32
Uji reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan mengukur koefisien
Cronbach’s Alpha. Suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,60Malhotra, 2007:85.Berikut inihasil uji reliabilitas Kepuasan
Kerja, Komitmen karyawan, Turnover Intention dengan 30 sampel responden.
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
Variabel Kepuasan Kerja , Komitmen karyawan, Turnover Intention dengan 30 sampel responden.
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .968
50
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Data Diolah
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas yaitu tabel 3.5 menunjukkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai
nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Untuk variabel X1, X2, Y nilai koefisien Cronbach’s Alpha Based on Standardized items nilai reliabilitas secara
keseluruhan sebesar 0,968. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila
pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3.10 Teknik Analisis 3.10.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang digunakan peneliti untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel X
1
Universitas Sumatera Utara
33
Kepuasan Kerja, X
2
Komitmen kayawan dan Y turnover intention. Metode regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:
Y = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Di mana : Y
= Turnover Intention X
1
= Kepuasan Kerja X
2
= Komitmen Karyawan Pada Organisasi b
= konstanta b
1
, b
2
= koefisien regresi variabel independen e
= error term
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi
klasik. Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan proses uji regresi sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik
menggunakan langkah kerja yang sama dengan uji regresi Gujarati, 2003:124. Sebelum dilakukan analisa dan evaluasi selanjutnya, masih perlu dilakukan uji
model dengan uji asumsi klasik yang terbagi atas tiga uji model yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas.
3.10.2.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali, 2011 : 160 uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau
Universitas Sumatera Utara
34
tidak. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengann analisis grafik dan uji statistik. Dapat dikatakan normal apabila pada grafik histogram variabel tersebut
berdistribusi normal ditujukan oleh distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau ke kanan. Dikatakan normal apabila pada scatter plot terlihat titik yang
mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Untuk pendekatan kolmogrov- smirnov dikatakan variabel residual berdistribusi normal apabila nilai asymp.sig.
2-Tailed diatas nilai signifikan 0,05. Nilai Kolmogrov-Smirnov 1,97 berarti dikatakan normal Situmorang 2014 : 117 – 12
3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda.
Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatakan grafik scatterplot dengan ketentuan dari grafik yang disajikan terlihat titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola
tertentu yang jelas serta menyebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
sehingga model regresi layak di pakai.
Universitas Sumatera Utara
35
3.10.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk menguji apakah model regresi di temukan adanya korelasi anatara variabel bebas independent variable dengan
model regresi yang baik maka seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak akan
orthogonal atau terjadi kemiripan. Yang dimaksud variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi anatara sesame variabel bebas bernilai nol.
Maka uji ini untuk menghindari kebiasaan dalam proses dalam pengambilan keputusan mengenai pengaruh parsial masing-masing variabel indipenden
terhadap variabel dependen. Untuk mendektsi apakah terjadi masalah multikolinearitas dapat di lihat melalu nilai toleransi jika kurang dari 0,10 atau
sama dengan nilai lawannya yaitu variance inflation factor VIF lebih dari 10, maka hal itu menunjukan adanya multikolinearitas ataupun sebaliknya.batas nilai
toleransi adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 ,jadi jika nilai toleransi 0,1 atau VIF 5 maka terjadi multikolinearitas tetapi jika nilai toleransi 0,1 atau VIF 5
maka tidak terjadi multikolinearitas.
3.10.3 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang jelas dan akurat antara variabel independen kepuasan kerja dan komitmen
karyawan terhadap Organisasi terhadap variabel dependen turnover Intention dengan menggunakan metode regresi linear berganda multiple regression,untuk
membenarkan uji hipotesis ini maka digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan, uji statistik meliputi:
Universitas Sumatera Utara
36
a Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji-F untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. H
= b1=b2=0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu berupa Kepuasan Kerja
X
1
dan Komitmen Karyawan Terhadap Organisasi X
2
terhadap Turnover Intention sebagai variabel terikat Y.
H
a
: b1 ≠b2 ≠ 0, artinya secara bersama -sama terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu berupa Kepuasan Kerja X
1
dan Komitmen Karyawan Terhadap Organisasi X
2
terhadap Turnover Intention sebagai variabel terikat Y.
Kriteria pengambilan keputusan: H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
b Uji Koefesien Determinasi R²
Koefisien determinasi adalah untuk mengukur kemampuan variabel independen menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Tidak
ada ukuran yang pasti berapa besarnya Koefisien determinasi R
2
untuk mengatakan bahwa suatu pilihan variabel sudah tepat. Jika R
2
semakin besar atau mendekati 1, maka model makin tepat. Untuk data survei yang
berarti bersifat cross section data yang diperoleh dari banyak responden pada waktu yang sama, maka nilai R
2
= 0,2 atau 0,3 sudah cukup baik.
Universitas Sumatera Utara
37
Semakin besar n ukuran sampel maka nilai R
2
cenderung makin kecil.Hal ini disebabkan variasi data yang relatif kecil pada data runtun waktu yang
terdiri dari satu unit analisis saja. Rumus r-square adalah sebagai berikut:
R
2
=
Di mana: SSR =sum square regression
SST = total sum square
c Uji Signifikansi Individual Uji t
Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen X terhadap variabel dependen Y.
Bentuk pengujiannya yaitu: H
: bi = 0 variabel independensecara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen.
H
a
: bi ≠ 0 variabel idependen secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan nilai t
tabel.
Kriteria pengambilan keputusan: H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT.Biro Klasifikasi Indonesia
Biro Klasifikasi Indonesia BKI didirikan pada tanggal 1 Juli 1964 dan merupakan satu-satunya badan klasifikasi nasional yang ditugaskan oleh
pemerintah Republik Indonesia untuk mengkelaskan kapal niaga berbendera Indonesia. Penugasan ini kemudain dikukuhkan dalam Keputusan Menteri
Perhubungan Laut No.Th. 1172 tanggal 26 September 1964 tentang Peraturan Pelaksanaan Kewajiban Kapal-Kapal berbendera Indonesia untuk memiliki
sertifikat klasifikasi kapal yang dikeluarkan oleh BKI.Kegiatan Klasifikasi itu sendiri merupakan kegiatan penggolongan kapal berdasarkan konstruksi lambung,
mesin dan listrik kapal dengan tujuan memberikan salah satu penilaian atas laik laut kapal tersebut berlayar.
Beberapa pertimbangan dan alasan didirikannya BKI kemudian disahkan dengan PP No. 28 Tahun 1964 tentang Pendirian Perusahaan Negara Biro Klasifikasi
Indonesia, antara lain:
1. Bahwa pada saat itu di bidang pembangunan dan pemeliharaan kapal- kapal, Pemerintah masih menggunakan jasa-jasa dari biro klasifikasi asing;
2. Bahwa dilihat dari segi teknis-konstruksi kapal-kapal yang dibangun untuk pelayaran dalam negeri, syarat-syarat yang di tetapkan oleh biro klasifikasi
asing adakalanya tidak sesuai, dimana sesungguhnya hal tersebut tidak
Universitas Sumatera Utara