atas bangunan mengingatkan kita pada lengkungan Persia yang banyak dimanfaatkan pada bangunan-bangunan di Turki, Timur tengah dan India. Di bagian tenggara bangunan induk, terdapat sebuah bangunan yang bergaya rumah tradisional karo berbahan kayu baratap ijuk. Di dalamnya tersimpan peninggalan berupa potongan meriam yang oleh masyarakat dipercaya sebagai potongan meriam yang terpelanting ke Pelabuhan Deli ketika sedang gencar-gencarnya peperangan dengan pihak Aceh. Menurut cerita , benda tersebut dibawa pindah ke halaman Istana Maimoon dari lingkungan istana kampung bahari labuhan Deli sekitar bulan Mei 1891 bersamaan dengan ditempatinya istana baru. Vera Debora F.H : Pengaruh Pelayanan Pramuwisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Ke Istana Maimoon, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV PENGARUH PELAYANAN PRAMUWISATA TERHADAP KUNJUNGAN

WISATAWAN KE ISTANA MAIMOON

4.1 Pelayanan yang diberikan pramuwisata kepada wisatawan

Orang Inggris mengatakan “A thing of beauty is a joy forever”. Sesuatu yang indah itu memberikan kesenangan untuk selamanya. Untuk dapat memberikan kesenangan atau kepuasan kepada seseorang mungkin agak sukar, tetapi sangat luar biasa bila seorang pramuwisata dapat melakukannya dengan baik. Seorang pramuwisata harus mengetahui keinginan dan selera wisatawan hendaknya menyatukan pengetahuan, keterampilan, dan perasaannya untuk menciptakan kesenangan yang diinginkan wisatawan yang dibawanya. Di dalam kepariwisataan pramuwisata dituntut agar dapat menciptakan citra pariwisata Indonesia, citra negara dan bangsa Indonesia yang baik. Karena itu, peranan seorang pramuwisata sangat penting. Ibarat dalam pertempuran, pramuwisata merupakan pasukan tempur yang harus memenangkan perang. Dilihat dari pihak wisatawan yang akan diberi pelayanan, pramuwisata adalah teman dalam perjalanan yang dianggap serba tahu untuk memeberikan informasi tentang sebuah objek wisata. Pramuwisata diharapkan dapat memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan dan dicari oleh setiap wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Pramuwisata harus mengetahui apa yang diinginkan dan