32
menjadi 82 pada siklus II serta peningkatan prestasi belajar siswa dengan pendekatan open-ended dari 68 pada siklus I menjadi 90 pada siklus II
Marina, tanpa tahun, hlm. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Nahadi, Wiwi Siswaningsih dan Iga
Maliga dengan judul “Pengembangan dan Analisis Tes Kimia Berbasis Open- Ended Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
menghasilkan 15 soal open-ended yang diujicobakan. Dari 15 soal uraian yang disiapkan, diuji coba terbatas di lapangan selama dua kali. Setelah
didapatkan data, kemudian dilanjutkan dengan proses analisis sehingga diketahui butir soal yang kurang memenuhi syarat sehingga dapat diperbaiki
Nahadi dkk., 2015. Pada soal open-ended yang dikembangkan dalam penelitian ini tidak hanya disesuaikan dengan indikator pembelajaran akan
tetapi disesuaikan pula dengan indikator berpikir kreatif. Hal ini ditujukan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan berpikir kreatif dengan
menggunakan soal open-ended problems tersebut. Hasil uji coba I, perolehan siswa dalam masing-masing indikator berpikir kreatif adalah sebesar 23,93
untuk fluency, 25,66 untuk flexibility, 18,03 untuk elaboration, dan 19,18 untuk originality. Sementara hasil yang didapat pada uji coba II
adalah kemampuan fluency sebesar 59,46, flexibility sebesar 50,13, elaboration sebesar 53,76, dan originality sebesar 31,91 Nahadi dkk.,
2015.
C. Kerangka Berpikir
Materi kimia adalah materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menunjang pengetahuan siswa yang semakin luas. Materi kimia
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari salah satunya terdapat pada materi elektrokimia khususnya pada kompetensi dasar yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 tahun 2013 yaitu 3.3 mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia
sel volta dan sel elektrolisis yang digunakan dalam kehidupan dan 3.4 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan
33
mengajukan idegagasan untuk mengatasinya. Kompetensi dasar tersebut menuntut siswa untuk dapat mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi
dalam contoh sel elektrokimia sel volta dan sel elektrolisis yang digunakan dalam kehidupan dan menganalisis faktor-faktor terjadinya korosi dan
mengajukan idegagasan untuk mengatasinya. Hal ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif karena pembelajaran tidak hanya terpaku pada
hafalan dan ingatan tentang teori serta rumus saja, melainkan dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar.
Jika materi sudah mendukung siswa untuk dapat berpikir kreatif, selanjutnya diperlukan dorongan dari guru untuk menggali potensi
kemampuan berpikir kreatif siswa tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang cocok. Model open-ended problems merupakan model
yang cocok untuk menggali kemampuan berpikir kreatif siswa. Pada model open-ended problems guru memberikan soal yang sifatnya terbuka sehingga
siswa akan lebih terbuka juga dalam mengemukakan pemikirannya. Suatu soal dapat dikatakan terbuka jika menghasilkan jawaban benar lebih dari satu.
Tiga komponen yang dinilai dalam kemampuan berpikir kreatif adalah: 1.
Kelancaran fluency Kelancaran atau kefasihan dalam berpikir yang dimaksud adalah
kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah. Penekanannya adalah dalam waktu yang singkat dapat
menghasilkan gagasan atau ide tentang objek tertentu dalam jumlah yang banyak.
2. Keluwesan flexibility
Fleksibel yang dimaksud adalah kemampuan menghasilkan gagasan, yang bervariasi. Penekanannya pada segi keragaman gagasan,
kaya akan alternatif dan bukan kekakuan dalam berpikir. 3.
Kebaruan originality Orisinalitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru atau kombinasi baru antar bermacam-macam unsur atau bagian. Semakin banyak unsur-unsur yang digabung menjadi
34
satu gagasan atau produk kreatif, maka semakin orisnil pula pemikiran individu tersebut.
Untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif, siswa dapat diberikan soal open-ended. Ketercapaian aspek kemampuan berpikir
kreatif tersebut dapat dilihat dari jawaban yang diberikan oleh siswa terhadap permasalahan pada soal open-ended. Di dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan aspek berpikir kreatif menurut Tes Berpikir Kreatif Torrance yaitu fluency, flexibility, dan originality.
35
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Soal Open-Ended Berpikir kreatif
Flexibility Fluency
Originality Model pembelajaran yang selama ini diterapkan kurang
memfasilitasi kemampuan berpikir kreatif siswa Kemampuan berpikir kreatif kurang mendapat perhatian dalam
proses pembelajaran Kompetensi Dasar:
3.3 Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia sel volta dan sel
elektrolisis yang digunakan dalam kehidupan 3.4
Menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya korosi dan mengajukan
idegagasan untuk mengatasinya Menuntut
kemampuan berpikir kreatif
siswa
Model Open-Ended Problems Kurikulum 2013
Tipe Masalah Open-Ended Mengklasifikasi
Menemukan hubungan
Pengukuran Masing-masing
tipe masalah dapat dihubungkan
dengan ketiga aspek berpikir
kreatif
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 21 Oktober s.d 28 Oktober 2015 di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Benda Timur XI,
Komplek Perumahan Pamulang Permai 2, Pamulang, Tangerang, Banten 15416, Telp. 021 74633772.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memusatkan perhatian pada
masalah aktual seperti apa adanya yang terjadi saat penelitian berlangsung Noor, 2011, hlm. 335. Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki
Nazir, 2009, hlm. 54. Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang
menggambarkan secara tepat fakta dari objek yang diteliti Darmadi, 2011, hlm. 145. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemampuan berpikir kreatif
siswa pada materi elektrokimia dalam aspek kelancaran fluency, keluwesan flexibility, dan kebaruan originality melalui model open-ended problems.
C. Alur Penelitian
Langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diawali dengan adanya masalah
Penelitian yang dilakukan didasarkan pada masalah yang sedang dihadapi pendidikan di masa sekarang yaitu kemampuan berpikir kreatif
siswa yang kurang mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan pun kurang memfasilitasi
kemampuan berpikir kreatif siswa.
36