39
komunikasi yang lebih baik antara anggota komite audit dan auditor. Hal ini memungkinkan komite audit menjadi lebih efektif dalam melakukan tugasnya
Barua, 2010. Bryan et al. 2004 menemukan bahwa efektivitas atas komite audit direkomendasikan untuk meningkatkan pengawasan komite audit dari
proses pelaporan laporan keuangan dan menyarankan elemen Sarbanes-Oxley Act untuk meningkatkan kualitas laba.
Menon dan William 1994 dalam Hassan 2013 menyatakan komite audit yang bertemu hanya sekali tidak mungkin memonitor secara efektif
sementara komite audit yang bertemu beberapa kali mengerahkan upaya yang lebih serius dalam pengelolaan pemantauan yang meningkatkan kualitas
informasi keuangan yang akan dilaporkan. Penelitian Tiras 2004 dalam Mutmainnah dan Wardhani 2013 menyatakan bahwa komite audit yang
mengadakan rapat atau pertemuan secara teratur akan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan. Jumlah rapat ini
memproksikan monitoring. Semakin tingginya intensitas rapat yang dilakukan oleh komite audit, maka kualitas monitoring yang dijalankan
semakin baik dan hal tersebut akan meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan.
3. Pengaruh Keahlian Akuntansi Komite Audit terhadap Kualitas Laporan
Keuangan
Kusnadi, et. al 2015 menyatakan salah satu tugas utama komite audit adalah untuk mengawasi proses keuangan perusahaan, maka anggota
komite audit yang memiliki keahlian keuangan terutama keahlian akuntansi
40
tentunya lebih efektif dalam memonitor manajemen dalam praktek pelaporan
keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Sementara, Aldamen, et al. 2011 menyatakan komite audit yang memiliki
lebih banyak pengalaman dan keahlian keuangan lebih mungkin terkait dengan kinerja perusahaan yang positif di pasar.
Anggota komite audit seharusnya memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keuangan dan akuntansi. Hal ini diharapkan agar komite audit
dapat memperbaiki pengerjaan kualitas laporan keuangan Salehi, et.al, 2012. Zhang et al. 2007 menggunakan kelemahan pengendalian internal
sebagai ukuran kualitas pelaporan keuangan menemukan bahwa perusahaan lebih mungkin memiliki kelemahan pengendalian internal jika komite audit
mereka memiliki keahlian keuangan. Penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa komite audit dengan tingkat keahlian di bidang akuntansi dan
keuangan akan berpengaruh positif terhadap kualitas informasi keuangan yang disajikan perusahaan McDaniel, 2004 dalam Mutmainnah dan
Wardhani 2013
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Chtourou dan Courteau 2001 menemukan bahwa ukuran perusahaan di Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan kecil. Sedangkan penelitian di
Indonesia oleh Siregar dan Utama 2006 menemukan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan natural logaritma nilai pasar
41
ekuitas perusahaan pada akhir tahun berpengaruh signifikan negatif terhadap besaran pengelolaan laba, artinya semakin besar ukuran perusahaan semakin
kecil besaran pengelolaan labanya. Berbeda dengan penelitan yang sebelumnya, Nasution dan Setiawan
2007 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
5. Pengaruh leverage terhadap Kualitas Laporan Keuangan