IV. METODE PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian adalah Hutan Mangrove Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat yang secara administratif terletak di tiga kecamatan, yaitu
Kecamatan Batu Ampar, Kubu dan Teluk Pakedai. Selanjutnya areal penelitian dibatasi berdasarkan status pengelolaan dan pemanfaatan yang ada saat ini, yaitu
hutan lindung, hutan produksi yang dikelola oleh swasta dan areal penggunaan lain yang dikelola oleh koperasi dengan luas keseluruhan 84.843,08 ha. Luasan
areal penelitian ini sekitar 83,17 dari areal hutan mangrove yang ada di ketiga kecamatan tersebut Gambar 4. Kegiatan pengumpulan data lapangan dilakukan
selama tiga bulan, yaitu Maret-Mei 2012.
4.2 Data yang Dikumpulkan
Dalam penelitian ini digunakan dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan,
wawancara mendalam dengan intansi pemerintah, swasta, perangkat desa, tokoh masyarakat dan masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya mangrove.
Wawancara interview kepada responden pemanfaat sumberdaya mangrove dilakukan untuk mengetahui kondisi dan pemanfaatan hutan mangrove di areal
penelitian dengan dituntun daftar pertanyaan atau kuisioner. Jenis data primer yang akan dikumpulkan dari responden adalah :
a Manfaat langsung yang diperoleh oleh masyarakat sekitar hutan mangrove
dan perusahaan swasta. Data manfaat langsung yang dikumpulkan adalah manfaat kayu komersil, kayu bakar, tiang pancang, arang, biota perairan
ikan, udang, kepiting, daun nipah, dan bibit mangrove. b
Manfaat keberadaan yang diperoleh dari masyarakat sekitar hutan mangrove.
Gambar 4 Peta lokasi penelitian di Kecamatan Batu Ampar Kubu dan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya
Data sekunder yang dikumpulkan dalam mendukung penelitian ini diperoleh melalui studi berbagai pustaka, baik dari hasil-hasil penelitian terdahulu maupun
tulisan-tulisan lain yang relevan dengan tujuan penelitian. Data sekunder antara lain kondisi hutan mangrove, kondisi sosial ekonomi, manfaat tidak langsung dan manfaat
pilihan biodiversitas hutan mangrove, pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya dan data-data pendukung lainnya.
4.3 Metode Pengambilan Data
Penelitian dilakukan dengan metode survey, yaitu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok masyarakat melalui
wawancara, observasi dan studi pustaka. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan potensi hutan mangrove di lokasi penelitian, adanya
pemanfaatan oleh masyarakat, swasta, keberadaan hutan lindung dan ketersediaan berbagai data pendukung.
Unit populasi yang diamati adalah usaha pengelolaan hutan oleh pemegang ijin IUPHHK Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, pemanfaatan hutan mangrove
oleh masyarakat, dan manfaat keberadaan hutan lindung. Penarikan desa contoh dan responden dilakukan dengan purposive sampling berdasarkan pada pemanfaatan
hutan mangrove. Dalam teknik ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan menggunakan teknik ini, ukuran sampel tidak dipersoalkan
sebagaimana dalam accidental sampling. Perbedaannya terletak pada pembatasan sampel dengan hanya mengambil unit sampling yang sesuai dengan tujuan penelitian
Nawawi 1991. Pemilihan metode ini seringkali dipergunakan dalam penelitian sosial dengan berbagai pertimbangan, seperti: a ukuran populasi sampel yang
seringkali tidak diketahui secara pasti, b keterbatasan biaya penelitian, c keterbatasan waktu, d adanya variasi aktivitas masyarakat, dan e berbagai
pertimbangan lainnya. Desa-desa yang menjadi obyek penelitian ini dipilih dan dibatasi pada desa-
desa yang memiliki interaksi dalam pemanfaatan hutan mangrove di lokasi studi di Kecamatan Batu Ampar, Kubu dan Teluk Pakedai. Desa-desa tersebut adalah Desa
Batu Ampar, Teluk Nibung, Nipah Panjang, Padang Tikar I Kecamatan Batu Ampar, Desa Kubu dan Dabung Kecamatan Kubu dan Desa Tanjung Bunga
Kecamatan Teluk Pakedai.
4.4 Pengolahan dan Analisis Data