10
2.2 Komitmen karyawan
2.2.1 Pengertian Komitmen karyawan pada organisasi
Menurut Newstroom dalam Sopiah 2008:156 komitmen karyawan pada organisasi adalah daya relatif dari berpihak dan keterlibatan seseorang terhadap
suatu organisasi. Dijelaskan pula bahwa secara konseptual, komitmen karyawan
ditandai oleh tiga faktor:
1. Adanya rasa percaya yang kuat dan penerimaan seseorang terhadap tujuan
dan nilai-nilai organisasi. 2.
Adanya keinginan seseorang untuk melakukan usaha secara sungguh- sungguh demi organisasi.
3. Adanya hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam suatu
organisasi. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan
pada organisasi merupakan kondisi psikologis yang menggambarkan keyakinan dan penerimaan karyawan terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, keinginan
untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi dan kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh dan bekerja keras demi pencapaian tujuan organisasi.
2.2.2 Dimensi komitmen karyawan pada organisasi
Mayer dalam Panggabean 2004:135 mengemukakan 3 dimensi komitmen karyawan pada organisasi yang terdiri atas :
1. Komitmen afektif affective commitment: berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan pegawai
didalam suatu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
11
2. Komitmen berkelanjutan continuance commitment: atau berkelanjutan berarti komponen berdasarkan persepsi pegawai
tentang kerugian yang akan dihadapi jika ia meninggalkan organisasi. 3. Komitmen normatif normative commitment:
merupakan perasaan–perasaan pegawai tentang kewajiban yang harus ia berikan kepada organisasi.
2.2.3 Motif yang Mendasari Komitmen Karyawan
Menurut Reichers dalam Munandar, 2004:79, ada dua motif yang mendasarkan seseorang untuk berkomitmen pada organisasi atau unit kerjanya
yaitu: 1.
Sisi orientasi yang terbaik Side-best orientation Hal ini memfokuskan pada akumulasi dari kerugian yang dialami atas
segala sesuatu yang telah diberikan oleh individu kepada organisasi apabila meninggalkan organisasi tersebut. Dasar pemikiran ini adalah
bahwa meninggalkan organisasi akan merugikan karena takut kehilangan hasil kerja kerasnya yang tidak bisa diperoleh dari tempat lain.
2. Orientasi kesesuaian tujuan Goal-congruence orientation Hal ini memfokuskan pada tingkat kesesuaian antara tujuan personal
individu dan organisasi sebagai hal yang menentukan komitmen pada organisasi. Pendekatan ini menyatakan bahwa komitmen karyawan pada
organisasi dengan goal-congruance orientation akan menghasilkan karyawan yang memiliki penerimaan atas tujuan dan nilai-nilai organisasi,
Universitas Sumatera Utara
12
keinginan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan, serta hasrat untuk menjadi anggota organisasi.
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi
DavidJ.Cheringtondalam Sopiah, 2008 : 163 menyatakan bahwa empat
faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu:
1. Faktor personal, yang terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian.
2. Karakteristik pekerjaan, yang berdampak pada hasil pekerjaan lainnya seperti turnover, absensi, usaha kerja, peran pekerjaan dan kinerja atau
sebaliknya 3. Karakteristik struktur seperti besar atau kecilnya organisasi,kepuasan
dalam bekerja, bentuk organisasi seperti sentralisasi atau desentralisasi, kehadiran serikat pekerjaan dan tingkat pengendalian yang dilakukan
organisasi terhadap karyawan. 4. Pengalaman kerja yang sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen
karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu
memiliki komitmen yang berlainan.
2.2.5 Aspek Komitmen Karyawan pada Organisasi
Mowday et al., dalam zainuddin 2002:320 mengungkapkan tiga aspek dari komitmen karyawan pada organisasi, yang terdiri atas :
Universitas Sumatera Utara
13
a. Identifikasi Identification Merupakan pemahaman dan penerimaan tujuan organisasi yang menjadi
dasar dari komitmen karyawan pada organisasi. Identifikasi karyawan dapat dilihat melalui kepercayaan karyawan terhadap organisasi, sikap
menyetujui kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dengan nilai organisasi, serta rasa bangga menjadi bagian dari organisasi.
b. Keterlibatan Involvement Merupakan kesediaan karyawan untuk terlibat dan berusaha sungguh-
sungguh dalam organisasi. Keterlibatan ini disesuaikan dengan peran dan tanggungjawab pekerjaan dalam organisasi. Hal ini tercermin dari usaha
karyawan untuk menerima dan melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan kepadanya. Karyawan bukan
hanya sekedar melaksanakan tugas-tugasnya melainkan selalu berusaha melebihi standar minimal yang ditetapkan organisasi.
c. Loyalitas Loyalty Merupakan keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi dan
menjadi bagian dari organisasi. Loyalitas terhadap organisasi ini juga merupakan evaluasi terhadap komitmen, serta menunjukkan adanya
ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi dengan karyawan. Karyawan dengan komitmen tinggi menunjukkan adanya loyalitas dan
rasa memiliki terhadap organisasi. Hal ini dapat diupayakan bila karyawan merasakan adanya keamanan dan kepuasan dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
14
2.3 Turnover intention