BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Corporate Social Responsibility CSR
2.1.1.1 Konsep dan Definisi Corporate Social Responsibility CSR
Dalam bukunya Sukada 2007 menyebutkan definisi CSR bagi dunia usaha adalah sebagai sarana sekaligus wahana perwujudan sikap kooperatif serta sikap
tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kesadaran bahwa kegiatan operasional mereka telah menimbulkan dampak positif dan
negatif yang besar dan luas. Gagasan dasar CSR memang bertumpu pada kekuatan tanggung jawab moral dan praktik pengelolaan bisnis yang bersifat normatif.
Pelaksanaan CSR merupakan bagian yang menyatu dalam strategi bisnis perusahaan, karena dalam pelaksanaan pada suatu perusahaan tidak ada satu bagianpun dari
perusahaan yang tidak terkait dengan tanggung jawab mewujudkan program CSR. Implementasi CSR perusahaan adalah tangung jawab organisasi dalam arti menyeluruh.
Tuntutan etis dan moral implemantasi CSR tidak hanya bersifat eksternal tekanan masyarakat global terhadap paradigma praktik bisnis tetapi juga bersifat tekanan
internal memperbaiki kebijakan bisnis, kinerja, dan citra. CSR adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mendorong perusahaan
mewujudkan gagasan keadilan sosial serta pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Warhurst dalam Sukada 2007, perusahaan haruslah mengadopsi kenyataan bahwa ada
dua bentuk perizinan yang harus dipatuhi oleh perusahaan agar dapat beroperasi, yaitu izin legal dari pemerintah dan izin sosial dari masyarakat bahwa program-program
sosial perusahaan dilaksanakan tidak lain untuk memperoleh izin sosial untuk berusaha. Putri 2007 dalam Ambadar 2008 mendefinisikan CSR sebagai komitmen perusahaan
atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan lingkungan.
Pendapat lain menyatakan CSR sesungguhnya mencakup manajemen dampak sejalan dengan peraturan pemerintahan dan yang berada diluarnya. Ada pula yang
beranggapan bahwa CSR sebagai segala upaya manajemen yang dijalankan entitas
bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasarkan pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan meminimumkan dampak negatif dan memaksimalkan
dampak positif di setiap pilar. CSR adalah cara menyeimbangi kekuatan perusahaan yang semakin membesar dengan tanggung jawab yang setara dan telah terbukti
merupakan investasi dengan hasil yang menguntungkan. Sementara itu menurut Budimanta 2008, corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat
disekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada yang dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan.
Partisipasi dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan adalah dengan mengembangkan program kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitarnya yang
disebut tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility CSR. Corporate Sosial Responsibility CSR merupakan salah satu upaya juga untuk
menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi
sosial dan pemeliharaan lingkungan hidup triple bottom line. Konsep CSR merupakan konsep baru dalam dunia bisnis, dengan demikian Corporate Sosial Responsibility
CSR adalah sebuah konsep manajemen yang menggunakan pendekatan “triple bottom line” profit, people, and planet yaitu keseimbangan antara mencetak keuntungan,
harus seiring dan berjalan selaras dengan fungsi-fungsi sosial dan pemeliharaan lingkungan hidup demi terwujudnya pembangunan yang sustainable berkelanjutan
seperti yang dipaparkan Ambadar 2008. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Sosial 2005 yang dikutip
Hardinsyah 2007
2
mendefinisikan CSR sebagai komitmen dan kemampuan dunia usaha untuk melaksanakan kewajiban sosial terhadap lingkungan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keseimbangan hidup ekosistem disekelilingnya. Perusahaan tidak hanya mempunyai tanggung jawab ekonomis dan
legal kepada pesaham dan stakeholders tetapi juga mempunyai tanggung jawab secara sosial termasuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
2
Hardinsyah, op. cit., hal 3.
Dimensi kedermawanan menurut Saidi 2003 adalah sejauhmana derma yang diberikan oleh perusahaan dilandasi oleh kerangka kesadaran dan komitmen dalam
mewujudkan tanggung jawab sosial. Ada perbedaan yang prinsipil diantara kedermawanan perusahaan corporate philanthropy dan tanggung jawab sosial
perusahaan CSR Gambar 1. Kedermawanan perusahaan sifatnya lebih eksternal dan kurang melihat aspek internal perusahaan. Sementara dalam konteks tanggung jawab
sosial perusahaan tidak hanya melihat aspek eksternal, tapi juga melihat aspek internal perusahaan.
Gambar 1. Matriks Karakteristik Tahap-tahap Kedermawanan Sosial Perusahaan
Tahapan Charity
Philantropy Corporate
Citizenship Motivasi
Agama, tradisi, adat
Norma etika dan hukum universal:
redistribusi kekayaan Pencerahan diri
dan rekonsiliasi dengan ketertiban
sosial Misi
Mengatasi masalah sesaat
Mencari dan mengatasi akar masalah
Memberikan kontribusi kepada
masyarakat Pengelolaan
Jangka pendek, menyelesaikan
masalah sesaat Terencana,
terorganisir, terprogram
Terinternalisasi dalam kebijakan
perusahaan Pengorganisasian
Kepanitiaan Yayasandana
abadi:profesionalisasi Keterlibatan baik
dana maupun sumber daya lain
Penerima manfaat Orang miskin
Masyarakat luas Masyarakat luas
dan perusahaan Kontribusi
Hibah sosial Hibah pembangunan
Hibah sosial maupun
pembangunan dan keterlibatan sosial
Inspirasi Kewajiban Kepentingan bersama
Sumber: Saidi, 2003
Dalam bukunya Ambadar 2008 juga menjelaskan Community Development merupakan ruh pelaksanaan aktivitas CSR perusahaan. Pelaksanaan kegiatan CSR
terlihat lebih sesuai jika berjalan berbarengan dengan program pemberdayaan masyarakat. Aktivitas CSR yang bernafaskan Comdev dapat mencapai tujuan strategis
perusahaan, disamping untuk mencapai profit kontinum. Menurut Shardlow dalam Ambadar 2008 pemberdayaan masyarakat intinya adalah bagaimana individu,
kelompok, atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Dalam
melakukan pengembangan masyarakat berdasarkan acauan dari ICSD, 2004 sebaiknya memegang prinsip-prinsip Comdev, antara lain: kerjasama, bertangung jawab,
kemungkinan dan kesesuaian, sumberdaya komunitas, adanya kebersamaan komunitas, meningkatkan perasaan solidaritas.
Merujuk pada Wibisono 2007 mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan triple bottom lines dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan. Karena itu CSR adalah nilai moral yang semestinya dilaksanakan atas panggilan nurani pemilik atau pimpinan perusahaan bagi peningkatan kesejahteraan
stakeholders perusahaan.
2.1.1.2 Implementasi Corporate Social Responsibility CSR