2.5.4 Definisi Metodologi Berorientasi Objek
Suharto menyimpulkan beberapa definisi metodologi berorientasi objek sebagai berikut Suharto, 2004:
a. Suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang mengorganisasikan
perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya.
b. Suatu cara bagaimana sistem perangkat lunak dibangun melalui pendekatan
objek secara sistematis. c.
Metode berorientasi objek meliputi rangkaian aktivitas analisis berorientasi objek, perancangan berorientasi objek, pemrograman berorientasi objek dan
pengujian berorientasi objek.
2.5.5 Keunggulan Metodologi Berorientasi Objek
Pengembangan sistem dengan metodologi berorientasi objek memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
a. Keunggulan metodologi berorientasi objek menurut Bambang Hariyanto
adalah sebagai berikut Hariyanto, 2004: 1
Bekerja yang mendekati kognisi manusia. 2
Menghasilkan sistem yang dibangun di atas bentuk-bentuk antara yang stabil, dan dengan demikian lebih mempu untuk mengikuti perubahan.
3 Dapat digunakan tidak hanya pada perancangan perangkat lunak tapi
juga seluruh proses pengembangan perangkat lunak.
35
4 Mereduksi resiko pengembangan sistem-sistem kompleks terutama
karena pemaduan terjadi menyebar pada siklus kehidupan tidak terjadi dalam sekejab sebagaimana kejadian ledakan besar big bang.
5 Membantu mengeksploitasi keampuhan bahasa pemrograman berbasis
objek atau berorientas objek. b.
Keunggulan metodologi berorientasi objek menurut Toto Suharto adalah sebagai berikut Suharto, 2004:
1 Meningkatkan produktivitas, karena kelas dan objek yang ditemukan
dalam suatu masalah masih dapat dipakai ulang untuk masalah lainnya yang melibatkan objek tersebut reuseble.
2 Kecepatan pengembangan, karena sistem yang dibangun dengan baik
dan benar pada saat analisis dan perancangan akan menyebabkan berkurangnya kesalahan pada saat pengkodean.
3 Kemudahan pemeliharaan, karena dengan model objek, pola-pola yang
cenderung tetap dan stabil dapat dipisahkan dari pola-pola yang mungkin sering berubah-ubah.
4 Adanya konsistensi, karena sifat pewarisan dan penggunaan notasi
yang sama pada saat analisis, perancangan maupun pengkodean. 5
Meningkatkan kualitas perangkat lunak, karena pendekatan pengembangan lebih dekat dengan dunia nyata dan adanya konsistensi
pada saat pengembangannya, perangkat lunak yang dihasilkan akan mampu memenuhi kebutuhan pemakai serta mempunyai sedikit
kesalahan.
36
2.6 Metodologi Pengembangan
Sistem 2.6.1 Definisi Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem dilakukan untuk meningkatkan kinerja sistem lama. Pengembangan sistem system development dapat berarti menyusun suatu sistem
yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada Jogiyanto, 2005.
Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan ini
berhubungan dengan sebagai berikut Jogiyanto, 2005: a.
Performance kinerja, yaitu peningkatan terhadap kinerja hasil kerja
sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. b.
Information informasi, yaitu peningkatan terhadap kualitas informasi yang
disajikan. c.
Economy ekonomis, yaitu peningkatan terhadap berbagai manfaat atau
keuntungan atau penurunan biaya yang terjadi. d.
Control pengendalian, yaitu peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan serta kecurangan yang dan akan terjadi.
e. Efficiency
efisiensi, yaitu peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya digunakan dengan
pemborosan yang paling minimum. f.
Services pelayanan, yaitu peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan
oleh sistem.
37